Penyintas Covid-19 yang Tidak Vaksin Rentan Terinfeksi Lagi, Ini Studinya!
26 October 2021 |
19:22 WIB
Tak sedikit orang yang beranggapan bahwa setelah terinfeksi Covid-19, mereka akan mendapatkan kekebalan tubuh. Padahal, hal tersebut kurang tepat. Menurut penelitian dalam jurnal Nature, para penyintas Covid-19 yang belum mendapatkan vaksin dan sering tidak menggunakan masker, dapat terinfeksi kembali dalam waktu empat bulan.
Ahli Bioinformatika Yale School of Public Health di New Haven, Connecticut, AS, Jeffrey Townsend, mengatakan dalam empat bulan setelah infeksi awal, risiko terjadinya infeksi ulang rata-rata meningkat menjadi sekitar 5 persen.
Risiko tersebut dapat meningkat hingga 50 persen dalam kurun waktu 17 bulan. Pada saat yang sama, kekebalan alami yang ditemukan dalam tubuh hanya bertahan kurang dari setengahnya seperti yang terjadi pada virus flu biasa. Prediksi tersebut didasarkan pada hubungan genetik antara SARS-CoV-2 dan virus corona lainnya.
“Imunitas relatif berumur pendek. Kamu tetap harus divaksinasi bahkan jika kamu terinfeksi,” kata Townsend seperti dikutip dari Times of India, Selasa (26/10).
(Baca juga: Begini Cara Latihan Penciuman pada Anosmia setelah Terinfeksi Covid-19)
Dia juga mengatakan bahwa akan dibutuhkan data lebih banyak selama beberapa waktu ke depan untuk mengetahui dengan tepat berapa lama kekebalan alami yang didapatkan oleh para penyintas itu bertahan.
“Tim ingin memahami bagaimana tingkat antibodi dari infeksi sebelumnya mempengaruhi risiko infeksi ulang,” imbuhnya.
Para peneliti itu menggabungkan data genetik dari SARS-CoV-2 dengan beberapa virus corona endemik lainnya yang menyebabkan flu biasa seperti virus corona SARS-CoV dan MERS-CoV yang berkaitan erat untuk membangun semacam ‘pohon keluarga virus’.
Dengan metode tersebut, mereka memodelkan bagaimana ciri-ciri virus berevolusi dari waktu ke waktu. Pada saat yang bersamaan, sifat-sifatnya juga memberikan perkiraan penurunan tingkat antibodi setelah infeksi SARS-CoV-2 dan beberapa faktor lain yang diperlukan untuk memahami risiko infeksi ulang.
“Temuan juga menunjukkan bahwa Covid-19 kemungkinan akan bertransisi dari penyakit pandemi ke penyakit yang sifatnya endemik,” kata Townsend.
Editor: Avicenna
Ahli Bioinformatika Yale School of Public Health di New Haven, Connecticut, AS, Jeffrey Townsend, mengatakan dalam empat bulan setelah infeksi awal, risiko terjadinya infeksi ulang rata-rata meningkat menjadi sekitar 5 persen.
Risiko tersebut dapat meningkat hingga 50 persen dalam kurun waktu 17 bulan. Pada saat yang sama, kekebalan alami yang ditemukan dalam tubuh hanya bertahan kurang dari setengahnya seperti yang terjadi pada virus flu biasa. Prediksi tersebut didasarkan pada hubungan genetik antara SARS-CoV-2 dan virus corona lainnya.
“Imunitas relatif berumur pendek. Kamu tetap harus divaksinasi bahkan jika kamu terinfeksi,” kata Townsend seperti dikutip dari Times of India, Selasa (26/10).
(Baca juga: Begini Cara Latihan Penciuman pada Anosmia setelah Terinfeksi Covid-19)
Ilustrasi (Dok. Towfiqu barbhuiya/Unsplash)
“Tim ingin memahami bagaimana tingkat antibodi dari infeksi sebelumnya mempengaruhi risiko infeksi ulang,” imbuhnya.
Para peneliti itu menggabungkan data genetik dari SARS-CoV-2 dengan beberapa virus corona endemik lainnya yang menyebabkan flu biasa seperti virus corona SARS-CoV dan MERS-CoV yang berkaitan erat untuk membangun semacam ‘pohon keluarga virus’.
Dengan metode tersebut, mereka memodelkan bagaimana ciri-ciri virus berevolusi dari waktu ke waktu. Pada saat yang bersamaan, sifat-sifatnya juga memberikan perkiraan penurunan tingkat antibodi setelah infeksi SARS-CoV-2 dan beberapa faktor lain yang diperlukan untuk memahami risiko infeksi ulang.
“Temuan juga menunjukkan bahwa Covid-19 kemungkinan akan bertransisi dari penyakit pandemi ke penyakit yang sifatnya endemik,” kata Townsend.
Editor: Avicenna
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.