Jangan Asal Isi, Pastikan Bensin Motor Sesuai Kompresi Mesin
29 November 2021 |
15:26 WIB
Teknologi pada mesin sepeda motor terus berkembang. Bisa dilihat, kebanyakan motor-motor kini dirancang dengan rasio kompresi tinggi. Bukan tanpa tujuan, rasio kompresi demikian diatur agar mesin dapat menghasilkan performa dam efisiensi lebih baik.
Kompresi merupakan pemadatan udara yang dihasilkan pada silinder mesin melalui pergerakan piston. Sebuah mesin dikatakan memiliki kompresi tinggi apabila terdapat gap yang kecil antara volume silinder dengan piston.
Semakin tinggi kompresi, maka makin banyak pula udara yang dikompresi. Setelah itu, barulah udara dibakar oleh busi dan bahan bakar.
Dengan kompresi mesin tinggi inilah, performa dan efisiensi didapat oleh pemilik sepeda motor. Namun, manfaat itu juga tak lepas dari peran RON (Reasearch Octane Number) dari bensin yang dipilih. Jadi, semakin tinggi kompresi mesin sebuah motor, maka tinggi pula kebutuhan RON-nya.
Untuk lebih jelas, simak kebutuhan rasio kompresi terhadap nilai oktan pada bensin berikut ini menurut Astra Honda Motor:
RON 90: 9-10:1
RON 92: 10-11:1
RON 95: 11-12:1
Dari tabel di atas, terlihat dengan jelas bahan bakar seperti apa yang sesuai dengan kebutuhan kompresi mesin motor Anda. Namun, masih banyak pemilik motor awam akan hal ini.
(Baca juga: Tidak Boleh Kurang atau Lebih, Ini Pentingnya Mengecek Tekanan Angin Ban Mobil)
Untuk mengetahui angka tersebut mudah saja, kalian bisa melihatnya di buku panduan pemilik atau buku manual kendaraan kalian. Namun, perlu diketahui bahwa mesin-mesin baru biasanya kompresinya sudah lebih dari 10:1 atau membutuhkan bahan bakar beroktan tinggi.
Padahal, ketidaksesuaian pemilihan oktan bensin akan memberi dampak negatif terhadap mesin. Jika digunakan terus-menerus, akan terdapat penumpukan karbon di dalam ruang bakar.
Contoh paling umum, mesin akan ngelitik atau knocking akibat detonasi bensin terbakar sebelum waktunya. Ujung-ujungnya dapat merusak komponen mesin seperti piston dan klep.
Pun demikian apabila menggunakan bensin dengan RON lebih tinggi dari kebutuhan mesin. Akan ada bensin yang tidak terbakar yang mana bisa saja sisa BBM itu masuk ke komponen mesin dan bercampur dengan oli mesin.
Selain itu, penggunaan RON kepalang tinggi juga membuat suhu mesin tidak ideal atau terlalu panas.
Editor: Avicenna
Kompresi merupakan pemadatan udara yang dihasilkan pada silinder mesin melalui pergerakan piston. Sebuah mesin dikatakan memiliki kompresi tinggi apabila terdapat gap yang kecil antara volume silinder dengan piston.
Semakin tinggi kompresi, maka makin banyak pula udara yang dikompresi. Setelah itu, barulah udara dibakar oleh busi dan bahan bakar.
Dengan kompresi mesin tinggi inilah, performa dan efisiensi didapat oleh pemilik sepeda motor. Namun, manfaat itu juga tak lepas dari peran RON (Reasearch Octane Number) dari bensin yang dipilih. Jadi, semakin tinggi kompresi mesin sebuah motor, maka tinggi pula kebutuhan RON-nya.
Untuk lebih jelas, simak kebutuhan rasio kompresi terhadap nilai oktan pada bensin berikut ini menurut Astra Honda Motor:
RON 90: 9-10:1
RON 92: 10-11:1
RON 95: 11-12:1
Dari tabel di atas, terlihat dengan jelas bahan bakar seperti apa yang sesuai dengan kebutuhan kompresi mesin motor Anda. Namun, masih banyak pemilik motor awam akan hal ini.
(Baca juga: Tidak Boleh Kurang atau Lebih, Ini Pentingnya Mengecek Tekanan Angin Ban Mobil)
Untuk mengetahui angka tersebut mudah saja, kalian bisa melihatnya di buku panduan pemilik atau buku manual kendaraan kalian. Namun, perlu diketahui bahwa mesin-mesin baru biasanya kompresinya sudah lebih dari 10:1 atau membutuhkan bahan bakar beroktan tinggi.
Padahal, ketidaksesuaian pemilihan oktan bensin akan memberi dampak negatif terhadap mesin. Jika digunakan terus-menerus, akan terdapat penumpukan karbon di dalam ruang bakar.
Contoh paling umum, mesin akan ngelitik atau knocking akibat detonasi bensin terbakar sebelum waktunya. Ujung-ujungnya dapat merusak komponen mesin seperti piston dan klep.
Pun demikian apabila menggunakan bensin dengan RON lebih tinggi dari kebutuhan mesin. Akan ada bensin yang tidak terbakar yang mana bisa saja sisa BBM itu masuk ke komponen mesin dan bercampur dengan oli mesin.
Selain itu, penggunaan RON kepalang tinggi juga membuat suhu mesin tidak ideal atau terlalu panas.
Editor: Avicenna
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.