Xenotransplantasi yang dilakukan oleh Dr. Montgomery dan timnya membawa bidang ini selangkah lebih dekat ke tujuan pasokan organ yang memadai. (Dok. NYU Langone, Joe Carrotta)

Ahli Bedah AS Uji Transplantasi Ginjal Babi pada Manusia

23 October 2021   |   18:50 WIB
Image
Nirmala Aninda Asisten Manajer Konten Hypeabis.id

Ahli bedah Amerika Serikat mengatakan telah berhasil mentrasfer ginjal babi kepada seorang manusia dalam terobosan transplantasi yang mereka harap pada akhirnya dapat mengatasi kekurangan organ donor. Laporan BBC mengatakan penerimanya adalah pasien mati otak yang menggunakan alat bantuan kehidupan buatan tanpa prospek untuk pulih.

Ginjal tersebut berasal dari babi yang telah dimodifikasi secara genetik untuk menghentikan organ yang diakui oleh tubuh sebagai 'asing' dan ditolak.

Uji transplantasi ini belum ditinjau sejawat atau diterbitkan, tetapi jika ditemukan metode ini cocok dalam jangka panjang, maka Xenotransplantasi atau transplantasi organ di antara spesies yang berbeda, dapat membantu menyediakan alternatif dan suplai organ tambahan bagi orang-orang yang menghadapi penyakit yang mengancam jiwa.

Menurut para ahli, ini adalah eksperimen paling maju yang pernah di lakukan sejauh ini. Tes serupa sebelumnya sudah pernah dilakukan pada primata non-manusia.

"Kami mengamati ginjal yang pada dasarnya berfungsi seperti transplantasi ginjal manusia, yang tampaknya kompatibel seperti halnya ginjal manusia normal. Ini berfungsi normal, dan tampaknya tidak mengalami penolakan [oleh tubuh]," ungkap penguji utama Dr Robert Montgomery.

Menggunakan organ babi untuk transplantasi bukanlah ide baru. Di masa modern ini, katup jantung babi sudah banyak digunakan pada manusia. Di samping itu, organ babi secara ukuran ditemukan sangat cocok dengan organ manusia.
 

Selama operasi yang memakan waktu dua jam di pusat medis New York University Langone Health, para ahli bedah menghubungkan ginjal babi donor ke pembuluh darah pasien penerima yang mati otak untuk melihat apakah ginjal itu akan berfungsi normal setelah dimasukkan, atau ditolak oleh tubuh.

Sebagai seorang penerima transplantasi jantung, Montgomery mengatakan ada kebutuhan mendesak untuk menemukan lebih banyak organ bagi orang-orang dalam daftar tunggu, meskipun dia mengakui pekerjaannya kontroversial.

Menurutnya, paradigma tradisional bahwa seseorang harus mati agar orang lain hidup tidak akan pernah bisa dipertahankan.

"Saya tentu memahami kekhawatiran dan apa yang akan saya katakan adalah bahwa saat ini sekitar 40% pasien yang menunggu transplantasi meninggal sebelum mereka menerimanya. Kita menggunakan babi sebagai sumber makanan, kita menggunakan babi untuk keperluan pengobatan. Saya pikir itu tidak jauh berbeda," ujarnya.

Keluarga pasien penerima, yang ingin menjadi pendonor organ, memberikan izin operasi untuk dilanjutkan.

Regulator kesehatan masyarakat AS, FDA telah menyetujui penggunaan organ babi yang dimodifikasi secara genetik untuk penggunaan pada penelitian ini.

Montgomery percaya bahwa dalam satu dekade, organ babi lainnya - jantung, paru-paru dan hati - dapat diberikan kepada manusia yang membutuhkan transplantasi.



Editor: Indyah Sutriningrum
 

SEBELUMNYA

Sugaring, Alternatif Alami Pengganti Waxing

BERIKUTNYA

Jung Ho-yeon Kembangkan Karakter Kang Sae-byeok dengan Pengalamannya Sebagai Model

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: