Ilustrasi (dok. Pexels)

Ternyata Ini Alasan Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri

04 November 2021   |   14:04 WIB
Image
Desyinta Nuraini Jurnalis Hypeabis.id

Penanganan kanker di Tanah Air menjadi tantangan tersendiri dan menjadi pekerjaan rumah yang belum terselesaikan. Kepercayaan sebagian masyarakat tentang pengobatan penyakit ini di dalam negeri pun masih rendah. Sebagian figur publik memutuskan berobat ke luar negeri.

“Orang berobat ke luar negeri karena trust-nya belum ada. Ada survei mengapa orang ke luar negeri karena di sana lebih lancar, cepat diagnosis, ini hal yang jadi pekerjaan rumah kita,” ujar Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Pusat Profesor Aru Wisaksono Sudoyo dalam diskusi virtual, Kamis (4/1//2021). 

Oleh karena itu, menurutnya penting untuk membangun kepercayaan pasien kanker dengan penanganan yang terharmonisasi. Antardokter bisa saling berkomunikasi dan berkonsultasi dalam penanganan pasien kanker.  “Perlu digitalisasi networking dokter. Ini jalan keluar,” imbuhnya.

Selain ada faktor teknologi yang belum kita miliki, alasan sejumlah pasien kanker memilih berobat ke luar negeri, terutama ke Penang, Malaysia adalah karena obat-abatan antikanker di sana jauh lebih murah. Hal ini karena Pemerintah Malaysia menurunkan pajak obat antikanker agar orang Indonesia datang ke negaranya dalam rangka medical tourism.

“Mereka bilang ke saya obatnya lebih murah dbandingkan dengan Indonesia. Jadi berbondong-bondong ke sana. Susah dilawannya kalau obatnya lebih murah kalau sekali infus bisa puluhan juta,” tutur Aru. 

Sementara itu, dia menerangkan bahwa saaat ini kanker merupakan salah satu penyakit tidak menular dan menjadi beban kesehatan di seluruh dunia, baik dalam hal pembiayaan skrining, beban terapi, dan rehabilitasi. 

Sebanyak 25-30 persen dana terbesar BPJS terserap di penyakit katastropik, termasuk kanker yang menempati posisi kedua. “Oleh karena itu, diperlukan konsep pelayanan kanker yang cost-effective dan terstandarisasi mengikuti patient safety,” sebut Aru. 

Untuk menanggulangi beban kanker baik finansial dan kesehatan di Indonesia, YKI katanya berpegang pada 4 pilar penanggulangan kanker yang pelaksanaannya perlu didukung oleh kebijakan dari seluruh pemangku kepentingan. 

Keempat pilar tersebut diantaranya, peningkatan akurasi data kanker untuk kebutuhan kesehatan publik, kemudahan akses terhadap deteksi dini dan diagnosis pada stadium awal, perawatan tepat waktu dan akurat dengan prinsip pengobatan yang akurat, serta costeffectiveness yang berdampak pada penghematan pembiayaan, perawatan suportif dan paliatif dengan tujuan peningkatan kualitas hidup pasien kanker.



Editor: Roni Yunianto

 

SEBELUMNYA

Mengenal Nama Beauty, Startup Luna Maya yang Dapat Kucuran Rp71 miliar

BERIKUTNYA

4 Film Ini Akan Ditayangkan Dalam Road To Jakarta Film Week 2021

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: