Siap-siap, Vaksinasi Booster Covid-19 Dimulai 12 Januari
03 January 2022 |
16:05 WIB
Desyinta Nuraini
Jurnalis Hypeabis.id
Indonesia segera memulai vaksinasi Covid-19 dosis ketiga pada awal tahun ini. Bukan hanya lansia, secara umum booster ini akan diberikan kepada mereka yang berusia di atas 18 tahun sesuai rekomendasi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). "Sudah Diputuskan Bapak Presiden (Joko Widodo) vaksinasi booster akan jalan 12 Januari, diberikan ke golongan dewasa di atas 18 tahun,” ujar Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam konferensi pers, Senin (3/12/2021).
Dia menyebut daerah yang bisa melaksanakan booster wajib memenuhi kriteria 70 persen vaksinasi pertama dan 60 persen vaksinasi dosis kedua. Menurut Budi saat ini ada 244 kabupaten/kota yang memenuhi kriteria tersebut.
Adapun, vaksinasi booster akan diberikan dengan jangka waktu di atas 6 bulan sesudah vaksinasi dosis kedua. Namun yang pasti, Budi menjelaskan kebutuhan vaksinasi booster ini mencapai 230 juta dosis. “Kita identifikasi ada 21 juta saran di bulan Januari yang sudah masuk kategori ini,” ungkapnya.
Mengenai jenis vaksin yang akan digunakan, Budi menyampaikan bahwa pemberian ada yang bersifat monolog, atau menggunakan jenis vaksin yang sama dengan suntikan sebelumnya, dan ada yang heterolog atau menggunakan vaksin yang berbeda dari sebelumnya. “Nanti akan segera diputuskan tanggal 10 setelah keluar rekomendasi ITAGI dan BPOM,” tegasnya.
Pusat Pengendalian Penyakit Amerika Serikat (CDC) serta Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) sebelumnya mengeluarkan kebijakan penggunaan vaksin Moderna disarankan hanya separuh dosis.
Dengan adanya kebijakan ini, Budi mengatakan para ahli tengah melakukan riset mengenai efektivitas dari dosis tersebut. Apabila efektivitas separuh dosis vaksin Moderna dan Pfizer tidak jauh beda dengan pemberian dosis penuh, kemungkinan besar seluruh kebutuhan vaksin booster bisa terpenuhi dari yang gratis.
“Ini masih diskusi, hasilnya nanti kelaur dari tim profesor ITAGI,” jelas Budi.
Editor: Dika Irawan
Dia menyebut daerah yang bisa melaksanakan booster wajib memenuhi kriteria 70 persen vaksinasi pertama dan 60 persen vaksinasi dosis kedua. Menurut Budi saat ini ada 244 kabupaten/kota yang memenuhi kriteria tersebut.
Adapun, vaksinasi booster akan diberikan dengan jangka waktu di atas 6 bulan sesudah vaksinasi dosis kedua. Namun yang pasti, Budi menjelaskan kebutuhan vaksinasi booster ini mencapai 230 juta dosis. “Kita identifikasi ada 21 juta saran di bulan Januari yang sudah masuk kategori ini,” ungkapnya.
Mengenai jenis vaksin yang akan digunakan, Budi menyampaikan bahwa pemberian ada yang bersifat monolog, atau menggunakan jenis vaksin yang sama dengan suntikan sebelumnya, dan ada yang heterolog atau menggunakan vaksin yang berbeda dari sebelumnya. “Nanti akan segera diputuskan tanggal 10 setelah keluar rekomendasi ITAGI dan BPOM,” tegasnya.
Pusat Pengendalian Penyakit Amerika Serikat (CDC) serta Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) sebelumnya mengeluarkan kebijakan penggunaan vaksin Moderna disarankan hanya separuh dosis.
Dengan adanya kebijakan ini, Budi mengatakan para ahli tengah melakukan riset mengenai efektivitas dari dosis tersebut. Apabila efektivitas separuh dosis vaksin Moderna dan Pfizer tidak jauh beda dengan pemberian dosis penuh, kemungkinan besar seluruh kebutuhan vaksin booster bisa terpenuhi dari yang gratis.
“Ini masih diskusi, hasilnya nanti kelaur dari tim profesor ITAGI,” jelas Budi.
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.