Ilustrasi (Dok. pikisuperstar/Freepik)

Bagaimana Tren NFT ke Depan? Ini Menurut Kreator

21 December 2021   |   18:06 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id

Belakangan ini NFT menjadi perbincangan hangat di kalangan seniman atau kreator konten. NFT disebut berpotensi mendatangkan keuntungan bagi mereka pada masa depan lewat karya-karyanya yang dikonversi ke dalam bentuk aset digital. Lewat NFT, mereka bisa menjual karyanya dengan harga yang mereka inginkan.

NFT atau Non-Fungible Token sendiri adalah bukti kepemilikan atas suatu karya seni. Hal ini dikarenakan NFT dapat mengotentikasi aset digital ke dalam berbagai bentuk file seperti video, gif atau image yang tersimpan pada blockchain yang dapat menyatakan keaslian dan kepemilikannya.

Royalti yang didapat oleh para seniman dan kreator ini akan dikunci ke dalam smart contract. Dengan begitu, mereka akan menerima pembayaran dalam bentuk crypto setiap kali NFT mereka dijual kembali setelah penjualan awal.

Di Indonesia, potensi tren NFT di kalangan seniman dan kreator diprediksi akan semakin meningkat. Pasalnya, menurut Direktur Utama PT Bumilangit Digital Mediatama (BLDX), Budiasto Kusuma, NFT bisa menjadi wadah bagi para kreator untuk bisa mendapatkan penghargaan dari sektor digital.

“Serunya NFT ini ada smart contract dan bisa dikaitkan dengan beragam aktivitas dan utilisasi digital selanjutnya, sehingga bisa memungkinkan juga untuk menjadi alat engagement para penggemar suatu karya seni,” katanya saat ditemui di acara peluncuran NFT Bumilangit Gundala dan Sri Asih di Gedung Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Selasa (21/12/2021).

(Baca juga: Bumilangit Luncurkan NFT Pertama dari Karakter Gundala & Sri Asih)
 

o

Ilustrasi (Dok. pikisuperstar/Freepik)


Budi juga menjelaskan bahwa dalam ekosistem NFT, suatu karya digital memiliki value yang berbeda dari satu karya dengan karya lainnya.

Dia menganalogikan seperti seseorang membeli dua lukisan yang berbeda. Bedanya, pada NFT, tak hanya berbeda dari sisi kontennya, tetapi juga pada utility, activity, dan privilege yang bisa didapatkan oleh pemilik karya seni NFT.

“Misalnya dulu kami bikin film lalu dijadikan komik, itu saja. Sekarang dengan era digitalisasi semuanya bisa dikembangkan, kita bikin dua NFT ini [Gundala & Sri Asih], nanti di secondary market bisa memberikan royalti yang tidak ada batasnya untuk content creator,” tambahnya.

Dengan melihat tren NFT yang kian digandrungi, Budi menilai bahwa NFT hanya menjadi langkah awal dalam industri token kriptografi karena potensi perluasannya yang cukup besar.

Hal ini, kata Budi, bisa memberikan kesempatan untuk para kreator terutama yang memiliki karya otentik untuk lebih dikenal lagi secara luas dan bisa melibatkan para penggemarnya melalui teknologi digital untuk aktivitas kekaryaannya.

“Saya lihat di segmen milenial dan Gen Z, mereka lebih mengerti duluan tentang NFT karena mereka sudah dilahirkan di era digital. Nah, segmen-segmen yang lain tentunya tidak bisa mengerem lagi, karena era digital itu berjalan dengan cepat jadi mau tidak mau kita harus mengikuti tren,” ucap Budi.


Editor: Avicenna

SEBELUMNYA

PeduliLindungi Akan Ganti Nama Jadi CitizenHealth, Apa Bedanya?

BERIKUTNYA

Tips Berlibur Asyik Tanpa Boncos

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: