Covid-19 Bukan Flu, Pencegahannya Diprediksi Butuh Satu Dekade
29 September 2021 |
09:18 WIB
Beberapa pakar kesehatan di luar negeri menyebut Covid-19 akan menjadi flu biasa. Virus inipun diyakini bisa dikendalikan pada tahun depan. Namun Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman meminta masyarakat tidak cepat-cepat menafsirkannya bahwa virus ini seperti virus corona sebelumnya, kemudian dengan cepat mengendurkan protokol kesehatan.
Dicky menyebut kesamaan yang dibicarakan para ahli yakni potensi Covid-19 menjadi endemi seperti halnya flu. Kendati demikian, ini pun bukan pilihan solusi yang tepat karena pemikiran membiarkan Covid-19 menjadi endemi akan memiliki banyak dampak buruk terhadap kesehatan masyarakat dan juga kualitas SDM suatu bangsa.
Dia menegaskan fakta ilmiah tentang perkembangan penyakit covid menunjukkan adanya efek setelah pasien selesai masa infeksi, semakin menunjukkan bahwa penyakit ini tidak sama dengan flu.
“Ini bukan flu karena flu tidak menyebabkan kerusakan organ dan tidak juga memiliki dampak jangka panjang,” tegas Dicky.
Dia menuturkan membiarkan Covid-19 menjadi endemi bukanlah rencana yang tepat meski itu akan terjadi secara alami hingga nanti hanya ada strain yang relatif tidak berbahaya, misalnya seperti flu biasa yang ada.
Saat ini yang perlu dilakukan adalah semua pihak harus melawannya dengan vaksinasi dan tindakan pencegahan penularan yang tampaknya akan harus kita lakukan setidaknya selama satu dekade.
“Antara saat ini, dan 5 atau 10 tahun ke depan adalah bahwa Covid-19 dalam bentuknya yang sekarang bukan sesuatu yang kita inginkan mewabah, dan saat 5 atau 10 tahun ke depan Covid-19 jadi endemi, kita berharap varian yang tersisa tidak berdampak jangka panjang yang merugikan,” tutur Dicky.
Oleh karena itu, protokol kesehatan menurutnya tidak boleh kendur. Pengendalian harus terus dilakukan melalui deteksi yang kuat dengan 3T, pencegahan melalui 5M dan vaksinasi. “Maka kita akan mencegah dampak buruk jangka pendek dan panjangnya,” jelas peneliti pandemi ini.
Editor: Fajar Sidik
Dicky menyebut kesamaan yang dibicarakan para ahli yakni potensi Covid-19 menjadi endemi seperti halnya flu. Kendati demikian, ini pun bukan pilihan solusi yang tepat karena pemikiran membiarkan Covid-19 menjadi endemi akan memiliki banyak dampak buruk terhadap kesehatan masyarakat dan juga kualitas SDM suatu bangsa.
Dia menegaskan fakta ilmiah tentang perkembangan penyakit covid menunjukkan adanya efek setelah pasien selesai masa infeksi, semakin menunjukkan bahwa penyakit ini tidak sama dengan flu.
“Ini bukan flu karena flu tidak menyebabkan kerusakan organ dan tidak juga memiliki dampak jangka panjang,” tegas Dicky.
Dia menuturkan membiarkan Covid-19 menjadi endemi bukanlah rencana yang tepat meski itu akan terjadi secara alami hingga nanti hanya ada strain yang relatif tidak berbahaya, misalnya seperti flu biasa yang ada.
Saat ini yang perlu dilakukan adalah semua pihak harus melawannya dengan vaksinasi dan tindakan pencegahan penularan yang tampaknya akan harus kita lakukan setidaknya selama satu dekade.
“Antara saat ini, dan 5 atau 10 tahun ke depan adalah bahwa Covid-19 dalam bentuknya yang sekarang bukan sesuatu yang kita inginkan mewabah, dan saat 5 atau 10 tahun ke depan Covid-19 jadi endemi, kita berharap varian yang tersisa tidak berdampak jangka panjang yang merugikan,” tutur Dicky.
Oleh karena itu, protokol kesehatan menurutnya tidak boleh kendur. Pengendalian harus terus dilakukan melalui deteksi yang kuat dengan 3T, pencegahan melalui 5M dan vaksinasi. “Maka kita akan mencegah dampak buruk jangka pendek dan panjangnya,” jelas peneliti pandemi ini.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.