Pro Axis Table, Teknologi Operasi Tulang Belakang Terbaru Kini Hadir di Indonesia
26 April 2022 |
19:29 WIB
Kualitas pengobatan di Indonesia saat ini tidak bisa dipandang remeh. Dokter mumpuni dan peralatan medis sebagai penunjang makin canggih, setara dengan rumah sakit besar serta ternama di negara-negara barat. Untuk itu, tidak perlu jauh-jauh pergi ke luar negeri untuk mengatasi masalah yang dihadapi, semua bisa diatasi di dalam negeri.
Salah satunya masalah atau kelainan pada tulang belakang. Di Indonesia, tepatnya di Eka Hospital baru saja hadir Pro Axis Table, meja operasi dengan teknologi robotic yang memiliki gerakan lebih halus dan presisi.
Spesialis Bedah Orthopedi dan Traumatologi, Konsultan Tulang Punggung dari Eka Hospital BSD dr. Luthfi Gatam menerangkan meja ini bisa ditekuk ke atas dan ke bawah, berbeda dengan meja operasi konvesnional yang bersifat statis.
Tidak perlu gerakan memindahkan posisi tubuh secara manual dan bantal tambahan sebagai penyangga agar tubuh pasien tetap stabil saat dioperasi. Tubuh pasien bisa lebih presisi dan dapat digerakkan dengan mudah saat operasi berlangsung. Risiko terjadinya cedera pada pasien pun menjadi sangat kecil.
"Risiko reoperasi juga direduksi. Angka reoperasi dulu bisa sampai 10 persen-20 persen, dengan alat ini kurang dari lima persen," ujar Luthfi.
Lebih lanjut dia menerangkan Pro Axis Table merupakan salah satu meja operasi tulang belakang paling canggih yang ada di dunia saat ini. Dalam operasi tulang belakang, posisi memang memengaruhi akses dan visibilitas. Dengan meminimalisir tingkat kesulitan dan risiko pendarahan, luka pasien pun dapat berkurang dan lebih cepat pulih.
Chairman of Gatam Institute Eka Hospital Orthopedic & Spine Center ini juga menrangkan bahwa penggunaan Pro Axis Table dapat mempercepat waktu operasi. "Dulu bisa berjam-jam, lama. Sekarang paling lama 2-3 jam saja," kata Luthfi.
Adapun meja operasi ini mampu mengangkat beban hingga 250 kilogram dengan daya tekuk 30 derajat. Meja buatan Amerika Serikat ini dapat digunakan hampir semua usia, kecuali di bawah 1 tahun.
Selain Pro Axis Table, Eka Hospital turut menghadirkan alat O-arm yang juga satu-satunya di Indonesia. Fungsinya mirip dengan CT Scan tetapi portable. Mesin ini dapat diintegrasikan dengan robot navigasi exelcius GPS sehingga akurasi robot GPS semakin tinggi.
Jika dulu petugas medis harus melakukan CT scan sebelum pasien masuk ke kamar operasi, saat ini scan bisa dilakukan saat pasien masih dalam posisi tengkurap selama operasi berlangsung.
Luthfi menjelaskan salah satu tujuan dari operasi kelainan tulang belakang adalah mencapai keseimbangan tubuh pasien, yang biasanya hanya dapat dinilai setelah operasi selesai. Dengan adanya alat ini, keseimbangan sudah dapat dinilai oleh tim dokter saat operasi masih berlangsung.
"Terutama saat operasi skoliosis. Alat ini bisa melihat tulang dengan tiga dimensi. Kelihatan semua sudah balance atau enggak," sebutnya.
Penunjang selanjutnya yang membantu opeasi tulang belakang lebih aman dan efisien adalah C-arm 3D yang memiliki fungsi untuk rontgen tulang pasien dari berbagai proyeksi (samping, atas, bawah, depan, belakang, dan rekonstruksi 3D) yang langsung dapat dilihat di ruang operasi. "C-arm 3D untuk memasukkan screws (implan) ke dalam," tambah Luthfi.
Sementara itu, Chief Operating Officer Eka Hospital Group, drg. Rina Setiawati mengatakan melalui penggunaan robot navigasi ini, akurasi penempatan screw bisa mencapai 99,9 persen. Keunggulan lain dari penggunaan robot navigasi ini juga memungkinkan operasi dilakukan secara minim sayatan, minim cedera jaringan dan risiko pendarahan yang lebih sedikit, mempersingkat waktu operasi, serta pemulihan yang lebih cepat.
"Dokter di Indonesia kini diperlengkapi alat canggih, bahkan lebih canggih dan satu-satunya di Asia Tenggara. Jadi berobat tidak perlu ke luar negeri," kata Rina.
Editor: Nirmala Aninda
Salah satunya masalah atau kelainan pada tulang belakang. Di Indonesia, tepatnya di Eka Hospital baru saja hadir Pro Axis Table, meja operasi dengan teknologi robotic yang memiliki gerakan lebih halus dan presisi.
Spesialis Bedah Orthopedi dan Traumatologi, Konsultan Tulang Punggung dari Eka Hospital BSD dr. Luthfi Gatam menerangkan meja ini bisa ditekuk ke atas dan ke bawah, berbeda dengan meja operasi konvesnional yang bersifat statis.
Tidak perlu gerakan memindahkan posisi tubuh secara manual dan bantal tambahan sebagai penyangga agar tubuh pasien tetap stabil saat dioperasi. Tubuh pasien bisa lebih presisi dan dapat digerakkan dengan mudah saat operasi berlangsung. Risiko terjadinya cedera pada pasien pun menjadi sangat kecil.
"Risiko reoperasi juga direduksi. Angka reoperasi dulu bisa sampai 10 persen-20 persen, dengan alat ini kurang dari lima persen," ujar Luthfi.
Lebih lanjut dia menerangkan Pro Axis Table merupakan salah satu meja operasi tulang belakang paling canggih yang ada di dunia saat ini. Dalam operasi tulang belakang, posisi memang memengaruhi akses dan visibilitas. Dengan meminimalisir tingkat kesulitan dan risiko pendarahan, luka pasien pun dapat berkurang dan lebih cepat pulih.
Chairman of Gatam Institute Eka Hospital Orthopedic & Spine Center ini juga menrangkan bahwa penggunaan Pro Axis Table dapat mempercepat waktu operasi. "Dulu bisa berjam-jam, lama. Sekarang paling lama 2-3 jam saja," kata Luthfi.
Adapun meja operasi ini mampu mengangkat beban hingga 250 kilogram dengan daya tekuk 30 derajat. Meja buatan Amerika Serikat ini dapat digunakan hampir semua usia, kecuali di bawah 1 tahun.
Selain Pro Axis Table, Eka Hospital turut menghadirkan alat O-arm yang juga satu-satunya di Indonesia. Fungsinya mirip dengan CT Scan tetapi portable. Mesin ini dapat diintegrasikan dengan robot navigasi exelcius GPS sehingga akurasi robot GPS semakin tinggi.
Jika dulu petugas medis harus melakukan CT scan sebelum pasien masuk ke kamar operasi, saat ini scan bisa dilakukan saat pasien masih dalam posisi tengkurap selama operasi berlangsung.
Luthfi menjelaskan salah satu tujuan dari operasi kelainan tulang belakang adalah mencapai keseimbangan tubuh pasien, yang biasanya hanya dapat dinilai setelah operasi selesai. Dengan adanya alat ini, keseimbangan sudah dapat dinilai oleh tim dokter saat operasi masih berlangsung.
"Terutama saat operasi skoliosis. Alat ini bisa melihat tulang dengan tiga dimensi. Kelihatan semua sudah balance atau enggak," sebutnya.
Penunjang selanjutnya yang membantu opeasi tulang belakang lebih aman dan efisien adalah C-arm 3D yang memiliki fungsi untuk rontgen tulang pasien dari berbagai proyeksi (samping, atas, bawah, depan, belakang, dan rekonstruksi 3D) yang langsung dapat dilihat di ruang operasi. "C-arm 3D untuk memasukkan screws (implan) ke dalam," tambah Luthfi.
Sementara itu, Chief Operating Officer Eka Hospital Group, drg. Rina Setiawati mengatakan melalui penggunaan robot navigasi ini, akurasi penempatan screw bisa mencapai 99,9 persen. Keunggulan lain dari penggunaan robot navigasi ini juga memungkinkan operasi dilakukan secara minim sayatan, minim cedera jaringan dan risiko pendarahan yang lebih sedikit, mempersingkat waktu operasi, serta pemulihan yang lebih cepat.
"Dokter di Indonesia kini diperlengkapi alat canggih, bahkan lebih canggih dan satu-satunya di Asia Tenggara. Jadi berobat tidak perlu ke luar negeri," kata Rina.
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.