Jersey klub sepak bola (Unsplash/Jin Cheng)

Bisnis Menggiurkan Jersey & Apparel Tim Sepak Bola

01 November 2021   |   12:19 WIB
Image
Syaiful Millah Asisten Manajer Konten Hypeabis.id

Gegap gempita sepak bola sebagai salah satu olahraga paling populer di dalam negeri kerap menjadi ladang usaha tersendiri bagi para pelaku bisnis pakaian dan sepatu bola. Mereka melakukan sejumlah inisiatif untuk menggaet pasar yang potensial ini.

Marketing Director XTEN Indonesia, Edi Kurnia, mengatakan bahwa bisnis apparel seperti jersey di cabang sepak bola cukup menjanjikan. Pasalnya, pada era industri sepak bola modern seperti sekarang, apparel sangat diminati oleh masyarakat luas.

Dia menyebut, hal ini sebenarnya tak lepas dari kepopuleran olahraga sepak bola di Tanah Air. "Salah satu faktor pendorongnya sudah sangat jelas terlihat dari sisi suporter setiap tim sepak bola yang berjumlah ribuan, itu menjadi daya tarik dari segi bisnis," katanya.

Selain itu, lanjutnya, optimalisasi kanal promosi dan penjualan daring seperti memaksimalkan media sosial juga menjadi salah satu faktor pendorong pertumbuhan bisnis perusahaan.

Kendati demikian, Edi menyebut bahwa pandemi telah berdampak signifikan terhadap operasional bisnis. Ini lantaran produk apparel bukan kebutuhan utama pada masa masyarakat perlu lebih selektif dalam mengonsumsi berbagai barang dan layanan.

Tak hanya itu, penundaan dan belum bergulirnya kompetisi termasuk liga juga berdampak besar terhadap operasional XTEN Indonesia, "Tapi setelah Liga berjalan kembali, sedikit demi sedikit operasional bisnis mengalami peningkatan dari segi pesanan dan omset," tuturnya.

(Baca juga: Tanpa Penonton, Nilai Ekonomi Kompetisi Sepak Bola Tetap Besar)
 

Hal senada juga diungkapkan oleh Chief Executive Officer (CEO) Juara Apparel, Mochtar Sarman. Menurutnya, kinerja bisnis penjualan apparel dan merchandise sepak bola mengalami fluktuasi seiring dengan perkembangan pandemi dan momentum kompetisi.

Dia menuturkan awal tahun ini merupakan kondisi yang sulit bagi bisnis perusahaan karena pada tahun lalu hampir tidak ada kompetisi dan momentum yang bisa mengangkat industri sepak bola.

Akan tetapi, kondisinya mulai membaik ketika digelarnya kompetisi Piala Menpora pada Maret-April lalu. Terlebih, klub bola Persija—yang bagian merchandise-nya dikelola oleh Juara Apparel—keluar sebagai juara kompetisi.

"Karena kami ngerjain Persija yang waktu itu juara, jadi ada dampak yang cukup bagus untuk penjualan produk," katanya.

Sayangnya, kondisi kembali menurun akibat kekosongan dan ketidakpastian penyelenggaraan Liga 1 dan Liga 2. Bahkan bulan Agustus menjadi salah satu titik terendah operasional bisnis Juara Apparel sepanjang tahun ini.

Baru ketika kompetisi akhirnya kembali bergulir, bisnis apparel juga mendapatkan angin segar. Mochtar bahkan menyebut bahwa kinerjanya naik signifikan hingga dua kali lipat, kendati belum menyamai kondisi normal.

Dia juga optimistis bahwa industri ini akan terus bertumbuh ke depannya, mengingat sepak bola adalah cabang olahraga yang sangat populer dan dekat dengan banyak masyarakat di Indonesia.

Untuk itu, Mochtar menyebut bahwa Juara terus melakukan berbagai inovasi dari segi produk, pemasaran, dan distribusi. Ini salah satu caranya dilakukan dengan menghadirkan Fantasy Jersey Persija yang memiliki nilai cerita tertentu.

Dia menjelaskan Fantasy Jersey merupakan produk jersey yang tidak digunakan klub untuk pertandingan liga, tetapi dibuat berdasarkan cerita. Misalnya Jersey Persija edisi Hari Ulang Tahun DKI Jakarta 1527.

"Apa yang kita lakukan tidak hanya sekadar berjualan produk, tapi juga membangun cerita. Ini yang coba kami terapkan untuk setiap produk yang dikeluarkan," tuturnya.

(Baca juga: Minat Sponsor Liga Sepak Bola Indonesia Tinggi)
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Juara (@appareljuara)


Sementara itu, untuk produk jersey klub bola Persija, Juara Apparel menyediakan tiga pilihan grade, yakni Player Issue, Replica Version, dan Supporter Issue. Mochtar menyebut adanya perbedaan grade ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pasar yang beragam.

Menurutnya, Persija Jakarta saat ini memiliki penggemar dari berbagai kalangan. Oleh sebab itu, pihaknya menyediakan sejumlah opsi dan pilihan jersey yang bisa disesuaikan dengan keperluan masing-masing orang.

Tentu, tiap grade memiliki konfigurasi dan detail yang berbeda-beda, tapi dia menyatakan bahwa kualitasnya tetap dijaga sedemikian rupa. Untuk saat ini, kata Mochtar, kategori Supporter Issue menjadi yang paling banyak dibeli, tapi kontribusi tiap grade terhadap pendapatan perusahaan cukup seimbang.

Mochtar juga menyebut, ke depannya Juara Apparel akan menggandeng klub sepak bola lain untuk memproduksi jersey dan merchandise lainnya. Bahkan hingga cabang olahraga lain.

Adapun, XTEN Indonesia saat ini merupakan penyokong seragam tim sepak bola Madura United. Edi juga menyebut ke depan perusahaan akan lebih memperluas kerja sama dengan tim lain sekaligus memperluas pasar langsung ke konsumen.

Dia menyatakan bahwa faktor penting dalam menjalin kerja sama dengan klub bola, utamanya adalah kesepakatan yang saling memberikan dampak positif bagi masing-masing pihak. Hal tersebut menjadi dasar kerja sama yang bisa berjalan panjang dan berkesinambungan.

"Selain itu, pertimbangan dari segi komitmen dan komunikasi juga akan kami utamakan agar selalu tercipta hubungan yang baik," ujarnya.

Sementara itu, bisnis sepatu bola juga dinilai cukup menjanjikan dengan alasan yang tidak jauh berbeda. CEO Zethro Sports Muhammad Haasyim mengamini hal tersebut.

Zethro Sports awalnya berfokus pada produk sepatu futsal, tetapi mulai menjajal bisnis sepatu sepak bola ketika pandemi menghantam. Haasyim menyebut pihaknya melihat peluang dari masih memungkinkannya aktivitas sepak bola di banyak daerah.

Terjun langsung menghadirkan sejumlah produk sepatu sepak bola, membuatnya makin memahami potensi bisnis sektor ini. Untuk itu, lanjutnya, Zethro bakal terus menghadirkan produk dan inovasi bagi pemain dan penggemar.

"Awalnya kami rencana bikin sepatu bola selama pandemi saja. Tapi kami lihat demand-nya sepatu football itu ada, bagus, dan cukup stabil. Makanya kita bakal fokusin juga ke depannya," katanya.

(Baca juga: Kompetisi Sepak Bola Bergulir Lagi, Bagaimana Perputaran Ekonominya?)

Dia tak memungkiri bahwa pasar sepatu bola di dalam negeri didominasi oleh pemain asing yang telah memiliki nama dan modal besar. Untuk itu, pihaknya menyiapkan sejumlah strategi khusus.

Haasyim mengatakan perusahaan bakal berfokus pada kualitas produk sehingga bisa menyerupai grade sepatu bola dari brand-brand ternama dengan harga yang relatif terjangkau. Dia menyebut harga masih menjadi salah satu isu sensitif bagi masyarakat Indonesia secara umum.

Selain itu, Zethro juga akan melakukan kolaborasi dengan komunitas pencinta sepak bola, sekolah sepak bola, dan influencer atau key opinion leader di industri. Ini telah dilakukan salah satunya melalui kerja sama dengan sekolah bola Kabomania Bogor.

"Kami lagi jalan juga untuk kerja sama dengan ada klub bola lokal ternama. Jadi kolaborasinya nanti kami bikin sepatu olahraga untuk mereka dan jadi merek eksklusif. Selain itu, kami juga akan buat kontrak personal dengan atlet-atlet profesional," ujar Haasyim. 


Editor: Avicenna

SEBELUMNYA

4 Tokoh Ini Akan Diberi Gelar Pahlawan Nasional, Siapa Saja Ya?

BERIKUTNYA

Jon Bon Jovi dan Bryan Adams Positif COVID-19, Agenda Konser Batal

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: