Ilustrasi kontrasepsi. (Dok. Reproductive Health Supplies Coalition dari Unsplash)

Hari Kontrasepsi Sedunia Jadi Momentum Kendalikan Populasi

29 September 2021   |   13:50 WIB

Setiap 26 September, Hari Kontrasepsi Sedunia dirayakan sebagai bentuk akan kesadaran terhadap penggunaan kontrasepsi sebagai alat yang bisa menjaga keseimbangan pertumbuhan masyarakat secara luas, serta sebagai tindakan preventif dalam perencanaan keluarga.

Kesadaran akan penggunaan kontrasepsi didasari atas penggunaannya yang belum banyak digalakkan baik bagi perempuan maupun laki-laki. Hal ini terjadi karena beberapa hal, mulai dari edukasi kepada masyarakat yang minim serta munculnya berbagai anggapan akan adanya efek samping dari penggunaan KB.

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menegaskan perlunya tiga upaya dalam meningkatkan akses terhadap pemakaian kontrasepsi sebagaimana disampaikan dalam webinar Rabu (29/9/2021).

Pertama, edukasi kepada masyarakat dengan berbagai pendekatan seperti iklan layanan masyarakat. Edukasi ini bertujuan untuk mempromosikan pentingnya program KB dalam mencegah stunting serta masalah kesehatan lain seperti penyakit mental yang terbentuk akibat kehamilan dan kelahiran yang tidak direncanakan.

Kedua, inovasi berbagai macam produk KB yang sesuai dengan gaya hidup dan kondisi kesehatan masyarakat. Beberapa di antaranya adalah dengan membuat kontrasepsi suntik, kontrasepsi oral yang juga memiliki manfaat kecantikan kulit, kontrasepsi pil KB, dan kontrasepsi dalam bentuk IUD yang disesuaikan dengan kebutuhan rahim.

Ketiga, layanan telemedisin yang mudah dan gratis sebagai cara untuk mendekatkan kesadaran akan pentingnya program KB dan kesehatan reproduksi kepada masyarakat. Layanan yang dinamakan Halo DKT ini dibuka di dalam aplikasi obrolan WhatsApp untuk mempermudah konsultasi kesehatan dari para dokter dan bidan.

Tidak hanya menyediakan berbagai upaya dan solusi, BKKBN juga mulai menggalakkan penggunaan kontrasepsi melalui imbauan kepada pasangan berusia subur di masa pandemi dalam merencanakan keluarga.

Kalis Mardiasih, aktivis perempuan dan pengamat isu kesehatan reproduksi, mengungkapkan bahwa imbauan tentang pendidikan seks penting untuk membuat keputusan tentang kesehatan seksual dan reproduksi dalam jangka panjang.

"Pendidikan seksual yang komprehensif sudah banyak diterapkan di negara-negara maju, namun masih sangat sulit diperoleh di Indonesia. Padahal, hal-hal sesederhana seperti cara menunda kehamilan, mengatur jarak kelahiran anak, dan mencegah penyebaran infeksi menular seharusnya dijadikan pengetahuan dasar," jelas Kalis.

Imbauan lainnya yang juga disarankan oleh Kalis maupun BKKBN adalah dengan melakukan perencanaan kehamilan, penggunaan kontrasepsi yang konsisten dan tidak diputus, melakukan konsultasi kepada ahli kesehatan jika mengalami keluhan saat pemakaian kontrasepsi, dan pemakaian KB saat tidak bisa pergi ke tempat layanan KB dan setelah persalinan di masa pandemi.

Editor: Fajar Sidik

SEBELUMNYA

Begini Cara Menghasilkan Cuan sebagai Content Creator Kuliner

BERIKUTNYA

Efektif, Berikut 3 Keunggulan Promosi dengan Nano Influencer

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: