Mendoan khas Banyumas Ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda
31 October 2021 |
12:03 WIB
Sidang Penetapan Warisan Budaya Takbenda Indonesia 2021 yang digelar Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi di Jakarta pada 26-30 Oktober 2021 menetapkan tempe mendoan sebagai salah satu warisan budaya tak benda (WBTb).
Kudapan bukan sekadar tempe goreng biasa namun sudah menjadi identitas khas Banyumas, Jawa Tengah. Jika kini tempe mendoan banyak dinikmati oleh masyarakat pada umumnya, konon menu tersebut sudah ada sejak tahun 1870 dan merupakan makanan favorit para bangsawan.
Dilansir beberapa sumber, mendoan berasal dari kata mendo yang berarti setengah matang atau lembek dalam bahasa Banyumas.
Kepala Seksi Nilai Tradisi Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar) Banyumas menyampaikan mendoan akhirnya terdaftar sebagai WBTb kategori Keterampilan dan Kemahiran Kerajinan Tradisional setelah mengalami proses panjang.
"Proses pengusulan sudah dilakukan sejak 2020,” ujar Mispan, dikutip dari Antara, Sabtu (30/10).
Pengajuan tahun lalu memang belum meloloskan kudapan itu sebagai warisan budaya takbenda, namun akhirnya tahun ini mendoan bisa jadi ikon yang dibanggakan warga Banyumas.
Dia menuturkan proses seleksi dilakukan berjenjang yang terdiri dari seleksi administrasi dari Sekretariat Warisan Budaya Takbenda, melalui rapat usulan dua kali oleh Tim Ahli Warisan Budaya Takbenda, dan verifikasi dan pemaparan usulan oleh dinas terkait di tingkat provinsi dan kabupaten/kota yang mewakili.
Pihaknya juga mengirimkan dokumentasi foto, video, dan kajian akademis kajian terkait mendoan kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Jateng.
"Tahun ini, akhirnya bisa ditetapkan sebagai WBTb. Penetapan ini sangat membanggakan masyarakat Banyumas,” katanya.
Selain mendoan, warisan budaya takbenda dari Banyumas lainnya yang mendapatkan pengakuan adalah kesenian ebeg.
Editor Fajar Sidik
Kudapan bukan sekadar tempe goreng biasa namun sudah menjadi identitas khas Banyumas, Jawa Tengah. Jika kini tempe mendoan banyak dinikmati oleh masyarakat pada umumnya, konon menu tersebut sudah ada sejak tahun 1870 dan merupakan makanan favorit para bangsawan.
Dilansir beberapa sumber, mendoan berasal dari kata mendo yang berarti setengah matang atau lembek dalam bahasa Banyumas.
Kepala Seksi Nilai Tradisi Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar) Banyumas menyampaikan mendoan akhirnya terdaftar sebagai WBTb kategori Keterampilan dan Kemahiran Kerajinan Tradisional setelah mengalami proses panjang.
"Proses pengusulan sudah dilakukan sejak 2020,” ujar Mispan, dikutip dari Antara, Sabtu (30/10).
Pengajuan tahun lalu memang belum meloloskan kudapan itu sebagai warisan budaya takbenda, namun akhirnya tahun ini mendoan bisa jadi ikon yang dibanggakan warga Banyumas.
Dia menuturkan proses seleksi dilakukan berjenjang yang terdiri dari seleksi administrasi dari Sekretariat Warisan Budaya Takbenda, melalui rapat usulan dua kali oleh Tim Ahli Warisan Budaya Takbenda, dan verifikasi dan pemaparan usulan oleh dinas terkait di tingkat provinsi dan kabupaten/kota yang mewakili.
Pihaknya juga mengirimkan dokumentasi foto, video, dan kajian akademis kajian terkait mendoan kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Jateng.
"Tahun ini, akhirnya bisa ditetapkan sebagai WBTb. Penetapan ini sangat membanggakan masyarakat Banyumas,” katanya.
Selain mendoan, warisan budaya takbenda dari Banyumas lainnya yang mendapatkan pengakuan adalah kesenian ebeg.
Editor Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.