Kelainan pada Kaki Bisa Diatasi dengan Cara Ini Loh!
20 October 2021 |
13:30 WIB
Beberapa orang mungkin memiliki kelainan tulang pada lengan atau tungkai kaki akibat cedera atau bawaan lahir? Kelainan tersebut ternyata bisa diatasi loh dengan tindakan limb lengthening & reconstruction. Enggak cuma buat orang dewasa, tindakan ini juga bisa untuk anak-anak.
Dokter Spesialis Bedah Ortopedi Faisal Miraj mengatakan limb lengthening and reconstruction merupakan salah satu bidang ortopedi untuk melakukan pemanjangan alat gerak di lengan dan tungkai kaki pada beberapa keadaan.
Misalnya, tungkai kaki tidak sama panjang (leg length discrepancy) atau untuk menambah tinggi badan. Pada bidang ini juga dapat dilakukan koreksi kelainan bentuk, seperti tulang yang bengkok dan melengkung, penanganan infeksi tulang, hilangnya sebagian segmen tulang karena cedera atau infeksi tulang yang luas.
Selain itu, keadaan patah tulang yang tidak dapat menyambung atau disebut non-union, maupun patah tulang yang menyambung dengan bentuk yang tidak normal, baik bengkok, berputar atau memendek.
Dokter yang berpraktek di RS Pondok Indah – Pondok Indah dan RS Pondok Indah – Bintaro Jaya menuturkan bahwa tindakan pengoreksian tulang biasanya dilakukan akibat adanya kelainan tulang, khususnya di sekitar tungkai kaki dan lengan.
Ada beberapa faktor penyebab tergantung jenis kelainan yang diderita. Masalah yang paling sering dialami oleh pasien adalah leg length discrepancy atau kedua tungkai kaki yang tidak sama panjang.
“Kelainan ini biasanya disebabkan oleh cedera dan patah tulang yang sembuh ataupun tidak sembuh dan setelah itu menjadi pendek, bisa juga disebabkan oleh kelainan bawaan,” ujarnya.
Dokter biasanya akan merujuk pasien melakukan pemeriksaan fisik untuk mengetahui masalah dan penyebab kelainan tulang yang dialami. Selanjutnya, dokter dapat melakukan beberapa pemeriksaan penunjang.
Nah, untuk penanganannya bisa dilakukan melalui prosedur limb lengthening and reconstruction yang dilakukan dengan metode pembedahan minimal invasive. Pembedahan ini menggunakan sayatan berukuran kecil sehingga tidak banyak merusak jaringan lunak sekitar tulang.
“Masa pemulihan pasien pun diharapkan dapat lebih cepat dengan risiko infeksi lebih kecil,” tuturnya.
Tata laksana pembedahan ini dimulai dengan pemasangan alat di luar tungkai kaki pasien atau external fixator seperti alat limb reconstruction system, ilizarov konvensional, maupun computerized.
Kemudian dilakukan osteotomy atau pemotongan tulang. Selanjutnya, dengan alat-alat tersebut juga dapat dilakukan proses pemanjangan berkala dan juga koreksi kelainan bentuk lain seperti
meluruskan tungkai yang bengkok atau terputar.
Setelah tindakan bedah, pasien memerlukan 2 – 3 hari untuk menjalani program fisioterapi awal. Fisioterapi yang dilakukan bertujuan untuk early mobilization atau percobaan berjalan awal dengan bantuan tongkat, walker, maupun kursi roda.
Biasanya dokter akan menilai luka operasi dalam waktu 1 – 2 minggu setelah dilakukannya tindakan. Apabila tidak ada infeksi dan luka kering dengan baik, maka dapat langsung dilakukan pencabutan benang serta edukasi perawatan mandiri terhadap alat bantu yang sedang digunakan.
“Tindakan limb lengthening and reconstruction memungkinkan pemanjangan tungkai, serta memperbaiki kelainan bentuk tulang baik pada anak, remaja, maupun dewasa. Dilakukan dengan metode invasif minimal sehingga masa pemulihan lebih singkat,” jelasnya.
Setelah tindakan dilakukan, bersamaan dengan program fisioterapi yang berkesinambungan diharapkan pasien dapat segera beraktivitas kembali dengan normal.
Editor: Fajar Sidik
Dokter Spesialis Bedah Ortopedi Faisal Miraj mengatakan limb lengthening and reconstruction merupakan salah satu bidang ortopedi untuk melakukan pemanjangan alat gerak di lengan dan tungkai kaki pada beberapa keadaan.
Misalnya, tungkai kaki tidak sama panjang (leg length discrepancy) atau untuk menambah tinggi badan. Pada bidang ini juga dapat dilakukan koreksi kelainan bentuk, seperti tulang yang bengkok dan melengkung, penanganan infeksi tulang, hilangnya sebagian segmen tulang karena cedera atau infeksi tulang yang luas.
Selain itu, keadaan patah tulang yang tidak dapat menyambung atau disebut non-union, maupun patah tulang yang menyambung dengan bentuk yang tidak normal, baik bengkok, berputar atau memendek.
Dokter yang berpraktek di RS Pondok Indah – Pondok Indah dan RS Pondok Indah – Bintaro Jaya menuturkan bahwa tindakan pengoreksian tulang biasanya dilakukan akibat adanya kelainan tulang, khususnya di sekitar tungkai kaki dan lengan.
Ada beberapa faktor penyebab tergantung jenis kelainan yang diderita. Masalah yang paling sering dialami oleh pasien adalah leg length discrepancy atau kedua tungkai kaki yang tidak sama panjang.
“Kelainan ini biasanya disebabkan oleh cedera dan patah tulang yang sembuh ataupun tidak sembuh dan setelah itu menjadi pendek, bisa juga disebabkan oleh kelainan bawaan,” ujarnya.
Dokter biasanya akan merujuk pasien melakukan pemeriksaan fisik untuk mengetahui masalah dan penyebab kelainan tulang yang dialami. Selanjutnya, dokter dapat melakukan beberapa pemeriksaan penunjang.
Nah, untuk penanganannya bisa dilakukan melalui prosedur limb lengthening and reconstruction yang dilakukan dengan metode pembedahan minimal invasive. Pembedahan ini menggunakan sayatan berukuran kecil sehingga tidak banyak merusak jaringan lunak sekitar tulang.
“Masa pemulihan pasien pun diharapkan dapat lebih cepat dengan risiko infeksi lebih kecil,” tuturnya.
Tata laksana pembedahan ini dimulai dengan pemasangan alat di luar tungkai kaki pasien atau external fixator seperti alat limb reconstruction system, ilizarov konvensional, maupun computerized.
Kemudian dilakukan osteotomy atau pemotongan tulang. Selanjutnya, dengan alat-alat tersebut juga dapat dilakukan proses pemanjangan berkala dan juga koreksi kelainan bentuk lain seperti
meluruskan tungkai yang bengkok atau terputar.
Setelah tindakan bedah, pasien memerlukan 2 – 3 hari untuk menjalani program fisioterapi awal. Fisioterapi yang dilakukan bertujuan untuk early mobilization atau percobaan berjalan awal dengan bantuan tongkat, walker, maupun kursi roda.
Biasanya dokter akan menilai luka operasi dalam waktu 1 – 2 minggu setelah dilakukannya tindakan. Apabila tidak ada infeksi dan luka kering dengan baik, maka dapat langsung dilakukan pencabutan benang serta edukasi perawatan mandiri terhadap alat bantu yang sedang digunakan.
“Tindakan limb lengthening and reconstruction memungkinkan pemanjangan tungkai, serta memperbaiki kelainan bentuk tulang baik pada anak, remaja, maupun dewasa. Dilakukan dengan metode invasif minimal sehingga masa pemulihan lebih singkat,” jelasnya.
Setelah tindakan dilakukan, bersamaan dengan program fisioterapi yang berkesinambungan diharapkan pasien dapat segera beraktivitas kembali dengan normal.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.