Mengenal Sosok Ismail Marzuki, Sang Maestro Musik Indonesia
10 November 2021 |
11:42 WIB
Giat berlatih dan mengembangkan musik.
Kemampuan Ismail Marzuki di dunia musik tidak datang secara instan. Saat berusia 17 tahun, pria yang sering disapa Ma’ing ini mengasah kemampuannya dengan giat berlatih. Pada 1923, dia bersama teman-temannya menjadi anggota perkumpulan musik Lief Java yang sebelumnya bernama Rukun Anggawe Santoso.Dalam perkumpulan itu, bakatnya berkembang dengan baik sebagai instrumentalis, penyanyi, penyair lagu dan mulai mengarang lagu-lagu. Dia pun betah berlama-lama memutar seribu macam lagu pada gramofon dan mendengarnya tanpa bosan.
Jika sebagian orang hanya mendengarkan lagu yang senantiasa baru, Ismail Marzuki justru lebih suka meresapi lagu selama puluhan kali dan berulang-ulang. Tak hanya musik Hollywood dan Jazz, dia juga menjadikan lagu-lagu daerah sebagai inspirasinya.
Sebut saja lagu daerah Maluku, Minahasa, Bugis, Melayu, Minang, tembang Cianjuran, gambus, keroncong, serta lagu-lagu ciptaan komponis agung bangsa Eropa dari Schubert, Mozart, Schumann, dan Mendelssohn. Semuanya menjadi sumber keindahan dalam karya-karya musiknya.
Racikan musiknya berhasil masuk ke dalam sanubari dan ingatan rakyat Indonesia, hingga pada akhir hayatnya pun Ismail Marzuki begitu dikenal sebagai maestro musik Indonesia.
Meninggal di pangkuan istri
Tahun 1950-an menjadi tahun-tahun yang cukup sulit bagi Ismail Marzuki. Terlebih ada beberapa pihak yang berusaha untuk memecah usahanya untuk mengembangkan kesenian daerah. Berulang kali, dia dicecar dengan kata-kata dan kalimat yang sinis. Beruntung, ada sang istri dan Rahmi Asiah, anak yang mereka adopsi yang selalu menghibur juga memberikan keceriaan tersendiri di bahtera rumah tangga mereka.Di masa-masa tersebutlah, kesehatan pria tamatan sekolah belanda Hollandsch Inlandsche School (HIS) ini mulai terganggu hingga akhirnya dia mengundurkan diri dari kegiatan orkestra. Aktivitasnya pun hanya terbatas pada karya komposisi saja.
Rupanya, siang hari pada 25 Mei 1958 menjadi hari terakhir Ismail bertatap muka dengan keluarga kecilnya. Usai makan siang, sang komponis bercengkrama dengan Rahmi dan tak luput berbaring di pangkuan sang istri seperti kebiasaannya yang sudah-sudah.
Sang istri merasa Ismail Marzuki tertidur pulas, namun dia tidak bergerak, tak ada pula sepatah kata yang diucapkan. Ismail kembali ke pangkuan Tuhan Yang Maha Esa tanpa pamit dan meninggalkan pesan. Ismail Marzuki meninggal di usia 44 tahun.
Editor Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.