Gagal Jantung pada Usia Muda, Ini Penyebabnya
03 November 2021 |
14:28 WIB
Gagal jantung bisa menyerang siapa saja, bahkan mereka yang masih berusia muda. Hari ini, muncul kabar duka yang mana pesinetron Hanna Kirana dikabarkan meninggal dunia pada usia 23 tahun akibat kondisi tersebut. Lantas, apakah yang dimaksud dengan gagal jantung ?
Gagal jantung adalah kondisi medis ketika jantung tidak bisa bekerja dengan optimal sebagaimana mestinya. Artinya, darah yang dipompa jantung tidak bisa membawa oksigen dan nutrisi yang cukup untuk memastikan tubuh berfungsi dengan normal.
Walaupun disebut gagal jantung, bukan berarti jantung berhenti bekerja sama sekali. Spesialis jantung dr. Vito Anggarino Damay menerangkan gagal jantung adalah faktor paling akhir dari semua penyakit jantung.
“Gagal jantung di usia muda bisa karena penyakit jantung bawaan, penyakit jantung rematik, atau kardiomiopati semacam kelemahan otot jantung,” ujarnya saat dihubungi Hypeabis.id, Rabu (3/11/2021).
Pencetus gagal jantung pada usia muda kata Vito juga bisa disebabkan infeksi berat dan peradangan. Sebelum seseorang mengalami gagal jantung, ada beberapa gejala yang bisa dialami. Gejalanya berupa cepat lelah, napas pendek saat beraktivitas, dan sesak napas.
(Baca juga: Bintang Sinetron Hanna Kirana Meninggal Dunia)
Oleh karena itu, apabila mengalami gejala tersebut, sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter mengingat gagal jantung bisa diobati usai diketahui faktor penyebabnya.
“Kalau diobati, dia masih bisa bekerja, long life,” tegas Vito.
Vito menerangkan pemeriksaan jantung bisanya dengan metode elektrokardiogram (EKG) yakni memeriksa sistem kelistrikan jantung terkait dengan irama detak jantung, dan magnetic resonance imaging (MRI) untuk mengetahui struktur jantung dan mengecek fungsi pemompaannya.
Terkadang pemeriksaan dilakukan melalui rontgen apabila di daerah tersebut tidak tersedia EKG dan MRI.
“Pastikan dulu penyakitnya, tegakkan dulu diagnosisnya lalu penyebabnya apa, baru setelah itu kita tangani dengan obat-obatan,” imbuhnya.
Namun sayangnya, mereka yang memiliki penyakit jantung kerap kali melepas pengobatan ketika kondisi dirasa sudah mulai pulih. Ini yang menyebabkan mereka sering ‘kumat’ dan kondisi jantungnya sulit kembali normal.
“Karena ini pengobatan jangka panjang. Kepatuhan yang menjadi kendala,” tegasnya.
Di sisi lain, Vito menyarankan bagi mereka yang telah menginjak usia 20 tahun, sebaiknya melakukan pemeriksaan jantung minimal satu kali. Deteksi dini diperlukan agar penanganan bisa dilakukan dengan cepat dan tepat.
“Ada penyakit jantung yang kita tidak tahu kalau kita tidak peristiwa,” tuturnya.
Editor: Avicenna
Gagal jantung adalah kondisi medis ketika jantung tidak bisa bekerja dengan optimal sebagaimana mestinya. Artinya, darah yang dipompa jantung tidak bisa membawa oksigen dan nutrisi yang cukup untuk memastikan tubuh berfungsi dengan normal.
Walaupun disebut gagal jantung, bukan berarti jantung berhenti bekerja sama sekali. Spesialis jantung dr. Vito Anggarino Damay menerangkan gagal jantung adalah faktor paling akhir dari semua penyakit jantung.
“Gagal jantung di usia muda bisa karena penyakit jantung bawaan, penyakit jantung rematik, atau kardiomiopati semacam kelemahan otot jantung,” ujarnya saat dihubungi Hypeabis.id, Rabu (3/11/2021).
Pencetus gagal jantung pada usia muda kata Vito juga bisa disebabkan infeksi berat dan peradangan. Sebelum seseorang mengalami gagal jantung, ada beberapa gejala yang bisa dialami. Gejalanya berupa cepat lelah, napas pendek saat beraktivitas, dan sesak napas.
(Baca juga: Bintang Sinetron Hanna Kirana Meninggal Dunia)
Oleh karena itu, apabila mengalami gejala tersebut, sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter mengingat gagal jantung bisa diobati usai diketahui faktor penyebabnya.
“Kalau diobati, dia masih bisa bekerja, long life,” tegas Vito.
Vito menerangkan pemeriksaan jantung bisanya dengan metode elektrokardiogram (EKG) yakni memeriksa sistem kelistrikan jantung terkait dengan irama detak jantung, dan magnetic resonance imaging (MRI) untuk mengetahui struktur jantung dan mengecek fungsi pemompaannya.
Terkadang pemeriksaan dilakukan melalui rontgen apabila di daerah tersebut tidak tersedia EKG dan MRI.
“Pastikan dulu penyakitnya, tegakkan dulu diagnosisnya lalu penyebabnya apa, baru setelah itu kita tangani dengan obat-obatan,” imbuhnya.
Namun sayangnya, mereka yang memiliki penyakit jantung kerap kali melepas pengobatan ketika kondisi dirasa sudah mulai pulih. Ini yang menyebabkan mereka sering ‘kumat’ dan kondisi jantungnya sulit kembali normal.
“Karena ini pengobatan jangka panjang. Kepatuhan yang menjadi kendala,” tegasnya.
Di sisi lain, Vito menyarankan bagi mereka yang telah menginjak usia 20 tahun, sebaiknya melakukan pemeriksaan jantung minimal satu kali. Deteksi dini diperlukan agar penanganan bisa dilakukan dengan cepat dan tepat.
“Ada penyakit jantung yang kita tidak tahu kalau kita tidak peristiwa,” tuturnya.
Editor: Avicenna
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.