Risiko Penyakit Jantung Makin Banyak Ditemukan pada Milenial
27 September 2021 |
20:02 WIB
Kalau beberapa dekade lalu masih banyak orang mengasosiasikan serangan jantung dengan orang-orang berusia lanjut, keadaannya sekarang sudah banyak berubah. Generasi milenial, yang kini berusia antara 25 sampai 40 tahun, disebut mulai rentan akan penyakit tersebut.
Ketua Bidang Komunikasi dan Promotif Yayasan Jantung Indonesia, Mela Sabina, mengungkapkan bahwa penyakit jantung kini bukan hanya dialami oleh orang-orang berusia senja tapi juga banyak menyerang pasien usia muda.
Tingginya prevalensi penyakit jantung di Indonesia banyak disebabkan oleh gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok, sering tidur terlambat, makan-makanan cepat saji, kurang olahraga, dan faktor lainnya.
Perubahan gaya hidup yang lebih sehat harus dilakukan sedini mungkin sebagai investasi kesehatan pada masa depan.
Apalagi pada era serba digitial seperti sekarang, perkembangan teknologi di bidang kesehatan memberikan akses yang lebih mudah bagi siapapun untuk mendapatkan layanan kesehatan.
"Saat ini sudah makin banyak masyarakat yang mengenal dan menggunakan wearable seperti jam atau gelang pintar dengan fitur pengukur frekuensi serta rekaman aktivitas fisik yang dapat menjadi pengingat kala menjalani gaya hidup yang kurang baik," ujarnya dalam acara Yayasan Jantung Indonesia yang diadakan secara virtual.
Pada kesempatan yang sama, Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah, Vito A. Damay, menjelaskan pemeriksaan kesehatan jantung pada pasien muda atau dalam usia produktif sebaiknya dilakukan sedini mungkin.
Untuk mereka yang berusia di bawah 35 tahun, pemeriksaan seperti elektrokardiogram (EKG), treadmill test, USG Jantung, dan CT scan jantung untuk mengetahui tingkat kesehatan jantung.
Pasalnya, jantung koroner dan penyakit jantung lainnya adalah silent killer yang berkontribusi pada 26,4 persen total kematian di Indonesia.
Selain gaya hidup, persentase ini juga disebabkan oleh ketidakpedulian masyarakat untuk memeriksakan kesehatan jantung dan di banyak kasus pasien datang ke rumah sakit dalam keadaan jantung sudah rusak.
Genhype tidak perlu khawatir karena jantung koroner dapat dicegah dengan perubahan pola hidup menjadi lebih sehat.
“Tingkatkan daya tahan tubuh sebaik mungkin, makan makanan yang bergizi, hindari gula, garam serta lemak berlebihan, mengkonsumsi suplemen atau multivitamin bila diperlukan, serta tetap memeriksakan kesehatan Anda secara berkala dengan cara konsultasi dengan dokter Anda melalui fasilitas telemedika. Tapi jangan lupa, jika gejala dirasa mengganggu segera kunjungi fasilitas kesehatan atau rumah sakit terdekat agar segera mendapatkan penanganan lebih lanjut”, ujar Vito.
Editor: Avicenna
Ketua Bidang Komunikasi dan Promotif Yayasan Jantung Indonesia, Mela Sabina, mengungkapkan bahwa penyakit jantung kini bukan hanya dialami oleh orang-orang berusia senja tapi juga banyak menyerang pasien usia muda.
Tingginya prevalensi penyakit jantung di Indonesia banyak disebabkan oleh gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok, sering tidur terlambat, makan-makanan cepat saji, kurang olahraga, dan faktor lainnya.
Perubahan gaya hidup yang lebih sehat harus dilakukan sedini mungkin sebagai investasi kesehatan pada masa depan.
Apalagi pada era serba digitial seperti sekarang, perkembangan teknologi di bidang kesehatan memberikan akses yang lebih mudah bagi siapapun untuk mendapatkan layanan kesehatan.
"Saat ini sudah makin banyak masyarakat yang mengenal dan menggunakan wearable seperti jam atau gelang pintar dengan fitur pengukur frekuensi serta rekaman aktivitas fisik yang dapat menjadi pengingat kala menjalani gaya hidup yang kurang baik," ujarnya dalam acara Yayasan Jantung Indonesia yang diadakan secara virtual.
Pada kesempatan yang sama, Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah, Vito A. Damay, menjelaskan pemeriksaan kesehatan jantung pada pasien muda atau dalam usia produktif sebaiknya dilakukan sedini mungkin.
Untuk mereka yang berusia di bawah 35 tahun, pemeriksaan seperti elektrokardiogram (EKG), treadmill test, USG Jantung, dan CT scan jantung untuk mengetahui tingkat kesehatan jantung.
Pasalnya, jantung koroner dan penyakit jantung lainnya adalah silent killer yang berkontribusi pada 26,4 persen total kematian di Indonesia.
Selain gaya hidup, persentase ini juga disebabkan oleh ketidakpedulian masyarakat untuk memeriksakan kesehatan jantung dan di banyak kasus pasien datang ke rumah sakit dalam keadaan jantung sudah rusak.
Genhype tidak perlu khawatir karena jantung koroner dapat dicegah dengan perubahan pola hidup menjadi lebih sehat.
“Tingkatkan daya tahan tubuh sebaik mungkin, makan makanan yang bergizi, hindari gula, garam serta lemak berlebihan, mengkonsumsi suplemen atau multivitamin bila diperlukan, serta tetap memeriksakan kesehatan Anda secara berkala dengan cara konsultasi dengan dokter Anda melalui fasilitas telemedika. Tapi jangan lupa, jika gejala dirasa mengganggu segera kunjungi fasilitas kesehatan atau rumah sakit terdekat agar segera mendapatkan penanganan lebih lanjut”, ujar Vito.
Editor: Avicenna
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.