Masih Ragu Divaksin? Simak Penelitian Terbaru Ini
30 December 2021 |
13:49 WIB
Para ilmuwan dari AS dan Jerman baru-baru ini menyelidiki vaksin Covid-19 berbasis mRNA yang khusus dikembangkan Pfizer/BioNTech untuk menetralkan varian Omicron. Melibatkan puluhan relawan, hasil dari penelitian ini cukup positif untuk kita yang ingin aman dari varian baru itu.
Para ilmuwan menggunakan pseudovirus dari protein lonjakan SARS-CoV-2 tipe liar, varian Beta, Delta, dan Omicron. Pseudovirus adalah virus yang dimodifikasi dan dapat menginfeksi sel. Peneliti juga menggunakan sampel serum yang dikumpulkan dari penerima vaksin untuk memperkirakan titer penetral terhadap varian yang diuji.
Sebanyak 32 orang menerima dua dosis dan 30 lainnya menerima tiga dosis vaksin mRNA BNT162b2 yang dikembangkan oleh Pfizer/BioNTech itu. Penerima rejimen vaksinasi dua dosis memberikan sampel serum 21 hari setelah dosis kedua. Sementara penerima rejimen vaksinasi tiga dosis memberikan sampel satu bulan setelah dosis ketiga. Adapun dosis ketiga diberikan lebih dari enam bulan setelah menerima dosis kedua.
Hasilnya, antibodi yang diinduksi oleh suntikan dua dosis vaksin menunjukkan kemanjuran penetralan 22 kali lipat lebih rendah terhadap varian Omicron dibandingkan dengan virus tipe liar.
Kendati demikian, sebagian besar sampel serum dua dosis yang divaksinasi menetralkan varian Beta dan Delta. Hanya 12 dari 32 sampel yang menunjukkan titer yang dapat dideteksi terhadap varian Omicron. Namun, titer atau tingkat antibodi penetral 6 kali lipat dan 2 kali lipat lebih rendah terhadap varian Beta dan Delta dibandingkan dengan virus tipe liar.
Di sisi lain, dosis vaksin ketiga menyebabkan induksi 23 kali lipat dalam menetralkan antibodi terhadap varian Omicron dibandingkan dengan dosis vaksin kedua. Titer sebanding dengan yang dicapai terhadap virus tipe liar setelah dosis kedua.
“Yang penting, hampir semua sampel (29 dari 30 sampel) menunjukkan kemanjuran penetral terhadap varian Omicron. Dosis ketiga juga meningkatkan titer penetral terhadap SARS-CoV-2 tipe liar dan varian Beta dan Delta,” tulis penelitian yang diterbitkan di jurnal medis NEJM itu, dikutip Kamis (30/12/2021).
Para ilmuwan juga menganalisis apakah varian Omicron dapat lolos dari respons imun seluler yang ditimbulkan dari vaksinasi. Temuan mengungkapkan bahwa sekitar 85 persen dari epitop sel T yang diuji tetap tidak terpengaruh oleh mutasi lonjakan yang diamati pada varian Omicron. Pengamatan ini menunjukkan bahwa keseluruhan respons sel T yang diinduksi oleh vaksinasi mungkin masih efektif terhadap varian Omicron.
Bagaimana Genhype, masih ragu dan takut divaksin setelah melihat hasil penelitian di atas?
Editor: Indyah Sutriningrum
Para ilmuwan menggunakan pseudovirus dari protein lonjakan SARS-CoV-2 tipe liar, varian Beta, Delta, dan Omicron. Pseudovirus adalah virus yang dimodifikasi dan dapat menginfeksi sel. Peneliti juga menggunakan sampel serum yang dikumpulkan dari penerima vaksin untuk memperkirakan titer penetral terhadap varian yang diuji.
Sebanyak 32 orang menerima dua dosis dan 30 lainnya menerima tiga dosis vaksin mRNA BNT162b2 yang dikembangkan oleh Pfizer/BioNTech itu. Penerima rejimen vaksinasi dua dosis memberikan sampel serum 21 hari setelah dosis kedua. Sementara penerima rejimen vaksinasi tiga dosis memberikan sampel satu bulan setelah dosis ketiga. Adapun dosis ketiga diberikan lebih dari enam bulan setelah menerima dosis kedua.
Hasilnya, antibodi yang diinduksi oleh suntikan dua dosis vaksin menunjukkan kemanjuran penetralan 22 kali lipat lebih rendah terhadap varian Omicron dibandingkan dengan virus tipe liar.
Kendati demikian, sebagian besar sampel serum dua dosis yang divaksinasi menetralkan varian Beta dan Delta. Hanya 12 dari 32 sampel yang menunjukkan titer yang dapat dideteksi terhadap varian Omicron. Namun, titer atau tingkat antibodi penetral 6 kali lipat dan 2 kali lipat lebih rendah terhadap varian Beta dan Delta dibandingkan dengan virus tipe liar.
Di sisi lain, dosis vaksin ketiga menyebabkan induksi 23 kali lipat dalam menetralkan antibodi terhadap varian Omicron dibandingkan dengan dosis vaksin kedua. Titer sebanding dengan yang dicapai terhadap virus tipe liar setelah dosis kedua.
“Yang penting, hampir semua sampel (29 dari 30 sampel) menunjukkan kemanjuran penetral terhadap varian Omicron. Dosis ketiga juga meningkatkan titer penetral terhadap SARS-CoV-2 tipe liar dan varian Beta dan Delta,” tulis penelitian yang diterbitkan di jurnal medis NEJM itu, dikutip Kamis (30/12/2021).
Para ilmuwan juga menganalisis apakah varian Omicron dapat lolos dari respons imun seluler yang ditimbulkan dari vaksinasi. Temuan mengungkapkan bahwa sekitar 85 persen dari epitop sel T yang diuji tetap tidak terpengaruh oleh mutasi lonjakan yang diamati pada varian Omicron. Pengamatan ini menunjukkan bahwa keseluruhan respons sel T yang diinduksi oleh vaksinasi mungkin masih efektif terhadap varian Omicron.
Bagaimana Genhype, masih ragu dan takut divaksin setelah melihat hasil penelitian di atas?
Editor: Indyah Sutriningrum
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.