Ilustrasi stadion sepak bola (dok: Unsplash/Thomas Serer)

Kompetisi Sepak Bola Bergulir Lagi, Bagaimana Perputaran Ekonominya?

27 October 2021   |   09:11 WIB
Image
Rezha Hadyan Hypeabis.id

Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) menilai bergulirnya kembali kompetisi sepak bola di Tanah Air belum memberikan dampak signifikan terhadap perekonomian nasional. Selain tidak adanya penonton yang datang ke stadion, masih rendahnya daya beli masyarakat akibat pandemi Covid-19 juga ikut berpengaruh.

"Kalau dampak ke masyarakat ada, tetapi belum signifikan karena kompetisi ini tanpa penonton. Memang ada merchandise yang dijual dan dibeli, tetapi sekali lagi ekonomi yang belum membaik membuat daya beli juga berkurang," ujar  Sekretaris Jenderal PSSI Yunus Nusi kepada Hypeabis baru-baru ini.

Walaupun demikian, Yunus optimistis keadaan tersebut hanya berlangsung sementara hingga tahun depan. Terlebih tahun depan kemungkinan besar pertandingan akan digelar dengan penonton walaupun masih terbatas untuk mencegah penyebaran virus.

Adapun, sejauh ini menurutnya penyelenggaraan BRI Liga 1 2021/2022 maupun Liga 2 2021/2022 sudah berjalan dengan baik dengan protokol kesehatan yang ketat. Hal tersebut tercermin dari tidak ditemukannya klaster penyebaran Covid-19 di kedua kompetisi tersebut.

Yunus menegaskan penerapan protokol kesehatan dalam penyelenggaraan BRI Liga 1 2021/2022 dan Liga 2 2021/2022 tidak bisa ditawar lagi. Dia tidak ingin kompetisi tersebut harus dihentikan lantaran menjadi klaster penyebaran Covid-19.

"Bagi PSSI dan LIB (PT Liga Indonesia Baru) juga ada dampak. Kompetisi jalan, artinya sponsor juga masuk. Berat bagi PSSI dan LIB kalau kompetisi tidak jalan. Kami juga butuh organisasi ini berjalan," tuturnya.

Kemudian, berdasarkan kajian yang dilakukan oleh Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) apabila kompetisi sepak bola tidak bergulir di Indonesia selama satu tahun, maka ada potensi hilangnya perputaran uang hingga triliunan rupiah.

"Sepak bola kan tidak melulu soal di lapangan, tetapi juga soal sponsor, merchandise, hotel karena tim menginap, transportasi seperti bus dan mobil untuk akomodasi dan lain-lain," ujar Yunus.

Yunus menyebut idealnya tahun depan atau 2022 kompetisi sudah bisa ditonton langsung di stadion walaupun dengan penerapan protokol kesehatan ketat, termasuk pembatasan jumlah.Untuk saat ini, pihaknya masih melakukan sejumlah persiapan berkoordinasi dengan pihak terkait, termasuk Kementerian Kesehatan, Kementerian Pemuda dan Olahraga, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dan Satuan Tugas Penanganan Covid-19.

Terakhir, terkait dengan kondisi ekosistem persepakbolaan nasional Yunus menilai saat ini sudah jauh berkembang dibandingkan beberapa tahun lalu. Menurutnya, sepak bola di Indonesia perlahan tapi pasti sudah bertransformasi menjadi sebuah industri seperti halnya di Eropa.

"Contoh Bali United. Mereka sudah IPO [initial public offering] di bursa saham. Miliaran yang mereka dapat ketika masuk ke bursa saham. Ini akan diikuti oleh klub-klub Liga 1. Kapan kita bisa menyamai mereka [Eropa] ? Ya perlu waktu dan kerja keras semua pihak. Tetapi, sekali lagi itu tidak mudah," tutupnya.

Editor: Fajar Sidik

SEBELUMNYA

4 Tips Desain Kamar Anak yang Dinamis & Fleksibel

BERIKUTNYA

Keanu Reeves Bagi-Bagi Jam Tangan Rolex ke Timnya di Film John Wick 4

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: