Pilih Mobil FWD atau RWD? Simak Dulu Kelebihan dan Kekurangannya
29 October 2021 |
09:01 WIB
Belakangan ini, masyarakat Indonesia, khususnya para penggemar otomotif dihebohkan dengan kabar hadirnya generasi terbaru dari Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia. Kehadirannya menimbulkan pro dan kontra, karena generasi terbaru dari kedua mobil kembar sejuta umat itu membawa perubahan yang sangat besar.
Banyak yang menyayangkan perubahan sistem penggerak dari roda belakang (Rear Wheel Drive/RWD) ke roda depan (Front Wheel Drive/FWD). Selama ini, Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia menjadi Low Multi Purpose Vehicle (LMPV) dengan penggerak roda belakang yang tersisa di Tanah Air.
Para pesaingnya, yakni Suzuki Ertiga, Mitsubishi Expander, dan Nissan Livina semuanya sudah menggunakan penggerak roda depan. Penggunaan penggerak roda belakang pada Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia pula yang membuatnya memimpin penjualan LMPV di Indonesia selama bertahun-tahun.
Sebelum ikut dalam perdebatan atau memutuskan mobil dengan sistem penggerak seperti apa yang cocok untuk kalian beli, simak dulu penjelasan mengenai perbedaan penggerak roda depan dan penggerak roda belakang di bawah ini.
Banyak yang menyayangkan perubahan sistem penggerak dari roda belakang (Rear Wheel Drive/RWD) ke roda depan (Front Wheel Drive/FWD). Selama ini, Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia menjadi Low Multi Purpose Vehicle (LMPV) dengan penggerak roda belakang yang tersisa di Tanah Air.
Para pesaingnya, yakni Suzuki Ertiga, Mitsubishi Expander, dan Nissan Livina semuanya sudah menggunakan penggerak roda depan. Penggunaan penggerak roda belakang pada Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia pula yang membuatnya memimpin penjualan LMPV di Indonesia selama bertahun-tahun.
Sebelum ikut dalam perdebatan atau memutuskan mobil dengan sistem penggerak seperti apa yang cocok untuk kalian beli, simak dulu penjelasan mengenai perbedaan penggerak roda depan dan penggerak roda belakang di bawah ini.
Penggerak Roda Depan (FWD)
Sistem penggerak roda depan banyak dipakai oleh kendaraan kompak atau perkotaan, di mana tenaga dari mesin akan disalurkan melalui kedua roda depan. Sistem ini memiliki keunggulan terbesar dalam hal efisiensi lantaran posisi mesin, girboks, dan as roda searah dan semuanya berada di depan.
Respons mesin tersalurkan dengan lebih optimal dan membuat konsumsi bensin lebih irit lantaran tenaga tidak banyak tereduksi mengingat komponen penggeraknya lebih sedikit.
Karena konstruksinya lebih ringkas dan kompak, maka bobot keseluruhan mesin hingga as roda dapat dipangkas supaya lebih ringan. Selain itu, posisi mesin pada penggerak roda depan umumnya melintang (tranverse) yang memberi dampak ruang mesin dapat didesain lebih kompak guna membuat kabin lebih lega.
Dengan dimensi yang sama dengan mobil berpenggerak roda belakang, kabin mobil berpenggerak depan bakal lebih luas dan nyaman. Tidak adanya poros penerus tenaga ke as roda belakang atau kerap disebut as kopel membuat lantai kabin rata dan lebih senyap karena minim vibrasi.
Meski demikian, sistem penggerak roda depan tetap memiliki kekurangan. Pertama adalah beban kerja area kaki-kaki depan mulai dari roda, kemudi, hingga suspensi lebih berat lantaran tugasnya sebagai penggerak sekaligus kemudi, termasuk menahan beban mobil ketika pengereman. Kondisi tersebut berpengaruh pada usia pakai beberapa komponen penggerak roda depan, terutama as roda yang mudah termakan usia.
Perkara pengendalian, mobil penggerak roda depan lebih cenderung understeer alias tidak mau berbelok karena bobot mobil bertumpu di depan. Lainnya adalah tantangan menanjak, di mana bobot kendaraan berpindah ke as roda belakang sehingga ban depan sulit mendapatkan traksi optimal.
(Baca juga: Bisa Bikin Celaka, Ini 4 Penyebab Mobil Limbung saat Dikendarai)
Respons mesin tersalurkan dengan lebih optimal dan membuat konsumsi bensin lebih irit lantaran tenaga tidak banyak tereduksi mengingat komponen penggeraknya lebih sedikit.
Karena konstruksinya lebih ringkas dan kompak, maka bobot keseluruhan mesin hingga as roda dapat dipangkas supaya lebih ringan. Selain itu, posisi mesin pada penggerak roda depan umumnya melintang (tranverse) yang memberi dampak ruang mesin dapat didesain lebih kompak guna membuat kabin lebih lega.
Dengan dimensi yang sama dengan mobil berpenggerak roda belakang, kabin mobil berpenggerak depan bakal lebih luas dan nyaman. Tidak adanya poros penerus tenaga ke as roda belakang atau kerap disebut as kopel membuat lantai kabin rata dan lebih senyap karena minim vibrasi.
Meski demikian, sistem penggerak roda depan tetap memiliki kekurangan. Pertama adalah beban kerja area kaki-kaki depan mulai dari roda, kemudi, hingga suspensi lebih berat lantaran tugasnya sebagai penggerak sekaligus kemudi, termasuk menahan beban mobil ketika pengereman. Kondisi tersebut berpengaruh pada usia pakai beberapa komponen penggerak roda depan, terutama as roda yang mudah termakan usia.
Perkara pengendalian, mobil penggerak roda depan lebih cenderung understeer alias tidak mau berbelok karena bobot mobil bertumpu di depan. Lainnya adalah tantangan menanjak, di mana bobot kendaraan berpindah ke as roda belakang sehingga ban depan sulit mendapatkan traksi optimal.
(Baca juga: Bisa Bikin Celaka, Ini 4 Penyebab Mobil Limbung saat Dikendarai)
Penggerak Roda Belakang (RWD)
Sistem penggerak roda belakang sudah dipakai lebih dahulu ketimbang penggerak roda depan. Mobil berpenggerak roda belakang memanfaatkan roda belakang untuk menyalurkan tenaga dari mesin, sementara roda depan murni hanya untuk mengarahkan dan mengendalikan mobil. Terdapat poros penerus atau drive shaft atau as kopel yang diletakkan antara transmisi dan as roda belakang untuk menyalurkan tenaga yang dihasilkan oleh mesin mobil.
Kelebihan RWD adalah distribusi bobot lantaran posisi mesin di depan, girboks dan as kopel di tengah dan differensial (gardan) di belakang.
Karena distribusi bobot yang lebih ideal ini, penggerak roda belakang memiliki pengendalian yang lebih baik namun cenderung oversteer. Selain itu, karena fungsi roda depan hanya untuk kemudi dan roda belakang untuk penggerak, beban kerja masing-masing terdistribusi lebih optimal sehingga usia pakai komponen suspensi, kemudi, rem, dan penggerak dapat lebih panjang.
Mobil dengan penggerak roda belakang juga lebih andal melahap tanjakan karena roda penggerak di belakang membuat ban tidak mudah kehilangan traksi akibat pindahnya bobot mobil ke belakang.
Di balik keunggulannya, mobil berpenggerak roda belakang memiliki beberapa kekurangan. Seperti efisiensi penyaluran tenaga berkurang akibat terdapatnya kerugian mekanis, di mana tenaga akan disalurkan via komponen ekstra seperti as kopel sebelum ke gardan belakang.
Umumnya mesin berpenggerak belakang menganut tata letak longitudinal atau membujur sehingga membutuhkan ruang mesin lebih besar dan mengorbankan area kabin. Ditambah, lantai kabin akan disesaki dengan terowongan untuk transmisi dan as kopel yang mengurangi teritori interior dan menambah kebisingan.
Editor: Avicenna
Kelebihan RWD adalah distribusi bobot lantaran posisi mesin di depan, girboks dan as kopel di tengah dan differensial (gardan) di belakang.
Karena distribusi bobot yang lebih ideal ini, penggerak roda belakang memiliki pengendalian yang lebih baik namun cenderung oversteer. Selain itu, karena fungsi roda depan hanya untuk kemudi dan roda belakang untuk penggerak, beban kerja masing-masing terdistribusi lebih optimal sehingga usia pakai komponen suspensi, kemudi, rem, dan penggerak dapat lebih panjang.
Mobil dengan penggerak roda belakang juga lebih andal melahap tanjakan karena roda penggerak di belakang membuat ban tidak mudah kehilangan traksi akibat pindahnya bobot mobil ke belakang.
Di balik keunggulannya, mobil berpenggerak roda belakang memiliki beberapa kekurangan. Seperti efisiensi penyaluran tenaga berkurang akibat terdapatnya kerugian mekanis, di mana tenaga akan disalurkan via komponen ekstra seperti as kopel sebelum ke gardan belakang.
Umumnya mesin berpenggerak belakang menganut tata letak longitudinal atau membujur sehingga membutuhkan ruang mesin lebih besar dan mengorbankan area kabin. Ditambah, lantai kabin akan disesaki dengan terowongan untuk transmisi dan as kopel yang mengurangi teritori interior dan menambah kebisingan.
Editor: Avicenna
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.