Sumber gambar ilustrasi : manu mangalassery dari Pexels

Indonesia Mau Pakai VAR? Sebaiknya Basmi Mafia Wasit Dahulu

30 October 2021   |   21:03 WIB
Image
Yudi Supriyanto Jurnalis Hypeabis.id

Save Our Soccer menilai Indonesia belum siap menggunakan teknologi Video Assistant Referee alias VAR, dan lebih baik membenahi kualitas wasit terlebih dahulu. Menurut Akmal Marhali, Koordinator Save Our Soccer, wacana penggunaan VAR sudah dimunculkan sejak 2 tahun silam, tapi sulit terealisasi. 

"Kenapa? Karena VAR tidak mudah!" katanya. 

Dia menuturkan VAR tidak seperti membeli televisi di toko elektronik yang langsung bisa digunakan semaunya, kecuali kompetisi sepakbola nasional mau mengalami perubahan status dari profesional menjadi amatir atau pertandingan antarkampung sehingga bisa semaunya menggunakan sekadar pasang televisi di pinggir lapangan layaknya turnamen 17 Agustusan.

Penggunaan VAR dalam kompetisi, dia menjelaskan membutuhkan persiapan 1,5 tahun setelah berkonsultasi dengan FIFA. 

Ada 18 kriteria yang harus dipenuhi sesuai dengan law of the games yang dikeluarkan IFAB.
 

Video Assistant Referees

Video Assistant Referees

Pada saat penggunaan VAR, dia menuturkan  harus ada 3 operator yang selalu stand by mengawasi. 2 di antaranya harus wasit yang sudah berlatih soal VAR dan ada wasit (tidak harus berlisensi FIFA) yang sudah dilatih menggunaaan alat komunikasi yang terhubung dengan VAR. 

"Jadi dalam satu laga minimal butuh 4 wasit. Ada cadangan 1 untuk asisten wasit. Dengan VAR, tambah di belakang dua wasit. Jadi harus ada 7 wasit perlaga yang sudah dilatih FIFA selama 6-8 bulan," katanya. 

Tidak hanya itu, perlu juga ada asistensi dari FIFA selama setahun pertama. Ada beberapa dasar-dasar dari FIFA yang harus dipatuhi sebelum bisa diaplikasikan secara penuh. 

Salah satunya, dia menuturkan jumlah minimum license (izin) wasit yang mengoperasikan VAR. Selain itu, VAR diperlukan sekurangnya 20 kamera dalam satu laga.

Saat ini stadion di Indonesia sulit memasang 8 kamera. "Jadi, VAR selain soal anggaran, infrastruktur, juga soal kompetensi," katanya. 

Dia menilai SDM di dalam negeri belum mampu mulai dari maintenance sampai pemahamannya. Bisa jadi akan terjadi masalah di lapangan bila VAR digunakan setiap saat. Wasit bisa menjadi "bulan-bulanan".

Jadi, pilihan paling rasional pada saat ini adalah pembenahan wasit.Dia menuturkan jangan lagi ada wasit titipan, wasit arisan, dan wasit bagi hasil. PSSI dan LIB harus membongkar mafia wasit dulu sebelum bicara VAR.

Editor: M R Purboyo

SEBELUMNYA

5 Negara Terkecil di Dunia, Ada Di Mana Saja Ya?

BERIKUTNYA

3 Hal Ini Dorong Kebangkitan Fesyen Muslim Indonesia

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: