Penyakit Jantung Akibat Gigi Berlubang Ini Mengancam Jiwa
23 September 2021 |
20:39 WIB
Genhype, tahukah istilah medis yang disebut sebagai endokarditis? Ini merupakan kondisi ketika kuman atau bakteri masuk ke dalam aliran darah yang kemudian menempel pada organ jantung sehingga memicu peradangan pada lapisan dalam jantung (endokardium).
Adapun bakteri tersebut salah satunya masuk karena adanya kerusakan pada gigi maupun infeksi di daerah mulut.
“Kuman salah satunya dapat berasal dari kondisi kesehatan gigi yang buruk seperti gigi berlubang parah,” ujar pakar kardiologi dari RSJPD Harapan Kita dr. BRM Ario Soeryo Kuncoro dalam peluncuran Bulan Kesehatan Gigi Nasional 2021 : Gigi Kuat, Hidup Sehat untuk #SenyumIndonesia yang digelar PT. Unilever Indonesia, Kamis (23/9/2021).
Selain masuk melalui lubang pada gigi, lanjut Ario, sumber infeksi lainbisa berasal dari pemakaian infus atau jarum suntik yang terus menerus, berulang, dan tidak dilakukan desinfektan dengan baik. Salah satu contohnya yakni pemakaian jarum suntik pada orang-orang yang memakai narkotika. Kemudian juga bisa terjadi apabila ada infeksi pada usus dan kulit.
“Kuman akan menempel pada lapisan jantung yang rentan atau mengalami kerusakan dan perlahan berkembang dan merusak jaringan sekitarnya,” sebutnya.
Adapun mereka yang berisiko mengalami endokarditis di antaranya penderita penyakit jantung bawaan, kerusakan atau lubang di katup jantung contohnya katup yang bocor, katup jantung buatan, masalah pada gigi dan mulut yang berat, hemodialisis atau gagal ginjal kronis, kateter atau alat infus pada pembuluh darah yang dipasang dalam jangka waktu yang lama, hingga mereka yang sistem kekebalan tubuhnya lemah.
Fejala penyakit ini biasanya ditandai dengan demam lebih dari seminggu bahkan berbulan-bulan. Haya saja demam yang dirasakan tidak tinggi diikuti gejala badan lemah, berat badan turun tanpa sebab yang jelas.
Ario menerangkan endokarditis perlu segera ditangani karena dapat mengancam jiwa penderitanya. Misal, katup jantung yang sudah ada tumpukan kuman kemudian terjadi kerusakan, robek, dan bahkan dalam beberapa kasus membuat bagian struktur katup itu putus sehingga terjadi kebocoran, dapat menimbulkan keluhan seperti gagal jantung.
Selain keluhan gagal jantung, tumpukan kuman bisa menyebabkan absen atau penumpukan nanah di jantung. Apabila lepas dan menyebar bisa menimbulkan stroke berat, penumpukan nanah di otak, paru-paru atau organ lain dimana kuman tersebut menempel.
“Kita sering dapatkan pasien gangguan ginjal dan timbulkan kematian,” tambahnya.
Begitu pula bagi mereka yang menjalani operasi katup buatan. Ario menjelaskan proses penggantian katup ini membuat bagian struktur jantung rentan mengalami luka sehingga apabila ada sumber infeksi, itu akan mudah menempel. Bisa saja terjadi kondisi jahitan hampir lepas dan katup mengalami kebocoran.
“Pasien harus dipoperasi untuk bersihkan kuman dan penggantian katup jantung. Jika tidak ditolong segera timbulkan kematian,” tegasnya.
Ario menambahkan endokarditis diperkirakan terjadi pada 3-9 kasus dari 100.000 orang setiap tahunnya di dunia. Pria lebih banyak mengalami kondisi ini. Sementara tingkat kematian pasien dengan endokarditis yang dirawat berkisar antara 15-30 persen.
Editor: M R Purboyo
Adapun bakteri tersebut salah satunya masuk karena adanya kerusakan pada gigi maupun infeksi di daerah mulut.
“Kuman salah satunya dapat berasal dari kondisi kesehatan gigi yang buruk seperti gigi berlubang parah,” ujar pakar kardiologi dari RSJPD Harapan Kita dr. BRM Ario Soeryo Kuncoro dalam peluncuran Bulan Kesehatan Gigi Nasional 2021 : Gigi Kuat, Hidup Sehat untuk #SenyumIndonesia yang digelar PT. Unilever Indonesia, Kamis (23/9/2021).
Selain masuk melalui lubang pada gigi, lanjut Ario, sumber infeksi lainbisa berasal dari pemakaian infus atau jarum suntik yang terus menerus, berulang, dan tidak dilakukan desinfektan dengan baik. Salah satu contohnya yakni pemakaian jarum suntik pada orang-orang yang memakai narkotika. Kemudian juga bisa terjadi apabila ada infeksi pada usus dan kulit.
“Kuman akan menempel pada lapisan jantung yang rentan atau mengalami kerusakan dan perlahan berkembang dan merusak jaringan sekitarnya,” sebutnya.
Adapun mereka yang berisiko mengalami endokarditis di antaranya penderita penyakit jantung bawaan, kerusakan atau lubang di katup jantung contohnya katup yang bocor, katup jantung buatan, masalah pada gigi dan mulut yang berat, hemodialisis atau gagal ginjal kronis, kateter atau alat infus pada pembuluh darah yang dipasang dalam jangka waktu yang lama, hingga mereka yang sistem kekebalan tubuhnya lemah.
Fejala penyakit ini biasanya ditandai dengan demam lebih dari seminggu bahkan berbulan-bulan. Haya saja demam yang dirasakan tidak tinggi diikuti gejala badan lemah, berat badan turun tanpa sebab yang jelas.
Ario menerangkan endokarditis perlu segera ditangani karena dapat mengancam jiwa penderitanya. Misal, katup jantung yang sudah ada tumpukan kuman kemudian terjadi kerusakan, robek, dan bahkan dalam beberapa kasus membuat bagian struktur katup itu putus sehingga terjadi kebocoran, dapat menimbulkan keluhan seperti gagal jantung.
Ilustrasi serangan jantung
Selain keluhan gagal jantung, tumpukan kuman bisa menyebabkan absen atau penumpukan nanah di jantung. Apabila lepas dan menyebar bisa menimbulkan stroke berat, penumpukan nanah di otak, paru-paru atau organ lain dimana kuman tersebut menempel.
“Kita sering dapatkan pasien gangguan ginjal dan timbulkan kematian,” tambahnya.
Begitu pula bagi mereka yang menjalani operasi katup buatan. Ario menjelaskan proses penggantian katup ini membuat bagian struktur jantung rentan mengalami luka sehingga apabila ada sumber infeksi, itu akan mudah menempel. Bisa saja terjadi kondisi jahitan hampir lepas dan katup mengalami kebocoran.
“Pasien harus dipoperasi untuk bersihkan kuman dan penggantian katup jantung. Jika tidak ditolong segera timbulkan kematian,” tegasnya.
Ario menambahkan endokarditis diperkirakan terjadi pada 3-9 kasus dari 100.000 orang setiap tahunnya di dunia. Pria lebih banyak mengalami kondisi ini. Sementara tingkat kematian pasien dengan endokarditis yang dirawat berkisar antara 15-30 persen.
Editor: M R Purboyo
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.