Intip 4 Tren Liburan yang Bakal Populer 2022
22 December 2021 |
08:31 WIB
Selama dua tahun terakhir, industri pariwisata secara global masih mengalami pasang surut akibat pandemi Covid-19. Tapi menjelang pertengahan tahun ini, pariwisata kini sudah mulai membaik dengan tingginya promosi di sejumlah destinasi wisata.
Meski di tahun ini konsep ekowisata atau wisata alam menjadi salah satu konsep yang menjadi tren di kalangan masyarakat, ada beberapa tren liburan lain yang juga diperkirakan bertahan di tahun 2022. Dikutip dari City Nomads, yuk cek empat tren di bawah ini.
Meski di tahun ini konsep ekowisata atau wisata alam menjadi salah satu konsep yang menjadi tren di kalangan masyarakat, ada beberapa tren liburan lain yang juga diperkirakan bertahan di tahun 2022. Dikutip dari City Nomads, yuk cek empat tren di bawah ini.
1. Revenge travel
Sejak tahun ini, revenge travel kini menjadi salah satu tren liburan yang diperkirakan akan semakin digemari dan akan bertahan di tahun 2022. Tren ini terjadi karena pembatasan kegiatan jarak jauh, terutama berlibur di luar kota atau luar negeri, yang ketat sehingga mempersulit masyarakat untuk rehat ke lokasi-lokasi yang jauh dari rumah.
Sejumlah ahli memperkirakan bahwa revenge travel akan terjadi dengan adanya lonjakan pengeluaran liburan paska pandemi, baik dalam segi durasi, paket berlibur, maupun pengalaman yang dicari.
Sejumlah ahli memperkirakan bahwa revenge travel akan terjadi dengan adanya lonjakan pengeluaran liburan paska pandemi, baik dalam segi durasi, paket berlibur, maupun pengalaman yang dicari.
2. Liburan berdurasi lama
Sebagai kelanjutan dari konsep revenge travel, berlibur dengan durasi yang lama diperkirakan akan menjadi salah satu tren liburan di tahun 2022 yang tetap bertahan atau bahkan semakin populer. Disebut sebagai slow traveling, wisatawan yang melakukan liburan biasanya menjadwalkan kegiatan ini untuk durasi selama beberapa minggu hingga lebih dari satu bulan.
(Baca juga: 7 Tips Liburan dengan Konsep Ekowisata, Agar Traveling Kalian Lebih Bermakna)
(Baca juga: 7 Tips Liburan dengan Konsep Ekowisata, Agar Traveling Kalian Lebih Bermakna)
3. Kombinasi liburan dan pekerjaan
Tren bekerja di destinasi liburan sebenarnya sempat populer bagi beberapa orang di kalangan pekerja sejak pandemi Covid-19 muncul. Akan tetapi, konsep ini diperkirakan akan mulai populer di tahun 2022 dengan banyaknya pekerja kantoran yang masuk ke dalam kategori digital nomad atau mereka yang bisa bekerja secara daring.
Hal ini terjadi bersamaan dengan pembatasan ruang gerak untuk bekerja secara konvensional yang mengharuskan para pekerja untuk hadir dan bekerja di gedung kantor secara tatap muka serta peralihan kerja dengan sistem hibrida dan/atau bekerja di rumah. Dengan ini, sistem bekerja jarak jauh sambil berlibur bisa jadi tren yang baru di tahun depan.
Hal ini terjadi bersamaan dengan pembatasan ruang gerak untuk bekerja secara konvensional yang mengharuskan para pekerja untuk hadir dan bekerja di gedung kantor secara tatap muka serta peralihan kerja dengan sistem hibrida dan/atau bekerja di rumah. Dengan ini, sistem bekerja jarak jauh sambil berlibur bisa jadi tren yang baru di tahun depan.
4. Ekowisata
Sejak pertengahan tahun 2021, ekowisata kini mulai digalakkan oleh sejumlah institusi pemerintahan dan pelaku bisnis yang bergerak di industri ini. Hal ini sebenarnya terjadi bersamaan dengan peningkatan kecenderungan masyarakat umum untuk melakukan beberapa aktivitas di luar ruangan, baik saat bersantai maupun saat mengadakan acara formal seperti pernikahan.
Tidak hanya itu, ekowisata juga menjadi tren dengan tingginya kesadaran akan lingkungan sehingga perlunya konsep berlibur yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan untuk seluruh pihak. Contoh dari implementasi adalah liburan dengan konsep camping, dukungan cinderamata buatan lokal, hingga wisata dengan pertimbangan emisi karbon yang minim.
Editor: Fajar Sidik
Tidak hanya itu, ekowisata juga menjadi tren dengan tingginya kesadaran akan lingkungan sehingga perlunya konsep berlibur yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan untuk seluruh pihak. Contoh dari implementasi adalah liburan dengan konsep camping, dukungan cinderamata buatan lokal, hingga wisata dengan pertimbangan emisi karbon yang minim.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.