Ilustrasi. (Photo by Becca McHaffie on Unsplash)

Yuk Buat 3 Dampak Luar Biasa Ini dengan Gaya Hidup Thrifting

13 December 2021   |   22:19 WIB
Image
Nirmala Aninda Manajer Konten Hypeabis.id

Tren mode berubah secepat musim. Perubahan ini menyebabkan banyak pakaian hanya dikenakan beberapa kali sebelum didiamkan menumpuk atau dibuang. Bahkan, sejumlah laporan menyatakan bahwa beberapa pakaian hanya dipakai tujuh hingga sepuluh kali sebelum dibuang.

Sebagian besar pakaian yang berputar di pasaran berakhir di tempat pembuangan, tertimbun selama ratusan bahkan ribuan tahun. Jika Genhype sedang mencari cara berbelanja yang lebih ramah lingkungan, pertimbangkan thrifting

Adapun, salah satu manfaat dari thrifting adalah menyelamatkan lingkungan.

Secara harfiah, thrifting artinya berhemat. Namun terminologi ini banyak digunakan di kalangan masyarakat sebagai kegiatan berbelanja barang bekas.

Di Indonesia, Pasar Senen dan Pasar Rumput mungkin jadi salah satu di antara banyak lokasi thrifting favorit untuk menemukan sejumlah koleksi vintage atau branded sekalipun, mulai dari pakaian, aksesoris, gawai, hingga barang koleksi lainnya.

Dilansir melalui Thrift World, ada setidaknya tiga manfaat thrifting yang tidak hanya dapat menyelamatkan isi dompet namun turut menjaga kelestarian lingkungan.
 

Mengurangi Limbah Tekstil

Ketika seseorang sudah bosan dengan satu pakaian, pilihannya adalah didonasikan atau dibuang. Sebagai contoh, rata-rata orang Amerika menghasilkan 160 kilogram limbah tekstil setiap tahun. Mengingat bahan kain pada pakaian jarang yang mudah terurai, sampah ini berakhir di tempat pembuangan akhir dan merusak lingkungan. Ketika limbah tekstil terurai, pakaian dapat menghasilkan gas rumah kaca dan meninggalkan bahan kimia beracun di tanah.

Salah satu cara untuk mengurangi limbah tekstil dapat dilakukan dengan berbelanja dan menyumbangkan pakaian yang tidak terpakai ke toko barang bekas. Toko-toko ini mengumpulkan pakaian dan mendistribusikannya ke mereka yang membutuhkan. Sampah bagi kita mungkin berguna untuk orang lain.
 

Mengurangi Konsumsi Air

Industri fesyen adalah konsumen air dengan volume signifikan, kedua yang plaling intens di dunia. Setiap tahun industri fashion menggunakan 79 miliar meter kubik air. Sejumlah besar air digunakan untuk menghasilkan bahan yang dibutuhkan dan selama proses pewarnaan. Jika ditelusuri:
  • Dibutuhkan 1.800 galon air untuk membuat sepasang jeans
  • Dibutuhkan 715 galon air untuk membuat satu kaos katun
  • Dibutuhkan 2.257 galon air untuk membuat sepasang sepatu
Salah satu cara untuk mengurangi konsumsi air adalah dengan thrifting. Karena dengan membeli baju bekas, kamu membantu mengurangi permintaan produk baru dan menghemat air.
 

Meminimalkan emisi karbon di atmosfer

Bukan rahasia lagi bahwa emisi karbon berbahaya bagi lingkungan. Banyak orang tidak tahu bahwa industri fesyen bertanggung jawab atas sebagian besar emisi karbon di atmosfer, terbesar kedua di dunia setelah industri minyak.

Kegiatan produksi menyumbang sekitar 10 persen dari emisi gas rumah kaca. Meminimalkan emisi karbon sangat penting untuk menghentikan perubahan iklim. Berbelanja di toko barang bekas memperlambat permintaan pakaian baru, sehingga mengurangi emisi karbon.

Editor: Fajar Sidik

SEBELUMNYA

Bukan Sekadar Berbagi Laba, Ini Manfaat CSR bagi Perusahaan

BERIKUTNYA

Jangan Ketinggalan Ya Bunda, Vaksin Covid-19 untuk Anak 6-11 Tahun Dimulai

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: