Simak Fakta Menarik Vaksin Zifivax, Efikasinya Lebih dari 80%
10 October 2021 |
08:02 WIB
Jenis vaksin virus corona jenis baru, Covid-19 yang digunakan di Indonesia terus bertambah. Terbaru, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) hari ini mengeluarkan izin penggunaan darurat/emergency use authorization (EUA) untuk Zifivax.
Zifivax merupakan vaksin yang dikembangkan dan diproduksi oleh Anhui Zhifei Longcom Biopharmaceutical, salah satu perusahaan farmasi di China. Buat kamu yang penasaran, berikut fakta-fakta menarik vaksin Zifivax :
1. Menggunakan platform rekombinan protein subunit.
Mengutip jurnal akademik Yarsi, vaksin jenis ini dibuat melalui teknologi DNA rekombinan atau teknologi pengklonaan gen yang direkayasa lebih lanjut untuk menghasilkan produk protein yang diinginkan. Pengklonaan gen adalah suatu proses memasukan DNA atau gen asing ke dalam sel inang dengan bantuan vektor. Tujuan pengklonaan gen ini adalah untuk memperbanyak gen yang identik.
Sementara itu, dari laporan Anhui Zhifei Longcom Biopharmaceutical di PAHO, vaksin protein subunit buatan mereka menargetkan domain pengikat reseptor (RBD) SARS-CoV-2 yang terletak di domain terminal-C subunit S1 dalam protein S (antara R319 hingga K537).
Protein direkayasa sebagai RBD dimer berulang tandem untuk meningkatkan imunogenisitas. Dibandingkan dengan RBD monomer tradisional, RBD dimer dapat meningkatkan antibodi penetralisir SARS-CoV-2.
RBD dianggap sebagai target vaksin coronavirus yang menarik karena berfokus pada respons antibodi untuk memblokir pengikatan reseptor. RDB memiliki potensi risiko peningkatan yang bergantung pada antibodi yang rendah.
2. Uji klinik di sejumlah negara.
Kepala BPOM Penny Lukito pada konferensi pers hari ini menyebut bahwa vaksin Zifivax telah melalui tahap uji klinik fase 3 pada sekitar 28.500 subjek uji. Indonesia adalah salah satu senter pelaksanaan uji klinik tahap 3 tersebut, selain Uzbekistan, Pakistan, Equador, dan China.
Jumlah subjek uji dari Indonesia yang berpartisipasi dalam studi klinik vaksin ini sekitar 4.000 orang.
3. Efek samping.
Dari hasil uji klinik yang dilakukan, pemberian vaksin Zifivax secara umum dapat ditoleransi dengan baik. Efek samping lokal yang paling sering terjadi adalah timbul nyeri pada tempat suntikan, sementara efek sistemik yang paling sering terjadi adalah sakit kepala, kelelahan, demam, nyeri otot (myalgia), batuk, mual (nausea), dan diare dengan tingkat keparahan grade 1 dan 2.
4. Anak-anak, ibu hamil, dan menyusui tidak diperbolehkan.
Vaksin ini diberikan terhadap mereka yang berusia 18-59 tahun. Data yang tersedia tentang vaksin Zifivax pada anak-anak, wanita hamil, dan ibu menyusui tidak cukup untuk menilai kemanjuran vaksin.
5. Efikasi lawan varian Alfa hingga Kappa lebih dari 80 persen
Hasil uji klinik fase 1 dan 2 pada populasi dewasa usia 18–59 tahun menunjukkan respons imunogenisitas pada 14 hari setelah vaksinasi lengkap. Respons tertinggi ditunjukkan pada pemberian Zifivax dosis rendah dengan 3 kali vaksinasi berdasarkan pengukuran antibodi netralisasi.
Data interim uji klinik fase 3 menunjukkan efikasi yang baik, termasuk terhadap Virus SARS CoV-2 varian Alfa (92,93 persen), Gamma (100 persen), Delta (77,47 persen), dan Kappa (90,0 persen).
Efikasi vaksin mencapai 81,71 persen dihitung mulai 7 hari setelah mendapatkan vaksinasi lengkap atau mencapai 81,4 persen bila dihitung mulai 14 hari setelah mendapatkan vaksinasi lengkap.
Penny Lukito menjabarkan bahwa berdasarkan analisis pada beberapa rentang usia, efikasi vaksin pada populasi dewasa usia 18-59 tahun sebesar 81,51 persen, populasi lansia usia 60 tahun ke atas sebesar 87,58 persen, dan untuk populasi Indonesia secara keseluruhan adalah 79,88 persen.
Editor: M R Purboyo
Zifivax merupakan vaksin yang dikembangkan dan diproduksi oleh Anhui Zhifei Longcom Biopharmaceutical, salah satu perusahaan farmasi di China. Buat kamu yang penasaran, berikut fakta-fakta menarik vaksin Zifivax :
1. Menggunakan platform rekombinan protein subunit.
Mengutip jurnal akademik Yarsi, vaksin jenis ini dibuat melalui teknologi DNA rekombinan atau teknologi pengklonaan gen yang direkayasa lebih lanjut untuk menghasilkan produk protein yang diinginkan. Pengklonaan gen adalah suatu proses memasukan DNA atau gen asing ke dalam sel inang dengan bantuan vektor. Tujuan pengklonaan gen ini adalah untuk memperbanyak gen yang identik.
Sementara itu, dari laporan Anhui Zhifei Longcom Biopharmaceutical di PAHO, vaksin protein subunit buatan mereka menargetkan domain pengikat reseptor (RBD) SARS-CoV-2 yang terletak di domain terminal-C subunit S1 dalam protein S (antara R319 hingga K537).
Protein direkayasa sebagai RBD dimer berulang tandem untuk meningkatkan imunogenisitas. Dibandingkan dengan RBD monomer tradisional, RBD dimer dapat meningkatkan antibodi penetralisir SARS-CoV-2.
RBD dianggap sebagai target vaksin coronavirus yang menarik karena berfokus pada respons antibodi untuk memblokir pengikatan reseptor. RDB memiliki potensi risiko peningkatan yang bergantung pada antibodi yang rendah.
2. Uji klinik di sejumlah negara.
Kepala BPOM Penny Lukito pada konferensi pers hari ini menyebut bahwa vaksin Zifivax telah melalui tahap uji klinik fase 3 pada sekitar 28.500 subjek uji. Indonesia adalah salah satu senter pelaksanaan uji klinik tahap 3 tersebut, selain Uzbekistan, Pakistan, Equador, dan China.
Jumlah subjek uji dari Indonesia yang berpartisipasi dalam studi klinik vaksin ini sekitar 4.000 orang.
Berbagai jenis vaksin Covid-19 yang digunakan oleh berbagai negara/clinicaltrialsarena.com
3. Efek samping.
Dari hasil uji klinik yang dilakukan, pemberian vaksin Zifivax secara umum dapat ditoleransi dengan baik. Efek samping lokal yang paling sering terjadi adalah timbul nyeri pada tempat suntikan, sementara efek sistemik yang paling sering terjadi adalah sakit kepala, kelelahan, demam, nyeri otot (myalgia), batuk, mual (nausea), dan diare dengan tingkat keparahan grade 1 dan 2.
4. Anak-anak, ibu hamil, dan menyusui tidak diperbolehkan.
Vaksin ini diberikan terhadap mereka yang berusia 18-59 tahun. Data yang tersedia tentang vaksin Zifivax pada anak-anak, wanita hamil, dan ibu menyusui tidak cukup untuk menilai kemanjuran vaksin.
5. Efikasi lawan varian Alfa hingga Kappa lebih dari 80 persen
Hasil uji klinik fase 1 dan 2 pada populasi dewasa usia 18–59 tahun menunjukkan respons imunogenisitas pada 14 hari setelah vaksinasi lengkap. Respons tertinggi ditunjukkan pada pemberian Zifivax dosis rendah dengan 3 kali vaksinasi berdasarkan pengukuran antibodi netralisasi.
Data interim uji klinik fase 3 menunjukkan efikasi yang baik, termasuk terhadap Virus SARS CoV-2 varian Alfa (92,93 persen), Gamma (100 persen), Delta (77,47 persen), dan Kappa (90,0 persen).
Efikasi vaksin mencapai 81,71 persen dihitung mulai 7 hari setelah mendapatkan vaksinasi lengkap atau mencapai 81,4 persen bila dihitung mulai 14 hari setelah mendapatkan vaksinasi lengkap.
Penny Lukito menjabarkan bahwa berdasarkan analisis pada beberapa rentang usia, efikasi vaksin pada populasi dewasa usia 18-59 tahun sebesar 81,51 persen, populasi lansia usia 60 tahun ke atas sebesar 87,58 persen, dan untuk populasi Indonesia secara keseluruhan adalah 79,88 persen.
Editor: M R Purboyo
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.