Sepertiga Penerima Kartu Prakerja Sudah Tak Menganggur
12 October 2021 |
16:57 WIB
Genhype salah satu yang menerima kartu Prakerja? Jika ya, Genhype perlu tahu nih, berdasarkan hasil Survei Evaluasi Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja, sepertiga dari penerima kartu Prakerja yang menganggur saat survei dilaksanakan (Januari 2021) kini sudah bekerja.
Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja, Denni Puspa Purbasari, mengatakan dari jumlah penerima kartu Prakerja yang berubah status menjadi sudah bekerja tersebut, perbandingan antara menjadi pelaku wirausaha dan karyawan hampir berimbang.
“Artinya proporsi antara wirausaha dengan menjadi karyawan itu hampir 50:50 dan data ini konsisten dengan yang hasil pada tahun 2020,” ungkapnya dalam acara konferensi pers Virtual Career Fair JobStreet, Senin (11/10/2021).
(Baca juga: Lagi Cari Kerja? Berikut Tips Sukses Melamar Pekerjaan)
Tercatat, hingga pelaksanaan Gelombang 21, Program Kartu Prakerja telah menjangkau 11,4 juta penerima, yakni 5,6 juta peserta pada tahun 2020 dan 5,8 juta peserta pada 2021.
Denni menuturkan rata-rata penerima baru memanfaatkan sekitar Rp 600 ribu dari saldo Rp 1 juta yang diberikan. Namun, dia juga menemukan bahwa ada peserta yang bisa menyelesaikan sampai 10 pelatihan dengan bantuan tersebut.
“Pasti mereka ini pintar sehingga bisa beli sampai 10 pelatihan. Makanya, saya dorong teman-teman untuk beli dan tambah lagi pelatihan untuk melengkapi skill lalu dapatkan sertifikatnya. Tapi harus berkesinambungan, jangan kemudian memborong tetapi tidak diselesaikan,” ucapnya.
Selain itu, dia juga mengungkapkan beberapa pelatihan yang paling diminati di antaranya adalah penjualan dan pemasaran online, Bahasa Inggris, Microsoft Office, digital marketing, Ternak Lele dan Hidroponik, dan persiapan International English Language Testing System (IELTS).
Sebagai inovasi dengan pendekatan end to end digital, Denni juga mengatakan bahwa Program Kartu Prakerja masih akan dilanjutkan pada 2022 dengan beberapa persiapan menuju skema pelatihan secara normal atau tatap muka.
“Sekarang masih web based, mungkin ke depan kita akan buat mobile app dan beberapa pekerjaan yang akan kita develop secara bertahap. Terkait dengan terintegrasi sistem dengan job portal seperti JobStreet ini merupakan one of our priorities, karena setelah menyiapkan skill pasti yang dicari adalah lowongan pekerjaan,” imbuhnya.
Editor: Avicenna
Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja, Denni Puspa Purbasari, mengatakan dari jumlah penerima kartu Prakerja yang berubah status menjadi sudah bekerja tersebut, perbandingan antara menjadi pelaku wirausaha dan karyawan hampir berimbang.
“Artinya proporsi antara wirausaha dengan menjadi karyawan itu hampir 50:50 dan data ini konsisten dengan yang hasil pada tahun 2020,” ungkapnya dalam acara konferensi pers Virtual Career Fair JobStreet, Senin (11/10/2021).
Ilustrasi (Dok. RODNAE Production/Pexels)
Tercatat, hingga pelaksanaan Gelombang 21, Program Kartu Prakerja telah menjangkau 11,4 juta penerima, yakni 5,6 juta peserta pada tahun 2020 dan 5,8 juta peserta pada 2021.
Denni menuturkan rata-rata penerima baru memanfaatkan sekitar Rp 600 ribu dari saldo Rp 1 juta yang diberikan. Namun, dia juga menemukan bahwa ada peserta yang bisa menyelesaikan sampai 10 pelatihan dengan bantuan tersebut.
“Pasti mereka ini pintar sehingga bisa beli sampai 10 pelatihan. Makanya, saya dorong teman-teman untuk beli dan tambah lagi pelatihan untuk melengkapi skill lalu dapatkan sertifikatnya. Tapi harus berkesinambungan, jangan kemudian memborong tetapi tidak diselesaikan,” ucapnya.
Selain itu, dia juga mengungkapkan beberapa pelatihan yang paling diminati di antaranya adalah penjualan dan pemasaran online, Bahasa Inggris, Microsoft Office, digital marketing, Ternak Lele dan Hidroponik, dan persiapan International English Language Testing System (IELTS).
Sebagai inovasi dengan pendekatan end to end digital, Denni juga mengatakan bahwa Program Kartu Prakerja masih akan dilanjutkan pada 2022 dengan beberapa persiapan menuju skema pelatihan secara normal atau tatap muka.
“Sekarang masih web based, mungkin ke depan kita akan buat mobile app dan beberapa pekerjaan yang akan kita develop secara bertahap. Terkait dengan terintegrasi sistem dengan job portal seperti JobStreet ini merupakan one of our priorities, karena setelah menyiapkan skill pasti yang dicari adalah lowongan pekerjaan,” imbuhnya.
Editor: Avicenna
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.