Waduh, Google Sebut Peretas Pakai Akun Cloud untuk Menambang Kripto
29 November 2021 |
15:19 WIB
Raksasa teknologi Google memperingatkan seluruh penggunanya bahwa para peretas (hacker) dunia maya telah menggunakan akun dalam layanan awan (cloud) untuk menambang mata uang kripto (cryptocurrency) yang tren investasinya terus meningkat.
Sebagaimana diketahui, layanan cloud dari Google menawarkan pengguna sebuah platform untuk menyimpan data dan fail secara daring. Ternyata, hal tersebut dimanfaatkan oleh peretas untuk menambang kripto.
Penambangan mata uang kripto mengacu pada proses memperoleh mata uang dengan memecahkan teka-teki kriptografi dengan bantuan komputer berdaya tinggi. Ini melibatkan validasi blok data dan menamb catatan transaksi ke catatan publik yang disebut blockchain.
Dalam istilah yang lebih sederhana, penambangan itu berarti penggunaan berbagai sumber daya untuk mengumpulkan mata uang kripto sebagai hadiah dari menyelesaikan sebuah pekerjaan tertentu.
Laporan Threat Horizons Google menyatakan bahwa 50 peretasan baru-baru ini yang melibatkan layanan cloud perusahaan, digunakan untuk mempraktikkan penambangan mata uang kripto yang memang belakangan tengah naik daun.
Lebih spesifik, dari 50 Google Cloud Platform yang disusupi, sekitar 86 persen digunakan untuk melakukan penambangan mata uang kripto, sebuah aktivitas yang intens menghabiskan sumber daya CPU dan GPU serta ruang penyimpanan.
Dalam laporan yang sama, raksasa teknologi itu menyatakan bahwa sekitar 10 persen peretasan dilakukan untuk memindai sumber daya yang tersedia untuk umum, guna mengidentifikasi sistem yang rentai dan 8 persen digunakan untuk menyerang target lain.
Adapun, dalam postingan blog, Google mengatakan bahwa pelanggan yang menggunakan layanan cloud menghadapi berbagai ancaman. Perusahaan menyatakan telah mengambil langkah-langkah taktis untuk mencegah kerugian dan dampak negatif lain.
"Sementara pelanggan cloud terus menghadapi berbagai ancaman di seluruh aplikasi dan infrastruktur, banyak serangan yang berhasil disebabkah oleh pola pemakaian yang buruk dan kurangnya implementasi kontrol dasar," tulis Google.
Editor : Fajar Sidik
Sebagaimana diketahui, layanan cloud dari Google menawarkan pengguna sebuah platform untuk menyimpan data dan fail secara daring. Ternyata, hal tersebut dimanfaatkan oleh peretas untuk menambang kripto.
Penambangan mata uang kripto mengacu pada proses memperoleh mata uang dengan memecahkan teka-teki kriptografi dengan bantuan komputer berdaya tinggi. Ini melibatkan validasi blok data dan menamb catatan transaksi ke catatan publik yang disebut blockchain.
Dalam istilah yang lebih sederhana, penambangan itu berarti penggunaan berbagai sumber daya untuk mengumpulkan mata uang kripto sebagai hadiah dari menyelesaikan sebuah pekerjaan tertentu.
Laporan Threat Horizons Google menyatakan bahwa 50 peretasan baru-baru ini yang melibatkan layanan cloud perusahaan, digunakan untuk mempraktikkan penambangan mata uang kripto yang memang belakangan tengah naik daun.
Lebih spesifik, dari 50 Google Cloud Platform yang disusupi, sekitar 86 persen digunakan untuk melakukan penambangan mata uang kripto, sebuah aktivitas yang intens menghabiskan sumber daya CPU dan GPU serta ruang penyimpanan.
Dalam laporan yang sama, raksasa teknologi itu menyatakan bahwa sekitar 10 persen peretasan dilakukan untuk memindai sumber daya yang tersedia untuk umum, guna mengidentifikasi sistem yang rentai dan 8 persen digunakan untuk menyerang target lain.
Adapun, dalam postingan blog, Google mengatakan bahwa pelanggan yang menggunakan layanan cloud menghadapi berbagai ancaman. Perusahaan menyatakan telah mengambil langkah-langkah taktis untuk mencegah kerugian dan dampak negatif lain.
"Sementara pelanggan cloud terus menghadapi berbagai ancaman di seluruh aplikasi dan infrastruktur, banyak serangan yang berhasil disebabkah oleh pola pemakaian yang buruk dan kurangnya implementasi kontrol dasar," tulis Google.
Editor : Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.