Ilustrasi (dok. Pexels)

Awas, Workplace Bullying Bikin Depresi Hingga Ganggu Produktivitas

15 November 2021   |   22:41 WIB
Image
Desyinta Nuraini Jurnalis Hypeabis.id

Kamu pernah enggak sih merasa diintimidasi oleh senior di tempat kerja? Atau dikucilkan sama teman-teman di kantor? Nah perlakuan itu merupakan bentuk dari workplace bullying loh. Tentu kondisi ini membuat suasana bekerja menjadi tidak nyaman dan berpengaruh terhadap psikologis hingga pencapaian kinerja. 

Psikolog Klinis Dewasa Pingkan Rumondor menjelaskan bahwa workplace bullying atau perundungan di tempat kerja adalah serangkaian perilaku yang dilakukan secara sengaja dan berulang untuk mengintimidasi, menjatuhkan, atau menyakiti orang lain di tempat kerja. Contohnya seperti kekerasan fisik, verbal, pengucilan atau pemboikotan, sabotase pekerjaan, dan masih banyak perilaku negatif lainnya. 

Workplace bullying bisa dilakukan secara langsung, maupun secara online seperti via telepon atau cyberbullying,” ujarnya dalam diskusi bertajuk ‘Zero Tolerance for Workplace Bullying’ yang digelar Unilever, Senin (15/11/2021).

Adapun aksi workplace bullying ini dapat melibatkan tiga pihak. Pertama adalah pelaku, yang kebanyakan menyerang titik lemah target agar mereka terlihat berkuasa sehingga menutupi rasa malu terhadap ketidakmampuan atau ketidakpuasan dalam dirinya. 

Kemudian ada target, yang secara sengaja dipermalukan sehingga dapat mengalami berbagai efek psikologis seperti kecemasan, gejala depresi, hingga gejala post-traumatic stress disorder yang berdampak pada terganggunya keseharian dan produktivitas. 

Ketiga adalah saksi. Menurut Pingkan, tanpa pemahaman yang cukup mengenai cara menghadapi situasi workplace bullying, seringkali saksi mata hanya berdiam diri. Selain itu, semakin banyak orang yang menjadi saksi, ada kecenderungan saksi makin tidak tergerak menolong karena menunggu orang lain bergerak lebih dulu, atau disebut juga bystander effect. 

“Padahal saksi memiliki peranan yang krusial untuk mengintervensi perilaku tidak menyenangkan tersebut,” tegasnya.

Dalam mengatasi workplace bullying, menurut Pingkan keberanian menjadi kunci bagi target maupun saksi dalam melawannya, yakni dengan cara bersikap asertif untuk menolak sesuatu yang mengusik psikologis mereka. 

“Selain itu, mereka juga harus percaya bahwa mereka terlindung di bawah perusahaan yang memiliki kebijakan kuat terhadap segala bentuk diskriminasi dan bullying,” tutur Pingkan

Di sisi lain, Disability Womenpreneur Nicky Clara menyebut masih banyak teman-teman penyandang disabilitas yang rentan mengalami workplace bullying, misalnya karena stigma terhadap keterbatasan kemampuan mereka hingga rasa iba yang berlebihan. 

Sayangnya, mereka masih enggan bersuara, contohnya karena takut kehilangan pekerjaan yang sudah susah payah didapatkan. 

Oleh karena itu, dia berharap setiap perusahaan sepatutnya menerapkan prinsip kesetaraan dan inklusivitas sebagai acuan bagi penghormatan, pemenuhan, dan perlindungan hak-hak karyawan di tempat kerja. “Termasuk untuk teman-teman penyandang disabilitas, sehingga mereka dapat bekerja dengan nyaman, efektif dan produktif,” sebut Nicky.

Dalam mengatasi aksi workplace bullying, Head of Communications PT Unilever Indonesia Kristy Nelwan mengatakan perusahaannya memiliki jalur pengaduan khusus yang disebut Speak-Up Channel, sebuah whistleblower system dengan jaminan kerahasiaan penuh. Seluruh karyawan katanya bisa menyampaikan adanya penyimpangan terhadap peraturan dan ketentuan yang berlaku. 

“Kami juga aktif mendorong karyawan untuk bertanggung jawab dan berinisiatif jika melihat potensi pelanggaran,” ungkapnya.

Guna merangkul semakin banyak organisasi untuk memiliki sistem, struktur dan kepemimpinan yang berpihak pada anti-bullying, Unilever Indonesia lantas berkolaborasi dengan komunitas Sudah Dong untuk menyusun sebuah e-booklet yang dapat dengan mudah diakses banyak pihak agar kesadaran atas workplace bullying meningkat.

SEBELUMNYA

Waduh, Ada 18 Virus pada Hewan Jadi Ancaman Pandemi Baru

BERIKUTNYA

Simak Daftar Lengkap Pemenang AMI Awards 2021

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: