Jangan Sepelekan Bau Mulut, Bisa Jadi Gejala Kanker Leher & Kepala
18 October 2021 |
18:50 WIB
Genhype hati-hati ya sebab kebiasaan merokok atau mengonsumsi alkohol menjadi penyebab utama terjadinya kanker leher dan kepala. Istilah itu digunakan untuk mendeskripsikan sejumlah tumor ganas yang berkembang di dalam atau di sekitar tenggorokan, laring (kotak suara), hidung, amandel, sinus, dan mulut.
Berdasarakan data dari US National Library of Medicine, sekurangnya 75% kasus kanker diakibatkan oleh penggunaan rokok dan konsumsi alkohol. Seseorang yang memiliki kebiasaan merokok maupun minum minuman keras secara bersamaan ternyata memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker kepala dan leher.
Tak hanya itu, orang yang terinfeksi oleh human papillomavirus (HPV) -infeksi yang ditularkan melalui hubungan seksual, juga dapat terkena kanker kepala dan leher.
Biasanya, kanker leher dan kepala ditemukan pada mereka yang berusia diatas 50 tahun, dan dua kali lebih banyak ditemukan pada pria.
Menurut data Global Cancer Observatory
(Globocan) 2020, kejadian baru kanker kepala dan leher di dunia sebanyak 932.000 yang merupakan penjumlahan dari kanker jenis kanker bibir dan rongga mulut,lidah, orofaring, hipofaring, laring, nasofaring, dan kelenjar ludah.
Kanker kepala dan leher merupakan penyebab kematian pada urutan ke-tujuh di dunia dan merupakan 5?ri seluruh kanker di dunia.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Hematologi Onkologi Medik, Rismauli Doloksaribu mengatakan pada kanker kepala dan leher yang bersifat ganas, dampaknya dapat merubah bentuk wajah secara fisik baik oleh karena perkembangan kanker nya sendiri maupun oleh karena akibat tindakan pengobatan.
“Umumnya, pasien akan mendapatkan keluhan berupa gangguan menelan, makan, bahkan gangguan berbicara. Oleh sebab itu masyarakat perlu mewaspadai penyebab kanker kepala dan leher agar terhindar dari penyakit yang mematikan ini,” ujarnya.
Rismauli Doloksaribu menjelaskan tanda-tanda yang perlu diperhatikan saat terinfeksi kanker leher dan kepala ialah adanya benjolan pada leher yang tidak bergejala, adanya ulserasi mukosa yang menyakitkan, lesi mukosa pada daerah mulut yang terlihat, suara serak, maupun disfagia atau sulit menelan.
Gejala selanjutnya tergantung pada lokasi dan luas tumor dan termasuk rasa nyeri, kelumpuhan saraf, parestesia yaitu kesemutan atau mati rasa, trismus atau kekakuan pada daerah rahang dan leher yang menyebabkan seseorang sulit membuka mulut.
Selain itu, dapat juga dijumpai halitosis atau bau mulut yang disebabkan oleh kebersihan mulut yang tidak terjaga, penyakit yang diderita atau gaya hidup yang tidak baik.
Adapun tatalaksana pengobatan kanker kepala dan leher utamanya adalah melalui bedah, radiasi, dengan atau tanpa kemoterapi, terapi target, hingga immunoterapi.
“Pilihan perawatan akan menyesuaikan dengan tingkat perkembangan kanker (stadium) dan lokasi kanker yang dialami pasien,” ungkapnya.
Masyarakat diingatkan untuk selalu mewaspadai jika terdapat gejala kanker kepala dan leher dan segera berkonsultasi dengan dokter untuk didiagnosis.
Sebab, jika dideteksi dan dirawat sejak dini, kanker kepala dan leher seperti pada jenis kanker lainnya dapat memberikan hasil pengobatan yang lebih baik dan kwalitas hidup pasien yang juga lebih baik.
Editor Fajar Sidik
Berdasarakan data dari US National Library of Medicine, sekurangnya 75% kasus kanker diakibatkan oleh penggunaan rokok dan konsumsi alkohol. Seseorang yang memiliki kebiasaan merokok maupun minum minuman keras secara bersamaan ternyata memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker kepala dan leher.
Tak hanya itu, orang yang terinfeksi oleh human papillomavirus (HPV) -infeksi yang ditularkan melalui hubungan seksual, juga dapat terkena kanker kepala dan leher.
Biasanya, kanker leher dan kepala ditemukan pada mereka yang berusia diatas 50 tahun, dan dua kali lebih banyak ditemukan pada pria.
Menurut data Global Cancer Observatory
(Globocan) 2020, kejadian baru kanker kepala dan leher di dunia sebanyak 932.000 yang merupakan penjumlahan dari kanker jenis kanker bibir dan rongga mulut,lidah, orofaring, hipofaring, laring, nasofaring, dan kelenjar ludah.
Kanker kepala dan leher merupakan penyebab kematian pada urutan ke-tujuh di dunia dan merupakan 5?ri seluruh kanker di dunia.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Hematologi Onkologi Medik, Rismauli Doloksaribu mengatakan pada kanker kepala dan leher yang bersifat ganas, dampaknya dapat merubah bentuk wajah secara fisik baik oleh karena perkembangan kanker nya sendiri maupun oleh karena akibat tindakan pengobatan.
“Umumnya, pasien akan mendapatkan keluhan berupa gangguan menelan, makan, bahkan gangguan berbicara. Oleh sebab itu masyarakat perlu mewaspadai penyebab kanker kepala dan leher agar terhindar dari penyakit yang mematikan ini,” ujarnya.
Rismauli Doloksaribu menjelaskan tanda-tanda yang perlu diperhatikan saat terinfeksi kanker leher dan kepala ialah adanya benjolan pada leher yang tidak bergejala, adanya ulserasi mukosa yang menyakitkan, lesi mukosa pada daerah mulut yang terlihat, suara serak, maupun disfagia atau sulit menelan.
Gejala selanjutnya tergantung pada lokasi dan luas tumor dan termasuk rasa nyeri, kelumpuhan saraf, parestesia yaitu kesemutan atau mati rasa, trismus atau kekakuan pada daerah rahang dan leher yang menyebabkan seseorang sulit membuka mulut.
Selain itu, dapat juga dijumpai halitosis atau bau mulut yang disebabkan oleh kebersihan mulut yang tidak terjaga, penyakit yang diderita atau gaya hidup yang tidak baik.
“Menimbang penderitaan yang berat terhadap kanker kepala dan leher, masyarakat diimbau untuk menerapkan pola hidup sehat dengan berhenti merokok, tidak mengonsumsi alkohol, mengurangi risiko infeksi HPV dan HIV menjaga kebersihan dan merawat gigi dan mulut,” ujarnya.
Adapun tatalaksana pengobatan kanker kepala dan leher utamanya adalah melalui bedah, radiasi, dengan atau tanpa kemoterapi, terapi target, hingga immunoterapi.
“Pilihan perawatan akan menyesuaikan dengan tingkat perkembangan kanker (stadium) dan lokasi kanker yang dialami pasien,” ungkapnya.
Masyarakat diingatkan untuk selalu mewaspadai jika terdapat gejala kanker kepala dan leher dan segera berkonsultasi dengan dokter untuk didiagnosis.
Sebab, jika dideteksi dan dirawat sejak dini, kanker kepala dan leher seperti pada jenis kanker lainnya dapat memberikan hasil pengobatan yang lebih baik dan kwalitas hidup pasien yang juga lebih baik.
Editor Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.