Iustrasi obat Covid-19 (dok. Pexels)

Harganya Murah, 1 Juta Pil Molnupiravir Tiba di Indonesia Akhir Tahun

08 November 2021   |   22:52 WIB
Image
Desyinta Nuraini Jurnalis Hypeabis.id

Pemerintah berupaya menghadirkan Molnupiravir sebagai antisipasi gelombang ketiga Covid-19. Obat Covid-19 oral pertama ini sebelumnya diklaim ampuh mengurangi angka rawat inap, dan keparahan gejala apabila terinfeksi SARS-CoV-2. 

Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, dalam rapat bersama Komisi IX DPR, Senin (8/11/20219), mengatakan pihaknya sudah membuat kesempatan dengan farmasi pembuat Molnupiravir, Merck, untuk membeli obat tersebut. 

“Kemarin saya sudah ke Amerika, deal dengan Merck, rencananya kita akan beli dulu sementara 600 ribu hingga 1 juta tablet bulan Desember,” ujarnya

Budi menjelaskan pembelian tersebut sebagai antisipasi dalam menghadapi libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) yang digadang-gadang mencetuskan gelombang ketiga pandemi Covid-19. 

“Kita siapkan dulu agar sebelum Nataru sudah ada stoknya. Sehingga kalau terjadi, mudah-mudahan tidak terjadi apa-apa di Nataru, kita sudah siap obatnya,” jelasnya. 

(Baca juga: Luhut Pastikan Obat Covid-19 Molnupiravir & Paxlovid Diproduksi di Indonesia)

Saat ini katanya sudah ada diskusi antara beberapa perusahaan farmasi swasta dan BUMN Indonesia dengan perusahaan India serta Merck untuk mendatangkan obat tersebut.

Pemerintah Indonesia juga sedang bernegosiasi Merck dan Medicines Patent Pool (MPP) agar Molnupiravir bisa diproduksi oleh perusahaan farmasi di dalam negeri. Sejauh ini, Merck baru memberikan lisensi kepada 8 perusahaan farmasi di India.

"Target kami tahun depan bisa diproduksi di sini,” tegas Budi. 

Adapun harga obat ini terbilang cukup murah. “Hitungan kami ini 40-50 dolar AS, jadi enggak terlalu mahal,” sebutnya.

Sementara dosisnya kira-kira butuh 8 tablet dalam sehari. Penggunaan obat ini dilakukan selama 5 hari. Dengan demikian, 1 orang pasien membutuhkan sekitar 40 tablet dalam proses penyembuhan. 

Budi mengatakan Molnupiravir diberikan kepada pasien Covid-19 yang saturasi oksigennya di atas 94-95 persen. “Kalau dia nggak harus ke RS, saturasi oksigen masih di atas 94-95, berdasarkan hasil uji klinis itu 50 persen bisa sembuh tanpa perlu masuk RS," tuturnya.


Editor: Avicenna

SEBELUMNYA

Galeri Nasional Indonesia Tambah Kuota Kunjungan

BERIKUTNYA

Bertabur Bintang, LACMA Art + Film Gala Rayakan Seni dari Pantai Barat

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: