Ilmuwan Temui 7 Produk Picu Risiko Kanker
18 December 2021 |
04:49 WIB
Di seluruh dunia, diperkirakan 19,3 juta kasus kanker baru dan hampir 10 juta kematian akibat kanker terjadi pada tahun 2020, yang menjadikannya penyebab kematian nomor dua setelah penyakit jantung.
Para ilmuwan tidak sepenuhnya memahami bagaimana kanker bekerja atau apa yang menyebabkan kasus individu. Sulit untuk menentukan asal-usul kanker karena banyak faktor yang terlibat, termasuk genetika, lingkungan, gaya hidup, dan bahkan pekerjaan.
Penelitian tahun ini menemukan kaitan dengan kanker dalam kehidupan kita sehari-hari.
Meskipun menarik, bukti penelitian tidak secara langsung menunjukkan apa yang menyebabkan kanker, tetapi memahami korelasinya dapat membantu para ilmuwan untuk meningkatkan pengetahuan kita tentang penyakit ini dan bagaimana mencegahnya.
Dilansir melalui Insider, berikut produk yang ada di sekitar kita yang dapat meningkatkan risiko kanker.
Para ilmuwan tidak sepenuhnya memahami bagaimana kanker bekerja atau apa yang menyebabkan kasus individu. Sulit untuk menentukan asal-usul kanker karena banyak faktor yang terlibat, termasuk genetika, lingkungan, gaya hidup, dan bahkan pekerjaan.
Penelitian tahun ini menemukan kaitan dengan kanker dalam kehidupan kita sehari-hari.
Meskipun menarik, bukti penelitian tidak secara langsung menunjukkan apa yang menyebabkan kanker, tetapi memahami korelasinya dapat membantu para ilmuwan untuk meningkatkan pengetahuan kita tentang penyakit ini dan bagaimana mencegahnya.
Dilansir melalui Insider, berikut produk yang ada di sekitar kita yang dapat meningkatkan risiko kanker.
1. Alkohol
Minuman beralkohol diketahui dapat meningkatkan risiko kanker. Sementara alkohol telah lama dikategorikan sebagai karsinogen, penelitian terus mendukung teori bahwa mungkin tidak ada jumlah yang aman untuk diminum.
Sebuah penelitian The Lancet Oncology yang diterbitkan Juli lalu menemukan minum alkohol secara rutin, bahkan dalam jumlah sedang, terkait dengan risiko kanker yang lebih tinggi. Studi tersebut menemukan, minum sedikitnya dua minuman beralkohol sehari dikaitkan dengan 103.000 kasus kanker baru pada tahun 2020.
Sebuah penelitian The Lancet Oncology yang diterbitkan Juli lalu menemukan minum alkohol secara rutin, bahkan dalam jumlah sedang, terkait dengan risiko kanker yang lebih tinggi. Studi tersebut menemukan, minum sedikitnya dua minuman beralkohol sehari dikaitkan dengan 103.000 kasus kanker baru pada tahun 2020.
2. Tabir Surya
Tabir surya sering direkomendasikan sebagai strategi mitigasi kanker kulit akibat sinar ultraviolet dari matahari. Tapi tahun ini, Valisure, sebuah laboratorium pengujian independen, menarik 40 batch produk tabir surya setelah mereka dinyatakan positif mengandung benzena, bahan kimia industri karsinogenik.
Benzene telah diketahui meningkatkan risiko kanker sejak 1977 dan bahan kimia tersebut digunakan sebagai pelarut. Sementara jumlah bahan kimia dalam tabir surya kecil, menurut ahli setiap paparan memiliki dampak masing-masing.
Benzene telah diketahui meningkatkan risiko kanker sejak 1977 dan bahan kimia tersebut digunakan sebagai pelarut. Sementara jumlah bahan kimia dalam tabir surya kecil, menurut ahli setiap paparan memiliki dampak masing-masing.
3. Deodoran
Benzena, bahan kimia industri yang terkait dengan kanker darah seperti leukemia, juga ditemukan dalam produk deodoran semprot. Benzena bukan bahan dalam produk tetapi kemungkinan muncul akibat efek samping dari proses pembuatan produk, kata pernyataan dari Procter & Gamble.
Perusahaan mengatakan jumlah jejak benzena terdeteksi dalam bahan yang digunakan untuk menyemprotkan deodoran dari kaleng. Para peneliti mengatakan butana, propelan umum dalam semprotan aerosol, kemungkinan besar adalah sumber kontaminasi benzena.
Perusahaan mengatakan jumlah jejak benzena terdeteksi dalam bahan yang digunakan untuk menyemprotkan deodoran dari kaleng. Para peneliti mengatakan butana, propelan umum dalam semprotan aerosol, kemungkinan besar adalah sumber kontaminasi benzena.
4. Soda
Sebuah studi yang dirilis 6 Mei 2021 yang diterbitkan dalam jurnal Gut menemukan bahwa minum soda setiap hari dapat berkontribusi pada munculnya kanker kolorektal pada orang yang lebih muda. Bukti menunjukkan bahwa risiko tersebut dimulai pada masa remaja, dengan setiap porsi minuman manis setiap hari antara usia 13 hingga 18 tahun berkontribusi pada risiko kanker usus besar yang lebih tinggi sebelum usia 50 tahun.
Penyakit ini meningkat di kalangan generasi muda, dengan usia rata-rata diagnosis kanker kolorektal turun dari 72 tahun menjadi 66 tahun dalam beberapa tahun terakhir yang diperkirakan muncul akibat diet tidak sehat.
Penyakit ini meningkat di kalangan generasi muda, dengan usia rata-rata diagnosis kanker kolorektal turun dari 72 tahun menjadi 66 tahun dalam beberapa tahun terakhir yang diperkirakan muncul akibat diet tidak sehat.
5. Kosmetik Tahan Air
Sejumlah peneliti menguji 231 sampel produk kosmetik dan menemukan hampir setengahnya memiliki kadar fluor yang tinggi, yang menunjukkan adanya zat Perfluoroalkyl dan Polyfluoroalkyl (PFAS) yang umumnya ditemukan pada kosmetik tahan air.
Zat ini merupakan kelompok bahan kimia yang dapat bertahap lama di lingkungan sekitar dan tubuh manusia dari waktu ke waktu, terakumulasi dan menciptakan risiko kesehatan. Paparan jenis PFAS yang umum telah dikaitkan dengan beberapa jenis kanker, serta masalah tiroid dan sistem kekebalan.
Zat ini merupakan kelompok bahan kimia yang dapat bertahap lama di lingkungan sekitar dan tubuh manusia dari waktu ke waktu, terakumulasi dan menciptakan risiko kesehatan. Paparan jenis PFAS yang umum telah dikaitkan dengan beberapa jenis kanker, serta masalah tiroid dan sistem kekebalan.
6. Pestisida
Sebuah riset dari tahun 2021 menemukan bahwa perempuan yang kakek atau neneknya terekspos dengan pestisida beracun memiliki risiko tinggi terkena kanker payudara. DDT, atau dichloro-diphenyl-trichloroethane, adalah bahan kimia yang dilarang pada tahun 1972 setelah bukti menunjukkan risikonya terhadap kesehatan manusia dan lingkungan melebihi manfaat membunuh hama.
Wanita berusia 20-an dan 30-an yang orang tuanya terpapar DDT juga lebih mungkin mengalami menstruasi lebih awal, sekitar usia 11 tahun. Menstruasi dini dapat menjadi faktor risiko kondisi kesehatan di kemudian hari seperti kanker payudara, diabetes, dan tekanan darah tinggi.
Wanita berusia 20-an dan 30-an yang orang tuanya terpapar DDT juga lebih mungkin mengalami menstruasi lebih awal, sekitar usia 11 tahun. Menstruasi dini dapat menjadi faktor risiko kondisi kesehatan di kemudian hari seperti kanker payudara, diabetes, dan tekanan darah tinggi.
7. Parasit di air dan daging yang terkontaminasi.
Sebuah studi dari tahun 2021 menemukan bahwa mengkonsumsi daging mentah atau setengah matang dapat dikaitkan dengan risiko bentuk kanker otak yang langka melalui infeksi parasit.
Para peneliti di American Cancer Society menemukan toxoplasma gondii, parasit bersel tunggal yang ditemukan dalam daging dan air yang terkontaminasi, dikaitkan dengan kasus kanker otak agresif. Dikenal sebagai glioma, kanker langka ini bertanggung jawab atas 80% tumor otak ganas.
Editor: Fajar Sidik
Para peneliti di American Cancer Society menemukan toxoplasma gondii, parasit bersel tunggal yang ditemukan dalam daging dan air yang terkontaminasi, dikaitkan dengan kasus kanker otak agresif. Dikenal sebagai glioma, kanker langka ini bertanggung jawab atas 80% tumor otak ganas.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.