Save Our Soccer mendesak PSSI untuk segera membayar gaji sejumlah wasit yang belum dibayarkan. (sumber gambar ilustrasi : pexels/mike)

Simpel, Ini Solusi Match Fixing atau Match Setting dalam Sepak Bola

01 June 2022   |   06:51 WIB
Image
Yudi Supriyanto Jurnalis Hypeabis.id

Ada banyak pemicu terjadinya match fixing dan match setting di sepak bola nasional. Salah satunya adalah honor atau gaji para pengadil di lapangan hijau yang belum dibayarkan. Jadi, Save Our Soccer mendesak PSSI untuk segera membayar gaji sejumlah wasit yang masih menunggak. 

Akmal Marhali, Koordinator Save Our Soccer (SOS), menuturkan mayoritas wasit yang memimpin Piala Soeratin dan Liga 3 Nasional belum mendapatkan bayaran sampai saat ini. Tidak hanya itu, uang pribadi yang digunakan untuk transportasi menuju tempat pertandingan pun belum diganti oleh PSSI sampai dengan saat ini.

Dia menuturkan PSSI sebaiknya jangan dahulu bicara profesional, kualitas, dan tim nasional yang hebat jika membayar wasit masih menunggak. Lebih dari itu, pemberi kerja juga telah berlaku dzalin dengan menunda pembayaran honor pekerja yang keringatnya sudah kering.

“Inilah wajah buruk sepakbola nasional. Sungguh memprihatinkan,” katanya.

Dengan memperhatikan kondisi tersebut, dia pun mendesak Kemenpora dan Kepolisian Republik Indonesia sebagai kepanjangan tangan  Presiden Joko Widodo untuk tidak memberikan izin menggelar kompetisi pramusim bahkan kompetisi bila honor wasit belum dibayarkan.

Menteri Pemuda dan Olahraga dan Kepala Kepolisian Republik Indonesia, ujarnya, harus tegas dengan tidak mengeluarkan izin bila kasus honor wasit yang belum dibayar tidak segera diselesaikan. Dia berharap jangan sampai sepak bola nasional menerapkan sistem kerja rodi layaknya romusha pada masa penjajahan.

Dia menuturkan bayaran untuk wasit Piala Soeratin dan Liga 3 Nasional babak 64 besar dan 32 besar memiliki sistem paket. Bayaran mereka setiap pertandingan sebesar Rp4,5 juta – Rp5,5 juta untuk wasit tengah, 2 hakim garis, dan cadangan.

Wasit, lanjutnya, biasanya hanya memimpin pertandingan sebanyak maksimal 5 pertandingan. Meskipun begitu, teradapat juga wasit yang hanya memimpin 1 atau 2 pertandingan saja di ajang Piala Soeratin atau Liga 3 Nasional. “Miris, di tengah PSSI buang banyak uang untuk Kongres di Bandung dan sibuk menyiapkan proyek pramusim, honor wasit belum dibayarkan,” katanya.

Dilansir dari laman pssi.org, PSSI menggelar welcome dinner pada 29 Mei 2022 atau 1 hari menjelang Kongres Biasa 2022. Diadakan di Hotel Trans, Bandung, tamu-tamu yang hadir antara lain semua Exco PSSI, voters, dan perwakilan FIFA, AFC, dan AFF.

Sementara pada 30 Mei 2022,  Kongres Biasa PSSI 2022 resmi digelar di Hotal Trans Luxury, bandung. Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan menuturkan PSSI akan menyamakan persepsi mengenai program kerja ang akan berjalan pada 2022.

Dia menuturkan apa yang disampaikan dalam kongres akan menjadi acuan para voters bagi Perwakilan Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI untuk mengimplementasikannya di wilayah masing-masing. “Klub Liga 1, 2, dan 3 jadi acuan persiapan untuk kompetisi yang rencananya digulirkan pada Juli,” ungkapnya.

Untuk diketahui, Kongres Biasa PSSI 2022 diikuti semua voters yang berjumlah 87. Dengan rincian, 34 Asosiasi Provinsi (Asprov), 18 klub Liga 1, 16 tim Liga 2, 16 kesebelasan Liga 3, Federasi Futsal Indonesia, dan dua Asosiasi.

“Kongres ini adalah PSSI melaporkan bagaimana hasil pencapaian (tahun) 2021, ada keuangan dan program 2022,” kata Iriawan.

Editor: Fajar Sidik

SEBELUMNYA

Kenapa Smartphone dengan Prosesor Sama Punya Hasil Benchmark yang Berbeda? Ini Penjelasannya 

BERIKUTNYA

KRL Mania, Begini Cara KAI Mengurangi Penumpukan Penumpang di Stasiun Manggarai

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: