Ilustrasi kepanasan. (Dok. cookie_studio dari Freepik.com)

Duh, Kematian Akibat Cuaca Panas Tinggi, Waspadai Faktor Penyebabnya

01 June 2021   |   14:50 WIB

Genhype, cuaca yang sangat panas di siang hari enggak hanya menyebabkan sunburn pada kulit tapi juga bisa menyebabkan kematian di sebagian negara. Ternyata, satu studi terbaru menunjukkan bahwa penyebab dari tingginya kematian akibat kepanasan adalah karena perubahan iklim.

Setidaknya studi yang dipublikasikan dalam jurnal Nature Climate Change ini mencatat 37% kematian akibat kepanasan disebabkan oleh perubahan ini.

Dikutip dari The Verge, studi ini merujuk pada data dari 732 tempat di 43 negara selama 3 dekade dari tahun 1991-2018.

Para peneliti dalam studi ini menggunakan beberapa informasi meliputi kematian akibat kepanasan dan pembacaan temperatur dari lokasi-lokasi tersebut untuk membuat sebuah model komputer yang bisa menghitung jumlah kematian akibat perubahan iklim.

Hasilnya, negara-negara yang memiliki cuaca lebih hangat punya jumlah persentase kematian terkait perubahan iklim yang lebih tinggi dibanding dengan negara-negara dengan cuaca yang lebih dingin. Tentu, setiap negara punya persentase yang bervariasi.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat ada sekitar 166.000 orang yang meninggal akibat kepanasan dalam periode tahun 1998-2017. Angka ini makin tinggi dengan adanya perubahan iklim yang membuat orang-orang terekspos lebih banyak gelombang panas dibanding sebelumnya.

"Antara tahun 2000 dan 2016, jumlah orang yang terkekspos gelombang panas meningkat hingga sekitar 125 juta orang," ujar WHO.

Meski begitu, penelitian ini masih memiliki keterbatasan pada cakupan wilayah yang diteliti diakibatkan karena terbatasnya data terkait di kawasan Afrika dan Asia Tenggara meski sudah ada ratusan lokasi yang dilibatkan.

Data ini penting untuk membangun penghitungan kematian dan penyakit terkait suhu lingkungan secara global.
"Negara yang data terkaitnya tidak kami dapatkan seringkali berada dalam kerentanan perubahan iklim dan secara mengkhawatirkan merupakan kawasan utama dengan pertumbuhan populasi di masa depan. Mengumpulkan data ini bisa menjadi kunci bagi sains untuk menyediakan informasi yang dibutuhkan agar negara-negara ini bisa beradaptasi," jelas peneliti perubahan iklim Dann Mitchell dalam sebuah artikel pendamping hasil penelitian.

Dalam satu wawancara dengan The New York Times, kepala peneliti Ana Maria Vicedo-Cabrera mengatakan bahwa pihaknya sedang berpikir tentang masalah-masalah dalam perubahan iklim sebagai masalah yang akan dihadapi oleh generasi di masa depan.

Penelitian ini bukanlah yang pertama, di mana penelitian serupa juga pernah dilakukan dengan meneliti keterkaitan antara perubahan iklim dan kesehatan manusia.

Hasilnya, keduanya memiliki keterkaitan yang buruk dengan menekankan bahwa orang lanjut usia lebih rentan terhadap kematian akibat kepanasan hingga 54% pada periode 2000--2018.

Jadi, hati-hati dengan cuaca yang sangat panas ya! Pastikan untuk menggunakan krim pelindung dan mengetahui batas kapan tubuh sudah merasa terlalu panas sehingga pencegahan bisa dilakukan.

Editor: Roni Yunianto

SEBELUMNYA

Simak 4 Tips Cegah Diabetes Saat Bekerja dari Rumah

BERIKUTNYA

Ini 5 Jenis Susu yang Paling Sehat untuk Dikonsumsi

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: