Ilustrasi pembarayan digital (Pexels/Karolina Grabowska)

Adopsi Pembayaran Digital Asia Pasifik Naik, Genhype Tim Tunai atau Cashless?

17 October 2021   |   19:06 WIB
Image
Syaiful Millah Asisten Manajer Konten Hypeabis.id

Like
Penelitian terbaru dari perusahaan keamanan siber Kaspersky menunjukkan bahwa adopsi digital di sektor keuangan termasuk penggunaan e-wallet dan mobile banking terus mengalami pertumbuhan di kawasan wilayah Asia Pasifik, dan tertinggi di Filipina.

Laporan berjudul Mapping a Secure Path for The Future of Digital Payments in APAC, mempelajari interaksi pengguna lokal dengan pembayaran online yang tersedia di wilayah. Laporan juga mengobservasi sikap mereka terhadap kondisi yang ada saat ini. 

Salah satu temuan utama laporan itu menunjukkan bahwa sebagian besar (sekitar 90 persen) responden di Asia Pasifik telah menggunakan aplikasi pembayaran seluler setidaknya sekali dalam 12 bulan atau 1 tahun terakhir.

Filipina mencatatkan persentase adopsi uang elektronik baru tertinggi dengan 37 persen. Diikuti secara beruntun oleh India dengan 23 persen, Australia 15 persen, Vietnam 14 persen, Indonesia 13 persen, dan Thailand 13 persen.
 

(Kaspersky)

(Kaspersky)


Managing Director APAC Kaspersky Chris Connell mengatakan data dari penelitian terbaru itu menunjukkan bahwa uang tunai masih menjadi raja, setidaknya untuk saat ini, yaitu 70 persen responden masih menggunakan catatan fisik untuk transaksi sehari-hari.

Namun demikian, pembayaran digital dan aplikasi mobile banking tidak jauh tertinggal dengan 58 persen dan 52 persen pengguna memakai platform tersebut setidaknya sekali seminggu untuk berbagai keperluan keuangan.

"Dari statistik itu, kami dapat menyimpulkan bahwa pandemi telah memicu lebih banyak orang untuk terjun ke keuangan digital, yang dapat sepenuhnya menurunkan penggunaan uang tunai di kawasan dalam 3 hingga 5 tahun ke depan," tuturnya.

Connell menyatakan bahwa kenyamanan dan keamanan memicu lebih banyak pengguna di Asia Pasifik untuk menggunakan teknologi keuangan. Lebih dari 50 persen responden mengungkapkan faktor aman dan nyaman terkait penggunaannya.

Sekitar 45 persen responden juga menyebut bahwa platform digital memungkinkan mereka melakukan pembayaran sembari mematuhi aturan jarak sosial. Sebanyak 36 persen menyatakan digital menjadi satu-satunya cara mereka bertransaksi selama penguncian karena pandemi.

Menurutnya, salah satu upaya penting untuk mendorong ekonomi digital ke depannya adalah aspek keamanan platform. Mengingat, masyarakat sudah mulai sadar akan adanya berbagai risiko dari proses transaksi daring.

"Pengembang dan penyedia aplikasi sekarang harus melihat celah keamanan siber di tiap tahap proses pembayaran, menerapkan fitur keamanan, atau bahkan pendekatan desain yang aman untuk mendapat kepercayaan penuh," kata Connell.

Editor : M R Purboyo

SEBELUMNYA

Kelangkaan Komponen Tekan Pasar Smartphone Global Kuartal Tiga

BERIKUTNYA

The Lincoln Highway Jadi Buku Terlaris di Amerika Serikat

Komentar

Erick TroyudaN

Erick TroyudaN

19 Oct 2021 - 07:51

Hypeabis knpa nggk menjadi marketseller suratobligasihutang korporasi/umkm dgn eformbuying+sistem kirimdatatransaksi etronik/3harian+bukti transkripprintout/papers/notifsms.????????????????????????????????????????


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: