Kolaborasi Perajin & Perancang Jadi Kunci Keberlanjutan Warisan Budaya
29 October 2021 |
20:54 WIB
Di tengah gencarnya kegiatan promosi budaya Nusantara, kolaborasi banyak dilakukan untuk menghasilkan lebih banyak inovasi produk kreatif. Kita sering melihat pada banyak kesempatan bagaimana perajin menjalin kolaborasi dengan pekerja seni seperti perancang busana.
Bagi perancang dan pendiri Oscar Lawalata Culture, Asha Smara Darra, kolaborasi memang penting untuk dilakukan guna mendorong perajin agar terus produktif dan menjaga keberlangsungan pelestarian budaya.
Namun, dia menegaskan kolaborasi ini bukan sekadar mempromosikan produk busana ke masyarakat tapi harus ada nilai tambah yang dapat menarik perhatian dan menggugah apresiasi yang lebih tinggi.
Menurut Asha, selain motif yang menarik untuk dilihat, cerita di balik sebuah kerajinan serta proses pembuatannya bisa jadi nilai tambah yang dapat diperkenalkan.
“Yang perlu disampaikan ke masyarakat bukan sekadar promosi produk. Produk kerajinan, apapun bentuknya, akan memberikan nilai tambah yang jauh lebih menarik ketika memiliki makna dan kisah proses pembuatannya,” ujarnya pada Dialog Seni Kamoro Art Exhibition & Sale 2021, Jumat (29/10).
Makna ini pula yang membedakan hasil kerajinan, yang dibuat satu-satu dengan tangan, dengan produksi pabrikan.
Sepanjang karirnya di dunia mode, Asha cukup sering berkolaborasi dengan pengrajin wastra tradisional yang kemudian dia kreasikan menjadi produk fesyen kontemporer.
Sebelum memproduksi koleksi busana dengan pengrajin, dia akan mengobservasi sejauh mana kemampuan dan keahlian perajin.
Dari sana biasanya dia akan menyusun program untuk mengasah kreativitas. Hasil dari program ini kemudian dipamerkan dan kita ceritakan proses pembuatan serta memperkenalkan pengrajin dibalik karya tersebut.
Karena selain pemahaman pasar dan dorongan untuk terus produktif, pengrajin tradisional membutuhkan dorongan moral agar mereka percaya diri untuk menunjukkan kepiawannya.
“Saya selalu tekankan, apapun peran mereka baik penenun, pembatik atau pemahat, ini adalah profesi sehingga harus ada nilai bangga,” kata Asha.
Dari segi fesyen, menciptakan produk berdasarkan budaya suatu daerah membutuhkan pemahaman serta konsistensi menjaga orisinalitas agar nilai budaya tidak hilang di tengah prosesnya.
Selain kolaborasi, kegiatan lomba dan sayembara desain sebenarnya satu langkah efektif yang dapat memacu kreativitas dan inovasi pengrajin untuk menghasilkan nilai-nilai baru
Pelaku industri juga bisa memberikan masukan seperti apa tren yang sekarang relevan dan produk apa yang banyak diminati pasar entah itu pakaian, aksesori, interior dan lain lain.
Editor: Fajar Sidik
Bagi perancang dan pendiri Oscar Lawalata Culture, Asha Smara Darra, kolaborasi memang penting untuk dilakukan guna mendorong perajin agar terus produktif dan menjaga keberlangsungan pelestarian budaya.
Namun, dia menegaskan kolaborasi ini bukan sekadar mempromosikan produk busana ke masyarakat tapi harus ada nilai tambah yang dapat menarik perhatian dan menggugah apresiasi yang lebih tinggi.
Menurut Asha, selain motif yang menarik untuk dilihat, cerita di balik sebuah kerajinan serta proses pembuatannya bisa jadi nilai tambah yang dapat diperkenalkan.
“Yang perlu disampaikan ke masyarakat bukan sekadar promosi produk. Produk kerajinan, apapun bentuknya, akan memberikan nilai tambah yang jauh lebih menarik ketika memiliki makna dan kisah proses pembuatannya,” ujarnya pada Dialog Seni Kamoro Art Exhibition & Sale 2021, Jumat (29/10).
Makna ini pula yang membedakan hasil kerajinan, yang dibuat satu-satu dengan tangan, dengan produksi pabrikan.
Sepanjang karirnya di dunia mode, Asha cukup sering berkolaborasi dengan pengrajin wastra tradisional yang kemudian dia kreasikan menjadi produk fesyen kontemporer.
Sebelum memproduksi koleksi busana dengan pengrajin, dia akan mengobservasi sejauh mana kemampuan dan keahlian perajin.
Dari sana biasanya dia akan menyusun program untuk mengasah kreativitas. Hasil dari program ini kemudian dipamerkan dan kita ceritakan proses pembuatan serta memperkenalkan pengrajin dibalik karya tersebut.
Karena selain pemahaman pasar dan dorongan untuk terus produktif, pengrajin tradisional membutuhkan dorongan moral agar mereka percaya diri untuk menunjukkan kepiawannya.
“Saya selalu tekankan, apapun peran mereka baik penenun, pembatik atau pemahat, ini adalah profesi sehingga harus ada nilai bangga,” kata Asha.
Dari segi fesyen, menciptakan produk berdasarkan budaya suatu daerah membutuhkan pemahaman serta konsistensi menjaga orisinalitas agar nilai budaya tidak hilang di tengah prosesnya.
Selain kolaborasi, kegiatan lomba dan sayembara desain sebenarnya satu langkah efektif yang dapat memacu kreativitas dan inovasi pengrajin untuk menghasilkan nilai-nilai baru
Pelaku industri juga bisa memberikan masukan seperti apa tren yang sekarang relevan dan produk apa yang banyak diminati pasar entah itu pakaian, aksesori, interior dan lain lain.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.