Koalisi Seni Berkolaborasi Mengajak Melek Proses Berkesenian
14 December 2021 |
17:37 WIB
Di balik suatu karya seni, ada proses panjang yang dijalani pegiat seni. Misalnya, riset, residensi, produksi, distribusi, pemasaran, advokasi kebijakan, dan pengarsipan. Manajer Pengembangan Organisasi dan Kemitraan Koalisi Seni, Retha Dungga banyak orang seringkali lupa dengan proses panjang ini.
Padahal, kita perlu bersama-sama merawat proses berkesenian ini sebagai bekal dalam berpikiran lebih terbuka dan inovatif.
Kreativitas yang bebas diekspresikan membantu kita jadi lebih sehat jiwa dan bahagia. Inilah pentingnya kebebasan berkesenian, yang jika dipenuhi akan berdampak besar bagi kesejahteraan masyarakat,” Retha, melalui siaran pers, Selasa (14/12).
Untuk menggalang dukungan publik terhadap upaya tersebut, Koalisi Seni berkolaborasi dengan White Shoes & The Couples Company (WSATCC) dan RURU Shop.
Kolaborasi ini terwujud dalam bentuk tiga kelas seni daring serta paket #merawatseni berisi tas selempang, buku sketsa, pensil, emblem bordir, dan stiker.
Tas selempang dan buku sketsa dalam paket tersebut menampilkan karya gambar dari vokalis WSATCC, Aprilia Apsari, berjudul Sanggar Lukis Anak-Anak, yang menekankan pentingnya merawat proses berkesenian sejak dini.
Adapun kelas seni yang diampu personel WSATCC dan manajer WSATCC bersama RURU Shop akan menjadi sesi berbagi dengan peserta untuk mengembangkan kemampuan menggambar, bermain musik, serta membuat merchandise musik.
Tiga kelas seni ini akan digelar pada Desember 2021.
“Merawat proses berkesenian buat kita penting. Musik tidak akan ada tanpa memperhatikan tahapan proses kreatif. Proses itu selalu dirawat sama White Shoes, misalnya dalam tahapan pembuatan album, lagu, dan video klip, juga turunannya seperti membuat merchandise,” kata Saleh Husein, gitaris WSATCC.
Adapun, bagi drummer WSATCC John Navid, melalui proses panjang ini bandnnya menemukan ide-ide baru untuk karyanya.
“Nongkrong, berkumpul, berstrategi, berinteraksi langsung. Bisa juga saat nonton film dan konser bareng, atau naik sepeda dan berenang bareng. Tapi yang paling penting adalah makan bareng. Karena di saat kita makan bareng, mau mengkritik atau mau diskusi apapun juga rasanya jadi lebih intim dan rileks,” tuturnya.
Shop Manager RURU Shop, Zellda Alienpang, berpendapat membeli merchandise seniman juga cara tepat untuk merawat proses berkesenian.
“Misal kita mau membeli oleh-oleh atau kado, carilah produk-produk dari seniman. Dengan begitu, si seniman jadi terbantu dan lebih semangat berkreasi,” ucapnya.
Dengan gotong royong, harapannya ada lebih banyak orang yang lebih peduli merawat proses berkesenian guna mendukung ekosistem seni Indonesia yang makin sehat.
Hanya ada maksimal 200 paket eksklusif tersedia, yang bisa didapatkan melalui pra-pesan (pre-order) hingga 24 Desember 2021 di lokapasar tokopedia.com/tokokoalisiseni.
Editor: Fajar Sidik
Padahal, kita perlu bersama-sama merawat proses berkesenian ini sebagai bekal dalam berpikiran lebih terbuka dan inovatif.
Kreativitas yang bebas diekspresikan membantu kita jadi lebih sehat jiwa dan bahagia. Inilah pentingnya kebebasan berkesenian, yang jika dipenuhi akan berdampak besar bagi kesejahteraan masyarakat,” Retha, melalui siaran pers, Selasa (14/12).
Untuk menggalang dukungan publik terhadap upaya tersebut, Koalisi Seni berkolaborasi dengan White Shoes & The Couples Company (WSATCC) dan RURU Shop.
Kolaborasi ini terwujud dalam bentuk tiga kelas seni daring serta paket #merawatseni berisi tas selempang, buku sketsa, pensil, emblem bordir, dan stiker.
Paket #merawatseni. (Dok. Koalisi Seni)
Adapun kelas seni yang diampu personel WSATCC dan manajer WSATCC bersama RURU Shop akan menjadi sesi berbagi dengan peserta untuk mengembangkan kemampuan menggambar, bermain musik, serta membuat merchandise musik.
Tiga kelas seni ini akan digelar pada Desember 2021.
“Merawat proses berkesenian buat kita penting. Musik tidak akan ada tanpa memperhatikan tahapan proses kreatif. Proses itu selalu dirawat sama White Shoes, misalnya dalam tahapan pembuatan album, lagu, dan video klip, juga turunannya seperti membuat merchandise,” kata Saleh Husein, gitaris WSATCC.
Adapun, bagi drummer WSATCC John Navid, melalui proses panjang ini bandnnya menemukan ide-ide baru untuk karyanya.
“Nongkrong, berkumpul, berstrategi, berinteraksi langsung. Bisa juga saat nonton film dan konser bareng, atau naik sepeda dan berenang bareng. Tapi yang paling penting adalah makan bareng. Karena di saat kita makan bareng, mau mengkritik atau mau diskusi apapun juga rasanya jadi lebih intim dan rileks,” tuturnya.
Shop Manager RURU Shop, Zellda Alienpang, berpendapat membeli merchandise seniman juga cara tepat untuk merawat proses berkesenian.
“Misal kita mau membeli oleh-oleh atau kado, carilah produk-produk dari seniman. Dengan begitu, si seniman jadi terbantu dan lebih semangat berkreasi,” ucapnya.
Dengan gotong royong, harapannya ada lebih banyak orang yang lebih peduli merawat proses berkesenian guna mendukung ekosistem seni Indonesia yang makin sehat.
Hanya ada maksimal 200 paket eksklusif tersedia, yang bisa didapatkan melalui pra-pesan (pre-order) hingga 24 Desember 2021 di lokapasar tokopedia.com/tokokoalisiseni.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.