Ilustrasi (dok. Pexels)

Bunda, Ini 5 Tips Mengoptimalkan Fungsi Sensorik Anak

10 December 2021   |   22:30 WIB
Image
Desyinta Nuraini Jurnalis Hypeabis.id

Ada sejumlah cara untuk mengatasi gangguan perkembangan pada anak. Salah satunya dengan mengamati perkembangan motorik melalui kartu deteksi dini tumbuh kembang anak (DDTK). Fisioterapis di RSUI Mahasin Amaliyah menerangkan sistem sensori pusat adalah pondasi yang mendukung kegiatan pembelajaran anak dalam kehidupan sehari-hari.

Anak yang memiliki sensori normal dapat menampilkan perilaku normal. Sementara untuk yang mengalami gangguan sensori dapat terjadi hipersensitif atau hiposensitif.

Hipersensitif diantaranya perilaku menghindar, kurang nyaman, mudah lelah, atau takut dan bereaksi secara berlebihan terhadap stimulus yang diterima. 

"Hiposensitif yaitu perilaku sibuk mencari stimulus secara berlebih, tidak bisa diam atay banyak gerak, dan kurang berespon terhadap stimulus yang diterima," jelasnya, dikutip Jumat (10/12/2021).
 
Jika sensori dasar anak tidak optimal, kata Amaliyah yang terjadi anak akan salah mengartikan proses sensori yang diterima sehingga memunculkan perilaku yang tidak sesuai, contohnya anak ketakutan berlebih saat mendengar suara blender.

Ketidakoptimalan ini juga mempengaruhi kemampuan atensi dan self-esteem anak dimana kemampuan ini digunakan anak untuk bisa beraktivitas secara mandiri.
 
“Orang tua perlu untuk mengenali profil sensori anak jika dirasa mengalami gangguan. Untuk penentuan jenis gangguan ini tidak bisa hanya ditebak-tebak, sebaiknya dikonsultasikan ke ahlinya," tutur Amaliyah.
 
Nah, berikut ini beberapa tips dan trik bagi orang tua di rumah untuk mengoptimalkan fungsi sensoris anak.
 

1. Beri kesempatan.

Berikan kesempatan kepada anak untuk mengeksplor lingkungannya, fasilitasi mereka ketika bermain dan belajar dengan melibatkan seluruh komponen sensori anak. Jangan terlalu sering melarang anak, namun pastikan lingkungannya aman dan diawasi.
 

2. Atur pola tidur.

Mengatur pola tidur anak agar tidak terlalu malam. Pola tidur yang terlalu malam dapat mempengaruhi kemampuan metabolisme anak serta menghambat proses plastisitas otak anak yang sedang dalam proses tumbuh kembang.
 

3. Membatasi makanan.

Batasi makanan yang mengandung tinggi gula khususnya pada anak-anak hiperaktif, pada anak-anak dengan autisme disarankan untuk melakukan diet terkontrol baik diet sensori atau diet makanan tertentu namun perlu konsultasi dengan ahli.
 

4. Jauhkan gadget.

Jangan berikan gadget untuk anak di bawah 2 tahun, untuk anak 2 tahun ke atas batasi screen time sehari maksimal 1 jam dengan pendampingan, banyak perkembangan sensoris yang terabaikan jika anak menonton gadget.
 

5. Luangkan waktu.

Bermain dengan anak di rumah minimal 10 menit setiap harinya tanpa gadget atau distraksi lainnya. Jangan lupa untuk rajin memantau perkembangan anak, jika dirasa mengalami gangguan segera konsultasi ke klinik tumbuh kembang dan rehabilitasi medis untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Editor Fajar Sidik

SEBELUMNYA

Waspadai Disabilitas Perkembangan Anak, Begini Penjelasannya!

BERIKUTNYA

Ini Alasan OCBC NISP Buka Kantor Berkonsep Gym di Surabaya

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: