Waspadai Disabilitas Perkembangan Anak, Begini Penjelasannya!
10 December 2021 |
21:56 WIB
Memantau tumbuh kembang anak sangat penting untuk memastikan masa depan si buah hati yang sehat secara fisik dan mental. Untuk itu, para orang tua perlu mengetahui apakah si kecil dalam keadaan sehat atau mengalami keterlambatan pada masa pertumbuhannya.
Dokter Rehabilitasi Medis di Rumah Sakit Universitas Indonesia Amien Suharti menerangkan anak-anak bisa mengalami disabilitas perkembangan. Ini adalah sekelompok kondisi karena gangguan dalam bidang fisik, kemampuan belajar, bahasa, atau perilaku.
Kondisi ini dimulai selama periode perkembangan anak dan dapat mempengaruhi fungsi sehari-hari, serta biasanya berlangsung sepanjang hidup anak tersebut. Oleh karena itu, seorang anak yang mengalami keterlambatan perkembangan, penting untuk mendapatkan bantuan sesegera mungkin.
Suharti menerangkan pada tumbuh kembang anak terdapat 4 area perkembangan yang dinilai oleh dokter.
Dalam penanganan gangguan tumbuh kembang anak, prinsip tata laksana rehabilitasi medik yaitu mengoptimalkan kemampuan individu untuk mempertahankan dan mencapai tingkat fungsi fisik, mental, emosional, sosial dan spiritual yang lebih baik sehingga terjadi peningkatan kualitas hidup.
"Dalam mengoptimalkan hal ini, stimulasi sangatlah penting," sebut Suharti, Jumat (10/12/2021).
Dia menerangkan stimulasi adalah proses merangsang hubungan antar sel-sel otak yang dilakukan sejak dini secara terus-menerus, yang dapat mengembangkan berbagai kemampuan anak melalui pembentukan sirkuit otak.
"Dengan stimulasi yang cukup serta nutrisi yang baik, sinap akan berkembang pesat dan jalinan saraf lebih luas, yang pada akhirnya berperan dalam meningkatkan kecerdasan anak," jelasnya.
Dalam menangani gangguan pemrosesan sensori anak, Suharti menerangkan bahwa fokus terapi di rehabilitasi medis adalah dengan memunculkan motivasi anak untuk bermain interaktif dan bermakna sehingga partisipasi aktif dari pasien yang diterapi juga sangatlah penting.
“Penanganan disabilitas pada anak dengan tata laksana yang tepat dapat mengembalikan kemampuan fungsional dan partisipasi anak sesuai usia. Hal yang menarik bahwa setiap anak memiliki potensi, walaupun mungkin dia adalah seorang anak disable," tegasnya.
Editor: Fajar Sidik
Dokter Rehabilitasi Medis di Rumah Sakit Universitas Indonesia Amien Suharti menerangkan anak-anak bisa mengalami disabilitas perkembangan. Ini adalah sekelompok kondisi karena gangguan dalam bidang fisik, kemampuan belajar, bahasa, atau perilaku.
Kondisi ini dimulai selama periode perkembangan anak dan dapat mempengaruhi fungsi sehari-hari, serta biasanya berlangsung sepanjang hidup anak tersebut. Oleh karena itu, seorang anak yang mengalami keterlambatan perkembangan, penting untuk mendapatkan bantuan sesegera mungkin.
Suharti menerangkan pada tumbuh kembang anak terdapat 4 area perkembangan yang dinilai oleh dokter.
1. Bicara dan bahasa.
Bicara dan bahasa, yaitu kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara, berbicara, berkomunikasi, dan mengikuti perintah.2. Motorik kasar.
Motorik kasar yaitu kemampuan anak melakukan pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan otot-otot besar.3. Motorik halus.
Motorik halus yaitu kemampuan anak melakukan gerakan yang melibatkan otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat.4. Sosio-emosional.
Keempat sosio-emosional, yaitu kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya.Dalam penanganan gangguan tumbuh kembang anak, prinsip tata laksana rehabilitasi medik yaitu mengoptimalkan kemampuan individu untuk mempertahankan dan mencapai tingkat fungsi fisik, mental, emosional, sosial dan spiritual yang lebih baik sehingga terjadi peningkatan kualitas hidup.
"Dalam mengoptimalkan hal ini, stimulasi sangatlah penting," sebut Suharti, Jumat (10/12/2021).
Dia menerangkan stimulasi adalah proses merangsang hubungan antar sel-sel otak yang dilakukan sejak dini secara terus-menerus, yang dapat mengembangkan berbagai kemampuan anak melalui pembentukan sirkuit otak.
"Dengan stimulasi yang cukup serta nutrisi yang baik, sinap akan berkembang pesat dan jalinan saraf lebih luas, yang pada akhirnya berperan dalam meningkatkan kecerdasan anak," jelasnya.
Dalam menangani gangguan pemrosesan sensori anak, Suharti menerangkan bahwa fokus terapi di rehabilitasi medis adalah dengan memunculkan motivasi anak untuk bermain interaktif dan bermakna sehingga partisipasi aktif dari pasien yang diterapi juga sangatlah penting.
“Penanganan disabilitas pada anak dengan tata laksana yang tepat dapat mengembalikan kemampuan fungsional dan partisipasi anak sesuai usia. Hal yang menarik bahwa setiap anak memiliki potensi, walaupun mungkin dia adalah seorang anak disable," tegasnya.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.