Awas! Insomnia Bisa Sebabkan Gagal Jantung Hingga Stroke
19 May 2021 |
17:10 WIB
Kamu punya masalah tidur di malam hari alias insomnia? Hati-hati terkena penyakit jantung hingga stroke, loh.
Dalam penelitian yang diterbitkan di jurnal Circulation American Heart Association tahun lalu dikatakan bahwa orang dengan kecenderungan genetik terhadap insomnia berisiko lebih tinggi terkena penyakit arteri koroner, gagal jantung, dan stroke.
Penelitian ini mempelajari 1,3 juta orang dengan dan tanpa penyakit kardiovaskular di Swedia. Mereka menggunakan teknik penelitian acak untuk menentukan apakah orang yang membawa varian genetik dengan insomnia lebih berisiko mengalami masalah jantung dan peredaran darah.
"Insomnia dapat menyebabkan peningkatan berat badan, tekanan darah tinggi, dan diabetes tipe 2, yang semuanya merupakan faktor risiko penyakit kardiovaskular," kata Epidemiolog Kardiovaskular dan Nutrisi di Karolinska Institutet Swedia Susanna Larsson seperti dikutip dari Healthline.
Spesialis Pengobatan Paru dan Tidur di Allina Health's United Sleep and Lung Center, St. Paul, Minnesota, Andrew Stiehm mengatakan insomnia memang menyebabkan tekanan darah lebih tinggi. Akan tetapi penyakit jantung juga menyebabkan insomnia.
Sementara itu, menurut American Academy of Sleep Medicine (AASM) insomnia kronis dapat merusak kesehatan fisik, mental, dan emosional. Kondisi ini dapat mempengaruhi suasana hati, memori, dan fungsi kognitif.
Ahli Jantung dari Yale Medicine Joyce Oen-Hsiao mengatakan tidur yang cukup sangat baik untuk kesehatan. Ini membantu tubuh untuk rileks dan pulih setelah seharian bekerja keras.
Tidur juga mampu mengisi ulang tubuh kamu sehingga dapat meningkatkan metabolisme dan mengurangi stres, yang pada gilirannya dapat meningkatkan kesehatan jantung.
Sementara itu, Ahli Saraf dari Yale Medicine Deena Kuruvilla mengatakan ada hubungan yang menarik antara siklus tidur-bangun dan regulasi kardiovaskular. Misalnya, tidur dengan gerakan mata yang tidak cepat menurunkan tekanan darah arteri dan detak jantung serta meningkatkan fungsi parasimpatis jantung pada titik-titik tertentu di malam hari.
"Insomnia pada gilirannya dapat mempengaruhi regulasi jantung sirkadian dan menyebabkan penyakit kardiovaskular dan stroke," tegasnya.
Nah, bagi kamu yang memiliki masalah insomnia kronis, coba deh jalani terapi perilaku kognitif. Terapi ini menggabungkan strategi perilaku seperti mengatur jadwal tidur yang konsisten dengan strategi kognitif seperti mengganti ketakutan tentang sulit tidur dengan ekspektasi yang lebih membantu.
Ingat, tidur yang cukup bagi orang dewasa yakni 7 sampai 9 jam setiap malam. Jika tidak terpenuhi, kamu mungkin juga menderita kecemasan dan tidak memberikan waktu yang dibutuhkan hati untuk beristirahat.
Editor: Dika Irawan
Dalam penelitian yang diterbitkan di jurnal Circulation American Heart Association tahun lalu dikatakan bahwa orang dengan kecenderungan genetik terhadap insomnia berisiko lebih tinggi terkena penyakit arteri koroner, gagal jantung, dan stroke.
Penelitian ini mempelajari 1,3 juta orang dengan dan tanpa penyakit kardiovaskular di Swedia. Mereka menggunakan teknik penelitian acak untuk menentukan apakah orang yang membawa varian genetik dengan insomnia lebih berisiko mengalami masalah jantung dan peredaran darah.
"Insomnia dapat menyebabkan peningkatan berat badan, tekanan darah tinggi, dan diabetes tipe 2, yang semuanya merupakan faktor risiko penyakit kardiovaskular," kata Epidemiolog Kardiovaskular dan Nutrisi di Karolinska Institutet Swedia Susanna Larsson seperti dikutip dari Healthline.
Spesialis Pengobatan Paru dan Tidur di Allina Health's United Sleep and Lung Center, St. Paul, Minnesota, Andrew Stiehm mengatakan insomnia memang menyebabkan tekanan darah lebih tinggi. Akan tetapi penyakit jantung juga menyebabkan insomnia.
Sementara itu, menurut American Academy of Sleep Medicine (AASM) insomnia kronis dapat merusak kesehatan fisik, mental, dan emosional. Kondisi ini dapat mempengaruhi suasana hati, memori, dan fungsi kognitif.
Ahli Jantung dari Yale Medicine Joyce Oen-Hsiao mengatakan tidur yang cukup sangat baik untuk kesehatan. Ini membantu tubuh untuk rileks dan pulih setelah seharian bekerja keras.
Tidur juga mampu mengisi ulang tubuh kamu sehingga dapat meningkatkan metabolisme dan mengurangi stres, yang pada gilirannya dapat meningkatkan kesehatan jantung.
Sementara itu, Ahli Saraf dari Yale Medicine Deena Kuruvilla mengatakan ada hubungan yang menarik antara siklus tidur-bangun dan regulasi kardiovaskular. Misalnya, tidur dengan gerakan mata yang tidak cepat menurunkan tekanan darah arteri dan detak jantung serta meningkatkan fungsi parasimpatis jantung pada titik-titik tertentu di malam hari.
"Insomnia pada gilirannya dapat mempengaruhi regulasi jantung sirkadian dan menyebabkan penyakit kardiovaskular dan stroke," tegasnya.
Nah, bagi kamu yang memiliki masalah insomnia kronis, coba deh jalani terapi perilaku kognitif. Terapi ini menggabungkan strategi perilaku seperti mengatur jadwal tidur yang konsisten dengan strategi kognitif seperti mengganti ketakutan tentang sulit tidur dengan ekspektasi yang lebih membantu.
Ingat, tidur yang cukup bagi orang dewasa yakni 7 sampai 9 jam setiap malam. Jika tidak terpenuhi, kamu mungkin juga menderita kecemasan dan tidak memberikan waktu yang dibutuhkan hati untuk beristirahat.
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.