Booster Vaksin AstraZeneca Efektif Melawan Varian Omicron
22 December 2021 |
13:32 WIB
Kabar terbaru datang dari pengembang vaksin Oxford/AstraZeneca. Ketua tim riset Oxford Sandy Douglas mengatakan vaksin tersebut dapat merespons varian baru lebih cepat dari yang diyakini sebelumnya, dan dinyatakan efektif hingga 80% terhadap varian Omicron.
“Vaksin berbasis adenovirus pada prinsipnya dapat digunakan untuk menanggapi varian baru apa pun lebih cepat daripada yang mungkin disadari beberapa orang sebelumnya,” ujarnya dilansir dari The Guardian, Rabu (22/12/2021).
Sementara itu, para peneliti di Imperial College London menyebut berdasarkan hasil penelitian, suntikan booster dapat memberikan perlindungan hingga 80 persen terhadap varian Omicron.
Pemodelan yang melibatkan vaksin AstraZeneca dan Pfizer tersebut menunjukkan efektivitas vaksin antara 0 persen dan 20 persen setelah dua dosis, dan antara 55 persen dan 80 persen setelah dosis booster. Penelitian ini didasarkan pada informasi yang terbatas pada Omicron.
Oleh karena itu, peneliti Imperial Profesor Azra Ghani menyarankan agar booster segera diberikan walaupun belum ada informasi yang cukup tentang seberapa parah penyakit yang disebabkan oleh varian Omicron dibandingkan dengan penyakit yang disebabkan oleh varian sebelumnya.
“Hasil kami menunjukkan pentingnya memberikan dosis booster sebagai bagian dari respons kesehatan masyarakat yang lebih luas,” tuturnya.
Kendati demikian, dia berpendapat booster harus diprioritaskan untuk populasi berisiko tinggi daripada vaksinasi primer pada kelompok usia yang lebih muda.
Di sisi lain, analisis terbaru dari Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) menunjukkan bahwa booster menawarkan perlindungan yang meningkat secara signifikan terhadap infeksi gejala dari varian baru. Mereka yang telah menerima suntikan booster disebut memiliki perlindungan hingga 70 persen.
Analisis menunjukkan bahwa vaksin AstraZeneca dan Pfizer memberikan tingkat perlindungan yang jauh lebih rendah terhadap infeksi simtomatik dari Omicron daripada Delta.
Adapun dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal medis The Lancet pada Senin, para peneliti menemukan perlindungan yang diberikan oleh dua dosis vaksin AstraZeneca mulai berkurang tiga bulan setelah suntikan kedua. Namun, varian Omicron belum ditemukan pada saat penelitian berlangsung.
“Kami menemukan perlindungan vaksin yang semakin berkurang terhadap penerimaan dan kematian rumah sakit Covid-19 di Skotlandia dan Brasil, ini menjadi jelas dalam tiga bulan setelah dosis vaksin kedua,” ungkap para peneliti.
Editor: Fajar Sidik
“Vaksin berbasis adenovirus pada prinsipnya dapat digunakan untuk menanggapi varian baru apa pun lebih cepat daripada yang mungkin disadari beberapa orang sebelumnya,” ujarnya dilansir dari The Guardian, Rabu (22/12/2021).
Sementara itu, para peneliti di Imperial College London menyebut berdasarkan hasil penelitian, suntikan booster dapat memberikan perlindungan hingga 80 persen terhadap varian Omicron.
Pemodelan yang melibatkan vaksin AstraZeneca dan Pfizer tersebut menunjukkan efektivitas vaksin antara 0 persen dan 20 persen setelah dua dosis, dan antara 55 persen dan 80 persen setelah dosis booster. Penelitian ini didasarkan pada informasi yang terbatas pada Omicron.
Oleh karena itu, peneliti Imperial Profesor Azra Ghani menyarankan agar booster segera diberikan walaupun belum ada informasi yang cukup tentang seberapa parah penyakit yang disebabkan oleh varian Omicron dibandingkan dengan penyakit yang disebabkan oleh varian sebelumnya.
“Hasil kami menunjukkan pentingnya memberikan dosis booster sebagai bagian dari respons kesehatan masyarakat yang lebih luas,” tuturnya.
Kendati demikian, dia berpendapat booster harus diprioritaskan untuk populasi berisiko tinggi daripada vaksinasi primer pada kelompok usia yang lebih muda.
Di sisi lain, analisis terbaru dari Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) menunjukkan bahwa booster menawarkan perlindungan yang meningkat secara signifikan terhadap infeksi gejala dari varian baru. Mereka yang telah menerima suntikan booster disebut memiliki perlindungan hingga 70 persen.
Analisis menunjukkan bahwa vaksin AstraZeneca dan Pfizer memberikan tingkat perlindungan yang jauh lebih rendah terhadap infeksi simtomatik dari Omicron daripada Delta.
Adapun dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal medis The Lancet pada Senin, para peneliti menemukan perlindungan yang diberikan oleh dua dosis vaksin AstraZeneca mulai berkurang tiga bulan setelah suntikan kedua. Namun, varian Omicron belum ditemukan pada saat penelitian berlangsung.
“Kami menemukan perlindungan vaksin yang semakin berkurang terhadap penerimaan dan kematian rumah sakit Covid-19 di Skotlandia dan Brasil, ini menjadi jelas dalam tiga bulan setelah dosis vaksin kedua,” ungkap para peneliti.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.