Ilustrasi (dok. Freepik)

Teknologi AI, ML, Cloud, dan 5G Akan Memainkan Peran Penting Tahun Depan

23 November 2021   |   15:52 WIB
Image
Syaiful Millah Asisten Manajer Konten Hypeabis.id

Pandemi Covid-19 yang hingga kini masih berlangsung telah mempercepat adopsi teknologi mutakhir seperti kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), mesin pembelajaran (machine learning/ML), komputasi awan (cloud computing), hingga teknologi jaringan generasi kelima atau 5G.

Sebuah studi yang dipimpin oleh Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE) menyatakan bahwa teknologi-teknologi tersebut akan memainkan peranan penting pada tahun mendatang dalam berbagai sektor industri.

Studi mencatat sekitar 21 persen responden mengatakan bahwa AI dan ML akan menjadi teknologi paling vital di tahun depan. Diikuti dengan 29 persen yang mengatakan teknologi komputasi awan dan sekitar 17 persen teknologi jaringan 5G.

Akibat pandemi global, para pemimpin teknologi mengatakan pada tahun ini mereka mempercepat adopsi komputasi awan (60 persen), AI dan ML (51 persen), dan 5G (51 persen). Sekitar 95 persen responden setuju bahwa AI akan mendorong sebagian besar inovasi di hampir tiap sektor industri dalam 5 tahun ke depan.

(Baca juga: Visioner, Begini Rencana Huawei Untuk Teknologi Jaringan 6G)

Lebih lanjut, para pemimpin teknologi mengatakan bahwa 5G akan menguntungkan sektor telemedis termasuk operasi jarak jauh dan transmisi catatan kesehatan. Selain itu 5G juga akan mendorong pembelajaran dan pendidikan jarak jauh, komunikasi pribadi dan profesional harian, serta industri hiburan.

Selain itu, sebagai akibat dari peralihan ke pola kerja jarak jauh dan hibrid, lebih dari setengah atau sekitar 51 persen pemimpin teknologi yakin bahwa jumlah perangkat yang terhubung ke bisnis mereka—seperti ponsel pintar, tablet, sensor, dan robot—akan meningkat hingga satu setengah kali.

Adapun, kekhawatiran keamanan siber merupakan masalah yang menjadi perhatian banyak kalangan. Survei menyatakan sekitar 39 persen pemimpin perusahaan khawatir persoalan keamanan daring di perangkat mereka dan karyawan sendiri dan 35 persen khawatir kerentanan di sistem komputasi awan.

Kendati begitu, sebagian besar responden pemimpin teknologi mengaku lebih siap untuk menanggapi gangguan yang berpotensi menimbulkan persoalan seperti pelanggaran data atau bahkan bencana alam, dibandingkan dengan tahun sebelumnya.


Editor: Avicenna

SEBELUMNYA

Backstreet Boys & NSYNC Akan Reuni di Acara TV A Very Boy Band Holiday

BERIKUTNYA

David Mitchell Pastikan Matrix Resurrections Bukan Sekuel

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: