Virgil Abloh dan Visinya sebagai Desainer Penggebrak Nilai Tradisional
29 November 2021 |
12:55 WIB
Virgil Abloh akan dikenang sebagai salah satu perancang busana paling populer dan berpengaruh pada zamannya. Sebagai pendiri Off-White dan Direktur Kreatif Pakaian Pria untuk Louis Vuitton, perjalanannya dari menjadi pendatang baru pada 2009 hingga mengisi puncak industri, bisa dibilang merupakan kisah mode yang mengagumkan.
Sebagai seorang Afrika-Amerika dan seorang kreatif yang karyanya muncul dari genre streetwear rag-tag—genre yang definisinya sering dia tentang—Abloh adalah kebaruan dalam industri yang terkenal konservatif.
Sebelum menjadi desainer, Abloh ada seorang lulusan teknik sipil dan memiliki gelar master dari jurusan arsitektur. Ketika Abloh kuliah di Institut Teknologi Illinois, ada sebuah bangunan di kampus yang sedang dibangun yang dirancang oleh arsitek Rem Koolhaas, perancang runway Prada, yang memicu minatnya pada fesyen.
Saat belajar arsitektur, dia merancang T-shirt dan menulis tentang mode dan desain untuk blog terkenal, The Brilliance. Abloh memasuki dunia mode internasional ketika magang di Fendi pada tahun 2009, bersama rapper Amerika Kanye West.
Keduanya kemudian memulai kolaborasi artistik yang akan meluncurkan karir Abloh dalam mendirikan Off-White.
(Baca juga: Desainer Virgil Abloh Meninggal Dunia karena Kanker)
Sebagai orang kulit hitam pertama yang menjadi direktur artistik di sebuah rumah mode mewah Prancis, dia dinobatkan oleh majalah Time sebagai salah satu dari 100 orang paling berpengaruh di dunia pada tahun 2018.
The New York Times mengatakan pendekatan Abloh yang menjembatani streetwear dengan pakaian mewah Abloh adalah strategi yang transformatif.
Off-White
Pada tahun 2012, Abloh membuka butik bernama Pyrex Vision dengan konsep yang viral dan menuai kontroversi. Dia membeli produk Champion dan dead stock Ralph Lauren dengan harga sangat murah, lalu disablon grafik super sederhana di atasnya dan dijual seharga ratusan dolar.
Tahun berikutnya, Abloh mendirikan labelnya Off-White. Dia memusatkan estetika desain pada garis diagonal dan ikonografi panah putih, label polos, kemasan bertema industri dengan detil zip tie, kain kelas atas dan bentuk streetwear yang familier.
Berbasis di Milan, Italia, perusahaan itu digambarkan oleh Abloh sebagai wilayah abu-abu bagi investor dan kritikus mode. Selama peluncuran mereknya, dia menerima bantuan dari New Guards Group, yang juga membantu banyak desainer dan merek lain, seperti Palm Angels, Heron Preston, dan Marcelo Burlon.
Off-White dan desainnya menarik perhatian luas mulai dari Paris, kemudian berkembang ke China, Tokyo, Jepang dan Amerika Serikat.
Off-White membuat banyak pakaian yang mungkin dikenal orang awam sebagai mode kelas atas, tetapi label ini lebih dikenal untuk hal-hal seperti kaus seharga $1.000, phone case, kolaborasi menarik yang membantu mendorong industri resale sepatu kets senilai $1 miliar, sabuk bertema industri yang tampaknya tidak berfungsi, dan furnitur eksperimentalnya.
Merek Off-White terus berkembang dengan pembukaan toko di Jepang dan New York, dan koleksi furnitur di Milan. Kemitraan Abloh lainnya termasuk Nike, di mana dia menciptakan 10 desain sepatu kets ikonik; dan IKEA dengan lini furnitur yang dia desain sendiri.
Karyanya yang beragam menjadi koleksi pameran di Museum Seni Kontemporer Chicago tahun 2019.
Louis Vuitton
Abloh bergabung dengan Louis Vuitton pada tahun 2018 untuk memimpin divisi kreatif koleksi pakaian pria, membuatnya menjadi desainer Afrika-Amerika ketiga yang menjabat sebagai direktur artistik di sebuah rumah mode mewah Prancis.
Kedatangannya di Louis Vuitton menandai perpaduan antara fashion kelas atas dan streetwear. Di antara banyak selebritas yang pernah mengenakan rancangannya termasuk Rihanna dan Kim Kardashian.
Abloh juga merekrut BTS brand ambassador Louis Vuitton dan yang menjadi model koleksi spin-off-nya. Adapun atlet tenis Serena Williams mengenakan rancangannya di lapangan.
Untuk pesta pernikahannya dengan Justin Bieber, Hailey Bieber, mengenakan gaun pengantin yang dirancang oleh Abloh dan memuji sang desainer karena mengcastingnya dalam berbagai pertunjukan dan pemotretan.
Editor: Avicenna
Sebagai seorang Afrika-Amerika dan seorang kreatif yang karyanya muncul dari genre streetwear rag-tag—genre yang definisinya sering dia tentang—Abloh adalah kebaruan dalam industri yang terkenal konservatif.
Sebelum menjadi desainer, Abloh ada seorang lulusan teknik sipil dan memiliki gelar master dari jurusan arsitektur. Ketika Abloh kuliah di Institut Teknologi Illinois, ada sebuah bangunan di kampus yang sedang dibangun yang dirancang oleh arsitek Rem Koolhaas, perancang runway Prada, yang memicu minatnya pada fesyen.
Saat belajar arsitektur, dia merancang T-shirt dan menulis tentang mode dan desain untuk blog terkenal, The Brilliance. Abloh memasuki dunia mode internasional ketika magang di Fendi pada tahun 2009, bersama rapper Amerika Kanye West.
Keduanya kemudian memulai kolaborasi artistik yang akan meluncurkan karir Abloh dalam mendirikan Off-White.
(Baca juga: Desainer Virgil Abloh Meninggal Dunia karena Kanker)
Sebagai orang kulit hitam pertama yang menjadi direktur artistik di sebuah rumah mode mewah Prancis, dia dinobatkan oleh majalah Time sebagai salah satu dari 100 orang paling berpengaruh di dunia pada tahun 2018.
The New York Times mengatakan pendekatan Abloh yang menjembatani streetwear dengan pakaian mewah Abloh adalah strategi yang transformatif.
Off-White
Pada tahun 2012, Abloh membuka butik bernama Pyrex Vision dengan konsep yang viral dan menuai kontroversi. Dia membeli produk Champion dan dead stock Ralph Lauren dengan harga sangat murah, lalu disablon grafik super sederhana di atasnya dan dijual seharga ratusan dolar.
Tahun berikutnya, Abloh mendirikan labelnya Off-White. Dia memusatkan estetika desain pada garis diagonal dan ikonografi panah putih, label polos, kemasan bertema industri dengan detil zip tie, kain kelas atas dan bentuk streetwear yang familier.
Berbasis di Milan, Italia, perusahaan itu digambarkan oleh Abloh sebagai wilayah abu-abu bagi investor dan kritikus mode. Selama peluncuran mereknya, dia menerima bantuan dari New Guards Group, yang juga membantu banyak desainer dan merek lain, seperti Palm Angels, Heron Preston, dan Marcelo Burlon.
Off-White dan desainnya menarik perhatian luas mulai dari Paris, kemudian berkembang ke China, Tokyo, Jepang dan Amerika Serikat.
Off-White membuat banyak pakaian yang mungkin dikenal orang awam sebagai mode kelas atas, tetapi label ini lebih dikenal untuk hal-hal seperti kaus seharga $1.000, phone case, kolaborasi menarik yang membantu mendorong industri resale sepatu kets senilai $1 miliar, sabuk bertema industri yang tampaknya tidak berfungsi, dan furnitur eksperimentalnya.
Merek Off-White terus berkembang dengan pembukaan toko di Jepang dan New York, dan koleksi furnitur di Milan. Kemitraan Abloh lainnya termasuk Nike, di mana dia menciptakan 10 desain sepatu kets ikonik; dan IKEA dengan lini furnitur yang dia desain sendiri.
Karyanya yang beragam menjadi koleksi pameran di Museum Seni Kontemporer Chicago tahun 2019.
Louis Vuitton
Abloh bergabung dengan Louis Vuitton pada tahun 2018 untuk memimpin divisi kreatif koleksi pakaian pria, membuatnya menjadi desainer Afrika-Amerika ketiga yang menjabat sebagai direktur artistik di sebuah rumah mode mewah Prancis.
Kedatangannya di Louis Vuitton menandai perpaduan antara fashion kelas atas dan streetwear. Di antara banyak selebritas yang pernah mengenakan rancangannya termasuk Rihanna dan Kim Kardashian.
Abloh juga merekrut BTS brand ambassador Louis Vuitton dan yang menjadi model koleksi spin-off-nya. Adapun atlet tenis Serena Williams mengenakan rancangannya di lapangan.
Untuk pesta pernikahannya dengan Justin Bieber, Hailey Bieber, mengenakan gaun pengantin yang dirancang oleh Abloh dan memuji sang desainer karena mengcastingnya dalam berbagai pertunjukan dan pemotretan.
Editor: Avicenna
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.