Ladies Waspada, Ini 7 Gejala HIV Pada Wanita
25 August 2022 |
17:57 WIB
Kasus penularan HIV/AIDS yang terjadi di Kota Bandung cukup menyita perhatian publik. Apalagi mayoritas pengidap penyakit yang berisiko kematian ini terjadi pada usia produktif, yakni 15-64 tahun. Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Bandung mencatat hingga Desember 2021sebanyak 414 dari 5.943 kasus berasal dari kalangan mahasiswa.
HIV (human immunodeficiency virus) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Jika HIV tidak diobati, dapat menyebabkan acquired immunodeficiency syndrome (AIDS), kondisi di mana tubuh tidak bisa lagi melawan infeksi yang ditimbulkan.
Penyebaran HIV terbanyak yakni melalui hubungan intim yang tidak aman dan bergantian. Penyebab lainnya yakni penggunaan jarum suntik yang tidak steril, terutama ketika memakai narkoba.
Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pengidap HIV secara global pada 2021 sebanyak 38,4 juta. Penderita paling banyak adalah wanita sebanyak 19,7 juta, semenetara laki-laki 16,9 juta kasus.
Sebagai wanita, kamu harus lebih peduli terhadap penyakit ini ya, Ladies. Waspadai gejalanya sejak awal agar HIV/AIDS bisa ditangani lebih baik dan meningkatkan harapan hidup.
Berikut ini, Hypeabis.id merangkum sejumlah gejala HIV/AIDS yang khas dialami wanita dan tidak boleh disepelekan.
Infeksi jamur memang biasa dialami wanita, namun ketika kamu mengidap HIV, infeksi ini terjadi lebih sering dan sulit disembuhkan. Gejalanya berupa rasa terbakar di dalam dan sekitar vagina, rasa sakit saat berhubungan seks, sakit saat buang air kecil, dan keputihan yang kental.
Radang panggul atau pelvic inflammatory disease (PID) merupakan infeksi pada organ reproduksi wanita seperti serviks, rahim, dan ovarium. Penyakit ini paling sering disebabkan oleh infeksi menular seksual.
Gejalanya berup a rasa sakit saat berhubungan seks dan buang air kecil, menstruasi yang tidak teratur, dan peningkatan keputihan. Pada orang dengan HIV, gejala ini berlangsung lebih lama dari biasanya dan sering muncul.
Orang dengan HIV kerap mengalami perubahan siklus menstruasi. Siklus dan gejala khas menstruasi bisa menjadi lebih ringan, jarang, atau justru lebih berat dari biasanya. Sebagian wanita bahkan tidak mengalami menstruasi.
Fluktuasi hormon yang dialami orang dengan HIV pun menyebabkan gejala menstruasi seperti kram, nyeri payudara, dan kelelahan menjadi lebih parah.
HIV dapat menyebabkan gejala IMS seperti human papillomavirus (HPV) yang menimbulkan kutil kelamin lebih aktif. Infeksi juga dapat menyebabkan wabah herpes genita lebih sering dan intens, serta sulit diobati.
Ulkus seperti sariawan menjadi gejala tahap awal infeksi HIV. Ditandai dengan plak berwarna krem yang menempel di lidah, langit-langit mulut, atau bibir. Di tahap selanjutnya, ulkus ini berkembang menjadi borok merah di dalam pipi dan bibir, serta terasa menyakitkan.
Pembengkakan kelenjar getah bening juga mengi tanda awal HIV. Pembengkakan yang dapat terjadi di leher, belakang kepala, ketiak, dan pangkal paha ini dapat berlangsung selama beberapa bulan.
Pembengkakan kelenjar getah bening adalah respon ketika tubuh menangkis infeksi dengan menyimpan sel-sel kekebalan dan menyaring patogen.
Kebanyakan wanita yang terkena HIV mengalami ruam pada kulit. Bintik-bintik warna merah, merah muda, cokelat, atau ungu bisa muncul di kulit, dalam mulut, kelopak mata, atau hidung.
Editor: M R Purboyo
HIV (human immunodeficiency virus) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Jika HIV tidak diobati, dapat menyebabkan acquired immunodeficiency syndrome (AIDS), kondisi di mana tubuh tidak bisa lagi melawan infeksi yang ditimbulkan.
Penyebaran HIV terbanyak yakni melalui hubungan intim yang tidak aman dan bergantian. Penyebab lainnya yakni penggunaan jarum suntik yang tidak steril, terutama ketika memakai narkoba.
Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pengidap HIV secara global pada 2021 sebanyak 38,4 juta. Penderita paling banyak adalah wanita sebanyak 19,7 juta, semenetara laki-laki 16,9 juta kasus.
Sebagai wanita, kamu harus lebih peduli terhadap penyakit ini ya, Ladies. Waspadai gejalanya sejak awal agar HIV/AIDS bisa ditangani lebih baik dan meningkatkan harapan hidup.
Berikut ini, Hypeabis.id merangkum sejumlah gejala HIV/AIDS yang khas dialami wanita dan tidak boleh disepelekan.
1. Infeksi jamur pada vagina
Infeksi jamur memang biasa dialami wanita, namun ketika kamu mengidap HIV, infeksi ini terjadi lebih sering dan sulit disembuhkan. Gejalanya berupa rasa terbakar di dalam dan sekitar vagina, rasa sakit saat berhubungan seks, sakit saat buang air kecil, dan keputihan yang kental.
2. Penyakit radang panggul
Radang panggul atau pelvic inflammatory disease (PID) merupakan infeksi pada organ reproduksi wanita seperti serviks, rahim, dan ovarium. Penyakit ini paling sering disebabkan oleh infeksi menular seksual.
Gejalanya berup a rasa sakit saat berhubungan seks dan buang air kecil, menstruasi yang tidak teratur, dan peningkatan keputihan. Pada orang dengan HIV, gejala ini berlangsung lebih lama dari biasanya dan sering muncul.
3. Perubahan siklus menstruasi
Orang dengan HIV kerap mengalami perubahan siklus menstruasi. Siklus dan gejala khas menstruasi bisa menjadi lebih ringan, jarang, atau justru lebih berat dari biasanya. Sebagian wanita bahkan tidak mengalami menstruasi.
Fluktuasi hormon yang dialami orang dengan HIV pun menyebabkan gejala menstruasi seperti kram, nyeri payudara, dan kelelahan menjadi lebih parah.
Ilustrasi HIV/ Freepik
4. Inveksi menular seksual (IMS) meningkat
HIV dapat menyebabkan gejala IMS seperti human papillomavirus (HPV) yang menimbulkan kutil kelamin lebih aktif. Infeksi juga dapat menyebabkan wabah herpes genita lebih sering dan intens, serta sulit diobati.
5. Ulkus mulut
Ulkus seperti sariawan menjadi gejala tahap awal infeksi HIV. Ditandai dengan plak berwarna krem yang menempel di lidah, langit-langit mulut, atau bibir. Di tahap selanjutnya, ulkus ini berkembang menjadi borok merah di dalam pipi dan bibir, serta terasa menyakitkan.
6. Pembengkakan kelenjar getah bening
Pembengkakan kelenjar getah bening juga mengi tanda awal HIV. Pembengkakan yang dapat terjadi di leher, belakang kepala, ketiak, dan pangkal paha ini dapat berlangsung selama beberapa bulan.
Pembengkakan kelenjar getah bening adalah respon ketika tubuh menangkis infeksi dengan menyimpan sel-sel kekebalan dan menyaring patogen.
7. Ruam kulit
Kebanyakan wanita yang terkena HIV mengalami ruam pada kulit. Bintik-bintik warna merah, merah muda, cokelat, atau ungu bisa muncul di kulit, dalam mulut, kelopak mata, atau hidung.
Editor: M R Purboyo
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.