Ini Tanda-Tanda Diabetes sudah Merusak Ginjal
16 November 2021 |
20:03 WIB
Diabetes merupakan penyakit yang bisa merusak organ tubuh lainnya, salah satunya ginjal. Sayangnya, 2 dari 3 penderita diabetes tidak menyadari bahwa mereka mengalami penyakit gula kronis hingga kondisi sebenarnya sudah termasuk komplikasi.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Endokrin Metabolik Profesor Sidartawan mengatakan ginjal bisa rusak apabila diabetes tidak terkontrol. “Kalau gulanya tinggi terus terjadi kerusakan dan kalau sudah rusak, nggak bisa balik,” ujarnya dalam diskusi virtual yang digelar Kalbe, Selasa (16/11/2021).
Adapun diabetes terdiri dari empat kelompok. Pertama diabetes tipe 1, yakni ketika tubuh kurang atau sama sekali tidak memproduksi insulin. Diabetes tipe ini paling sering terjadi pada anak.
Kemudian diabetes tipe 2 alias diabetes melitus yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah dan paling banyak dialami masyarakat. Ini yang bisa memicu kerusakan ginjal.
Ada pula diabetes tipe 3 yang terjadi pada masa kehamilan dan setelah melahirkan akan hilang dengan sendirinya alias sembuh. Namun demikian, ibu yang mengalami diabetes saat hamil juga berisiko tinggi mengalami diabetes selanjutnya. Sementara diabetes tipe 4 atau tipe lain yakni terjadi ketika gula darah naik akibat mengonsumsi obat-obatan steroid.
Sementara itu, Sidarta menyebut ketika seseorang gula darahnya tinggi, sebaiknya segera melakukan perubahan gaya hidup. Pertama mengurangi makan, terutama yang mengandung gula tinggi. Kedua, melakukan aktivitas fisik seperti berolahraga.
Ketiga, apabila sudah membatasi makanan dan melakukan aktivitas fisik namun gula darah belum juga terkendali, bisa mengonsumsi obat-obatan yang dianjurkan dokter.
“Keempat kendalikan, pantau, kontrol apakah obat ini cukup, setiap penderita targetnya beda tergantung banyak faktor. Kelima, edukasi obat. Kalau enggak minum obat, akibatnya apa. Kalau kebanyakan obat akibatnya apa,” tuturnya.
Senada, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Ginjal dan Hipertensi Tunggul D Situmorang, menjelaskan diabetes yang merusak ginjal yakni apabila target pengendalian gula darahnya tidak tercapai.
“Pennyebab utama gagal ginjal bahkan sampai cuci darah adalah hipertensi dan diabetes yang tidak terkontrol. Kedua hal ini biasanya suka datang bersamaan,” ungkapnya.
Agar diabetes tidak sampai merusak ginjal, mencegahnya secara dini dengan mengendalikan gula darah menjadi faktor kunci.
Tunggul menyebut deteksi paling sederhana apakah ada kerusakan ginjal pada diabetes yakni dengan memeriksa urin. “Bagaimana kencingnya, apakah berbusa atau tidak. Artinya kalau berbusa sudah ada protein dalam urin,” jelasnya.
Namun deteksi paling awal bisa dilakukan melalui microalbuminuria, pemeriksaan untuk mengukur kadar albumin dalam urin. “Intinya dengan pengobatan yang baik, pengendalian gula darah, tekanan darah, tdak akan membuat komplikasi terhadap ginjalnya,” kata Tunggul.
Editor: Fajar Sidik
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Endokrin Metabolik Profesor Sidartawan mengatakan ginjal bisa rusak apabila diabetes tidak terkontrol. “Kalau gulanya tinggi terus terjadi kerusakan dan kalau sudah rusak, nggak bisa balik,” ujarnya dalam diskusi virtual yang digelar Kalbe, Selasa (16/11/2021).
Adapun diabetes terdiri dari empat kelompok. Pertama diabetes tipe 1, yakni ketika tubuh kurang atau sama sekali tidak memproduksi insulin. Diabetes tipe ini paling sering terjadi pada anak.
Kemudian diabetes tipe 2 alias diabetes melitus yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah dan paling banyak dialami masyarakat. Ini yang bisa memicu kerusakan ginjal.
Ada pula diabetes tipe 3 yang terjadi pada masa kehamilan dan setelah melahirkan akan hilang dengan sendirinya alias sembuh. Namun demikian, ibu yang mengalami diabetes saat hamil juga berisiko tinggi mengalami diabetes selanjutnya. Sementara diabetes tipe 4 atau tipe lain yakni terjadi ketika gula darah naik akibat mengonsumsi obat-obatan steroid.
Sementara itu, Sidarta menyebut ketika seseorang gula darahnya tinggi, sebaiknya segera melakukan perubahan gaya hidup. Pertama mengurangi makan, terutama yang mengandung gula tinggi. Kedua, melakukan aktivitas fisik seperti berolahraga.
Ketiga, apabila sudah membatasi makanan dan melakukan aktivitas fisik namun gula darah belum juga terkendali, bisa mengonsumsi obat-obatan yang dianjurkan dokter.
“Keempat kendalikan, pantau, kontrol apakah obat ini cukup, setiap penderita targetnya beda tergantung banyak faktor. Kelima, edukasi obat. Kalau enggak minum obat, akibatnya apa. Kalau kebanyakan obat akibatnya apa,” tuturnya.
Senada, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Ginjal dan Hipertensi Tunggul D Situmorang, menjelaskan diabetes yang merusak ginjal yakni apabila target pengendalian gula darahnya tidak tercapai.
“Pennyebab utama gagal ginjal bahkan sampai cuci darah adalah hipertensi dan diabetes yang tidak terkontrol. Kedua hal ini biasanya suka datang bersamaan,” ungkapnya.
Agar diabetes tidak sampai merusak ginjal, mencegahnya secara dini dengan mengendalikan gula darah menjadi faktor kunci.
Tunggul menyebut deteksi paling sederhana apakah ada kerusakan ginjal pada diabetes yakni dengan memeriksa urin. “Bagaimana kencingnya, apakah berbusa atau tidak. Artinya kalau berbusa sudah ada protein dalam urin,” jelasnya.
Namun deteksi paling awal bisa dilakukan melalui microalbuminuria, pemeriksaan untuk mengukur kadar albumin dalam urin. “Intinya dengan pengobatan yang baik, pengendalian gula darah, tekanan darah, tdak akan membuat komplikasi terhadap ginjalnya,” kata Tunggul.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.