Pilihan makanan sehat dan tidak sehat (dok. Pexels)

Yuk Cari Tahu tentang Penyakit Metabolik yang Diramal Bakal Tambah Banyak

29 December 2021   |   20:24 WIB
Image
Desyinta Nuraini Jurnalis Hypeabis.id

Penyakit metabolik diprediksi meningkat pada 2022. Pemicu utamanya adalah pola hidup yang tidak sehat, terutama di masyarakat perkotaan. Penyakit metabolik merupakan suatu kondisi kelainan genetik yang menyebabkan adanya kelainan proses metabolisme. 

Spesialis Gizi Klinik dari Eka Hospital Bekasi dr. I Yuwanda Chrissander mengatakan dewasa ini terjadi pergeseran dari penyakit infeksius menjadi penyakit metabolik, terutama di masa pandemi virus corona. Adanya pembatasan sosial membuat gerak tubuh menjadi terbatas. Banyak orang bekerja dan beraktivitas dari rumah yang memicu gaya hidup sedentari. 

Semua bisa dilakukan seraya duduk hingga “rebahan”. Bahkan untuk makan saja, bisa dipesan melalui gadget dengan beragam pilihan makanan, cenderung fast food dan ultra food yang kandungan nutrisinya tidak terlalu memadai. 

“Kasus obesitas semakin meningkat, juga penyakit terkait metabolik mulai dari diabetes, gangguan tiroid, ovulasi, pembentukan hormon, fertilitas. Kalau lihat pola saat ini, angkanya akan meningkat karena semakin banyak pilihan makanan,” tegas Chriss kepada Hypeabis.id belum lama ini.

Apabila mengalami penyakit metabolik, tidak ada alasan lain. Chriss menyarankan harus segera ke dokter. Jangan sampai mendiagnosis sendiri dengan melihat informasi di media sosial yang belum tentu valid dan belum tentu bisa diterapkan personal pada diri kita.

Chriss menyebut ada 4 level penanganan nutrisi untuk mereka yang menderita penyakit metabolik. Pertama general nutrition yang bertujuan untuk menerapkan hidup yang sehat. Untuk mengetahui nutrisi yang tepat, bisa mengikuti pedoman umum gizi seimbang (PUGS) yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan.

Kedua, klinikal personalized nutrition untuk karakteristik nutrisi. Chriss menyebut setiap orang memiliki karakter nutrisi yang berbeda. Ketiga analisis DNA karena setiap orang memiliki DNA yang berbeda, maka tidak bisa sistem pola makan dipukul rata. Keempat yakni menelisik DNA yang bermasalah karena memang penyakit metabolik salah satu faktor risikonya adalah karena genetik.

“Jangan pernah mengikuti free meal, makan bebas sepuasnya jika mengalami gangguan metabolik,” imbuhnya. 

Chriss lebih lanjut menerangkan untuk mereka yang menderita penyakit metabolik kerap kali merasa cepat lelah dan selalu tidak puas dengan makanan yang memicu obesitas. Alhasil jika tidak ditangani, mereka bisa terkena komplikasi penyakit seperti serangan jantung atau ginjal. 

Oleh karena itu, untuk sehat pada 2022, Chriss menyarankan agar masyarakat tetap aktif bergerak dan hindari gaya hidup sedentari. “Walaupun bekerja, sempatkan 15-20 menit berjalan dalam sehari, jangan duduk saja,” sarannya.

Sebisa mungkin membawa makanan dari rumah. Jangan terlalu sering makan-makanan dan minuman cepat saji. Jangan terlalu sering minuman kekinian. Terapkan 3 langkah itu saja bisa mereduksi penyakit metabolik 70%-80%,” tuturnya. 

Editor: Fajar Sidik

SEBELUMNYA

Mau Cuan Bisnis Kosmetik? Yuk Coba Trik Reseller Ini

BERIKUTNYA

Stüssy x Nike Air Max Penny 5 Dikabarkan Rilis 2022

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: