Ke Desa Maria di NTB Yuk, Nikmati Keseruannya
24 June 2021 |
22:46 WIB
Indonesia terkenal dengan keindahan alam dan kekayaan akan budayanya. Banyak desa-desa di Indonesia yang sampai saat ini masih melestarikan adat dan budaya yang sudah lama ada.
Desa-desa penuh budaya itu menjadi harta yang harus dijaga karena merupakan identitas bangsa dan bisa menjadi tujuan wisata.
Dilansir dari Indonesia Travel, salah satu desa wisata yang Genhype bisa kunjungi adalah Desa Maria, di Bima, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Desa Maria wajib masuk dalam daftar kunjungan karena kekayaan budaya asli Suku Mbojo di Bima yang sangat mencerminkan keberagaman bumi Nusantara.
Berikut kegiatan yang Genhype bisa lakukan ketika berkunjung ke desa ini:
1. Mengintip sisi unik dan autentiknya rumah adat Suku Mbojo, Uma Lengge dan Jompa.
Jika di Bali ada jineng dan di Baduy ada leuit, maka di Bima, tepatnya di Desa Maria, ada uma lengge dan jompa sebagai cagar budaya yang memiliki fungsi utama sebagai tempat penyimpanan hasil pertanian masyarakat di Desa Maria.
Bentuk bangunan uma lengge sangatlah unik, yaitu menyerupai gazebo dengan atap tinggi yang terbuat dari rumput alang-alang.
Umumnya, uma lengge berukuran 2x2 meter dengan tinggi 5 meter. Sedangkan, jompa berbentuk seperti rumah panggung tinggi beratapkan genteng.
Di Desa Maria, terdapat sekitar 13 uma lengge dan 103 jompa milik rakyat yang sudah diwariskan secara turun temurun sejak zaman kolonial.
Selain menjadi salah satu ikon budaya di Desa Maria, uma lengge juga menjadi simbol ketahanan pangan masyarakat Bima. Pasalnya, hasil panen yang disimpan di uma lengge bisa bertahan hingga satu tahun.
2. Melihat proses pembuatan kain tenun khas Bima, tembe nggoli sekaligus merasakan sensasi seru membuatnya.
Desa-desa penuh budaya itu menjadi harta yang harus dijaga karena merupakan identitas bangsa dan bisa menjadi tujuan wisata.
Dilansir dari Indonesia Travel, salah satu desa wisata yang Genhype bisa kunjungi adalah Desa Maria, di Bima, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Desa Maria wajib masuk dalam daftar kunjungan karena kekayaan budaya asli Suku Mbojo di Bima yang sangat mencerminkan keberagaman bumi Nusantara.
Berikut kegiatan yang Genhype bisa lakukan ketika berkunjung ke desa ini:
1. Mengintip sisi unik dan autentiknya rumah adat Suku Mbojo, Uma Lengge dan Jompa.
Jika di Bali ada jineng dan di Baduy ada leuit, maka di Bima, tepatnya di Desa Maria, ada uma lengge dan jompa sebagai cagar budaya yang memiliki fungsi utama sebagai tempat penyimpanan hasil pertanian masyarakat di Desa Maria.
Bentuk bangunan uma lengge sangatlah unik, yaitu menyerupai gazebo dengan atap tinggi yang terbuat dari rumput alang-alang.
Umumnya, uma lengge berukuran 2x2 meter dengan tinggi 5 meter. Sedangkan, jompa berbentuk seperti rumah panggung tinggi beratapkan genteng.
Di Desa Maria, terdapat sekitar 13 uma lengge dan 103 jompa milik rakyat yang sudah diwariskan secara turun temurun sejak zaman kolonial.
Selain menjadi salah satu ikon budaya di Desa Maria, uma lengge juga menjadi simbol ketahanan pangan masyarakat Bima. Pasalnya, hasil panen yang disimpan di uma lengge bisa bertahan hingga satu tahun.
2. Melihat proses pembuatan kain tenun khas Bima, tembe nggoli sekaligus merasakan sensasi seru membuatnya.
Kalau Sumatra Utara punya kain ulos, maka Bima punya kain tenun khas yang bernama tembe nggoli atau biasa juga disebut sarung nggoli.
Terbuat dari benang kapas atau katun, tembe nggoli punya ragam warna yang cerah dan bermotif khas. Dari teksturnya, tembe nggoli berbahan halus dan tidak mudah sobek.
Uniknya, tembe nggoli akan hangat bila dipakai saat cuaca dingin dan terasa dingin jika dipakai saat cuaca panas.
Untuk menghasilkan satu buah sarung nggoli, pengrajin rata-rata membutuhkan waktu sekitar dua minggu.
Di Desa Maria, selain bisa melihat proses pembuatannya, Genhype juga bisa merasakan sensasi menenun langsung tembe nggoli menggunakan alat tenun tradisional didampingi oleh para pengrajinnya.
3. Berburu foto instagenic di uma lengge dengan menggunakan pakaian adat khas Bima.
Untuk urusan foto Instagrammable, Genhype jangan sampai melewatkan Cagar Budaya uma Lengge ya.
Di tempat ini, kalian bisa berburu foto instagenic dengan berpakaian layaknya masyarakat Bima.
Nah, cara berpakaian kaum wanita di Bima ini disebut dengan rimpu. Biasanya, rimpu terdiri dari dua lembar sarung nggoli yang dipakaikan sebagai atasan dan bawahan.
Bagi yang belum menikah, model Rimpu yang digunakan adalah berbentuk seperti cadar dan hanya memperlihatkan bagian mata, sedangkan bagi yang sudah menikah diperbolehkan menggunakan Rimpu dengan memperlihatkan seluruh wajah.
4. Menyaksikan langsung pertunjukan adat ekstrem khas Suku Mbojo di Bima, mpa’a ntumbu tuta (adu kepala).
Di tempat ini juga ada atraksi ekstrem dan menantang yang bernama ntumbu tuta atau yang berarti adu kepala.
Tradisi adu kepala ini merupakan ritual asli dan turun temurun masyarakat Bima di Desa Maria.
Pertunjukan ini akan memperlihatkan dua orang yang saling membenturkan kepala secara bergantian (satu dalam posisi menyerang dan satunya lagi dalam posisi bertahan). Pertunjukan ini biasanya diiringi oleh tabuhan gendang dan alat musik lainnya.
5. Beli ragam oleh-oleh untuk yang tersayang dari Desa Maria.
Jika sudah puas menjelajah keindahan Desa Maria, inilah saat yang tepat bagi Sobat Pesona berburu oleh-oleh untuk orang-orang tercinta.
Ada banyak pilihan buah tangan yang bisa kamu beli di sini. Mulai dari pernak-pernik, aksesori, kerajinan tangan, makanan, kopi, hingga kain tenun khas Bima, sarung tenun nggoli.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.