Astaga, Kasus HIV di Indonesia Masih Tinggi se-Asia Pasifik
01 December 2021 |
21:30 WIB
Setelah 40 tahun sejak kasus HIV-AIDS pertama dilaporkan, penyakit ini masih mengancam dunia. Bukan karena kurangnya pengetahuan atau kampanye publik, hal terbesar yang menghambat upaya mengatasi penyakit ini menurut UNAIDS adalah ketimpangan penanganan AIDS secara global.
Lantas, bagaimana kondisi penyakit HIV-AIDS di Indonesia saat ini?
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes RI, Dokter Siti Nadia Tarmizi, mengatakan ada penurunan angka infeksi baru HIV di dunia sejak tahun 2010 sampai 2020 sebanyak 26 persen dan 12 persennya terjadi di Asia Pasifik.
Di Indonesia, jumlah infeksi baru HIV tercatat sebanyak 32.000 pada tahun 2019-2020. Menurut Dokter Nadia, angka ini masih terbilang cukup tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara lain di Asia Pasifik.
“Artinya upaya kita untuk memutuskan rantai penularan HIV harus lebih dipercepat,” ujarnya dalam media briefing Peringatan Hari AIDS Sedunia melalui YouTube Kemenkes RI.
Dokter Nadia juga menegaskan bahwa Indonesia akan menuju pada ending AIDS pada 2030. Hal itu akan diwujudkan dengan tiga target utama yaitu 90 persen orang dalam HIV-AIDS (ODHA) mengetahui status HIV mereka, 90 persen tingkat pengobatan HIV, hingga 90 persen tercapai virus yang cepat tersupresi atau tertekan.
“Dengan begitu, tidak akan ada lagi infeksi baru, tidak ada kematian akibat AIDS, dan tidak ada diskriminasi pada ODHA,” imbuhnya.
Dalam paparannya, Dokter Nadia melaporkan bahwa sebanyak 543.100 orang di Indonesia diperkirakan hidup dengan HIV pada tahun 2020. Selain itu, ada 30.100 orang dalam HIV diperkirakan meninggal pada tahun 2020, di mana hanya 10.103 kasus kematiannya yang dilaporkan.
Sejak awal pandemi sendiri, dilaporkan sebanyak 915.000 kasus HIV terjadi di Indonesia dan diperkirakan 372 orang meninggal dunia karena HIV, dan sebanyak 27.580 orang baru diperkirakan terinfeksi HIV pada tahun 2020.
“Secara nasional, infeksi baru HIV tahun 2020 adalah 47 persen lebih rendah dibandingkan tahun 2010,” terangnya.
Editor Fajar Sidik
Lantas, bagaimana kondisi penyakit HIV-AIDS di Indonesia saat ini?
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes RI, Dokter Siti Nadia Tarmizi, mengatakan ada penurunan angka infeksi baru HIV di dunia sejak tahun 2010 sampai 2020 sebanyak 26 persen dan 12 persennya terjadi di Asia Pasifik.
Di Indonesia, jumlah infeksi baru HIV tercatat sebanyak 32.000 pada tahun 2019-2020. Menurut Dokter Nadia, angka ini masih terbilang cukup tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara lain di Asia Pasifik.
“Artinya upaya kita untuk memutuskan rantai penularan HIV harus lebih dipercepat,” ujarnya dalam media briefing Peringatan Hari AIDS Sedunia melalui YouTube Kemenkes RI.
Ilustrasi (Dok. Anna Shvets/Pexels)
“Dengan begitu, tidak akan ada lagi infeksi baru, tidak ada kematian akibat AIDS, dan tidak ada diskriminasi pada ODHA,” imbuhnya.
Dalam paparannya, Dokter Nadia melaporkan bahwa sebanyak 543.100 orang di Indonesia diperkirakan hidup dengan HIV pada tahun 2020. Selain itu, ada 30.100 orang dalam HIV diperkirakan meninggal pada tahun 2020, di mana hanya 10.103 kasus kematiannya yang dilaporkan.
Sejak awal pandemi sendiri, dilaporkan sebanyak 915.000 kasus HIV terjadi di Indonesia dan diperkirakan 372 orang meninggal dunia karena HIV, dan sebanyak 27.580 orang baru diperkirakan terinfeksi HIV pada tahun 2020.
“Secara nasional, infeksi baru HIV tahun 2020 adalah 47 persen lebih rendah dibandingkan tahun 2010,” terangnya.
Editor Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.