Moire Rugs Floor Fairy Tales Vol. 2 (Dok. Moire Rugs)

Moire Rugs Rilis Koleksi Kolaborasi dengan 8 Desainer

11 November 2021   |   13:28 WIB
Image
Nirmala Aninda Asisten Manajer Konten Hypeabis.id

Pemahaman fungsi karpet kini berangsur bergeser menjadi karya kreatif dan seni yang tidak hanya sebagai alas di lantai, tetapi juga sebagai aksesoris yang mempercantik ruangan. Moire Rugs mencoba untuk membuktikan itu melalui koleksi Floor Fairy Tales Volume 2.

Seri terbaru ini menampilkan delapan desain karya enam desainer serta dua arsitek nasional maupun internasional yang mencoba menceritakan kisah mereka masing-masing lewat desain pada karpet.

Creative Director Moire Rugs, Tama Florentina, menyebut koleksi kali ini punya konsep yang lebih bebas di mana para seniman dapat mengeksplorasi berbagai jenis bahan, tekstur, bentuk hingga teknik untuk menghasilkan produk lokal dengan kualitas terbaik.

Menurutnya, kebebasan ini membuat koleksi yang dipamerkan terasa lebih intimate dengan perspektif para desainer. 

"Bagi kami keragaman latar belakang dan sudut pandang ini yang selalu menginspirasi kami tentang memaknai rasa melalui pertemuan desain dan seni pada produk kami," ujar Tama kepada hypeabis.id, Selasa (9/11).

(Baca juga: Cek Karya Desainer Muda Pemenang Tama Fashion Design Competition 2021)

Benih karya Ong Cen Kuang. (Dok. hypeabis/NAN)

Benih karya Ong Cen Kuang. (Dok. hypeabis/NAN)
 

Dia menambahkan koleksi ini merupakan persembahan dan apresiasi terhadap seluruh proses kreatif dan petualangan desain.

Para desainer Tanah Air yang terlibat pada koleksi kali ini adalah:
  • Shirley Gouw (Desainer Interior)
  • Nelson Liaw (Arsitek)
  • Randy Halim (Arsitek)
  • Severiano (Desainer Interior)
  • Sandy Karman (Desainer Grafis)
  • Ong Cen Kuang (Desainer Lighting)
Meskipun karpet bukan media berkarya yang biasa mereka kerjakan, ternyata perjalanan merancang dari awal menemukan ide hingga proses pembuatan adalah tantangan yang menyenangkan.

Setiap karpet memiliki sudut pandang dan karakteristik dari masing-masing seniman yang menyuguhkan keragaman atraktif.

Bukan hanya efek visual, ketika diraba oleh tangan kita bisa merasakan setiap tekstur yang digunakan baik itu dari bahan viscose, katun, wol, sehingga memperkaya pengalaman serta membuktikan bahwa karpet kini bukan sekadar alas atau penghias lantai.

 

Karya Alexander Lamont. (Dok. hypeabis/NAN)

Karya Alexander Lamont. (Dok. hypeabis/NAN)




Budiman atau Ong Cen Kuang, yang sejatinya adalah desainer lighting, menantang dirinya untuk mendesain dan memproduksi sebuah karpet yang kaya akan tekstur dan warna dan hanya ada satu di dunia.

Karpet berdiameter 200 centimeter yang diberi nama Benih ini butuh waktu kurang lebih 6 bulan untuk dibuat dan seluruhnya diproses dengan tangan untuk merajut, mengikat dan mengepang.

"Benih bagi saya adalah simbol dari awal kehidupan, seperti karya ini yang pertama kali saya buat, dan akan tumbuh nantinya. Prosesnya sangat menyenangkan," katanya.

Karyanya yang fenomenal dengan detil pada tekstur serta berkualitas tinggi itu dihargai Rp98 juta.

 

Karya Cyril Kongo. (Dok. hypeabis/NAN)

Karya Cyril Kongo. (Dok. hypeabis/NAN)


Selain 6 desainer Indonesia, Moire Rugs juga berkolaborasi dengan desainer dan pengrajin dari Inggris, Alexander Lamont, yang dikenal di mancanegara untuk karya-karyanya yang menggabungkan desain, seni dan kerajinan.

Karpet buatannya berdimensi 200 x 300 centimeter yang terbuat dari handknotted bamboo silk didominasi warna kuning mustard dihargai sebesar US$10.000.

Di samping itu ada pula karya kolaborasi dengan seniman grafitti Cyril Kongo yang menyajikan karpet berbahan wool dengan pola khasnya yakni spiral dengan dominasi warna hitam dan sedikit warna cerah. Karya ini dihargai sebesar 10.000 euro.


Editor: Avicenna

SEBELUMNYA

Dukung Karya Anak Bangsa, SOVLO Buat Kampanye #BanggaIlustratorLokal

BERIKUTNYA

Leonardo DiCaprio Akan Perankan Jim Jones, Pemimpin Sekte Kontroversial

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: