Gantari: The Final Journey to Java. (Dok. Lakon Indonesia)

130 Koleksi Fesyen Wastra Tradisional Ditampilkan dalam Pagelaran Gantari

05 October 2021   |   18:33 WIB
Image
Nirmala Aninda Manajer Konten Hypeabis.id

Dalam rangka memperingati Hari Batik Nasional pada 9 Oktober 2021, Lakon Indonesia berkolaborasi dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif serta Badan Otoritas Borobudur mempersembahkan Gantari: The Final Journey to Java. Acara ini merupakan pagelaran karya fenomenal dari para perajin wastra di antaranya batik, jumputan, dan tenun lurik.

Gantari adalah peragaan busana yang merupakan bagian penutupan dari rangkaian acara Jakarta Fashion and Food Festival (JF3) 2021. 

Berakar dari nama penyelenggaranya, Lakon Indonesia atau yang berarti cerita Indonesia, Gantari merupakan sebuah perjalanan untuk mendalami dan menyempurnakan cerita tersebut. 

Pagelaran seni ini juga merupakan acara lanjutan dari  peragaan busana bertajuk PakaianKoe: A Journey to Java, peluncuran koleksi kedua dari Lakon Indonesia yang diselenggarakan pada 15 November 2020 silam.
 

Gantari: The Final Journey to Java. (Dok. Lakon Indonesia)

Gantari: The Final Journey to Java. (Dok. Lakon Indonesia)

Founder Lakon Indonesia Thresia Mareta mengungkapkan bahwa acara yang akan diselenggarakan secara langsung dari Candi Prambanan nantinya akan mempresentasikan 130 pakaian siap pakai (ready to wear) yang dirancang menggunakan kain tradisional hasil tangan perajin dari Pulau Jawa, khususnya Jawa Tengah dan Yogyakarta.

Koleksi dengan desain hasil kolaborasi Lakon Indonesia dan Direktur Kreatif Irsan (The House of Irsan) ini nantinya akan menunjukkan pakaian berbahan serat natural dengan warna-warni cerah baik untuk pria maupun wanita.

"Kita sudah bekerja sama dengan sejumlah perajin sejak 2019 dan sampai dengan 2020 sudah lebih dari 20.000 meter kain batik maupun jumputan hasil karya perajin nasional yang digunakan untuk menghasilkan koleksi ready to wear," kata Thresia dalam konferensi pers virtual.

Tak hanya dari sektor fesyen, Gantari turut melibatkan total 1.000 pekerja dari industri kreatif mulai dari seni pertunjukkan, event organizer hingga pariwisata.
 

Gantari: The Final Journey to Java. (Dok. Lakon Indonesia)

Gantari: The Final Journey to Java. (Dok. Lakon Indonesia)

Untuk setting panggung dan runway, Genhype bisa punya ekspektasi tinggi karena arsitek Adi Purnomo, yang juga terlibat dalam proyek restorasi Candi Prambanan, akan bertanggung jawab untuk menjadikan monumen bersejarah itu turut menjadi bintang pada acara nanti.

"Perlu pemikiran yang lebih dalam untuk menyiapkan setting tempat agar selaras dengan nilai sejarah candi. Saya sendiri melihat dengan apa yang sedang dilakukan oleh Lakon, mencoba menengok sebentar ke masa lalu, tidak untuk terjebak pada romantisme masa lalu tapi mencoba membawa nilai relevan ke kehidupan sekarang," kata Adi.

Adapun, peragaan busana Gantari nantinya akan diiringi oleh musik Gamelan dan diselingi dengan tarian dari kesultanan di Jawa, Surakarta atau Yogyakarta, dengan koreografi dari Maestro Tari Didi Nini Thowok berjudul AndhanaResvara.

"Melalui pagelaran ini, Lakon Indonesia juga ingin memberikan penghormatan bagi kaum perempuan yang memiliki peran penting dalam pewarisan nilai budaya dan etika, serta kepada seniman tradisional yang setia mengabdi bagi dunia seni yang dicintainya," tutur Thresia.

Harapannya, eksplorasi dan eksekusi dari pagelaran ini dapat membawa karya Indonesia untuk lebih dihargai di dalam maupun luar negeri, sehingga dapat membuka peluang yang lebih besar untuk kemajuan ekonomi masyarakat luas.

Editor: Fajar Sidik

SEBELUMNYA

5 Tips Merayakan Ulang Tahun yang Seru kala Pandemi

BERIKUTNYA

Aespa Lanjutkan Pertarungan dengan Black Mamba dalam Lagu Savage

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: