Ini Kunci Mencegah Penularan Covid-19 di Sekolah
27 September 2021 |
09:14 WIB
Ruangan kelas dengan ventilasi udara yang buruk menjadi salah satu sumber penyebaran Covid-19 yang sangat cepat. Oleh karena itu, penting bagi pihak sekolah membuat ventilasi dan pengukuran kualitas udara yang baik sebagai langkah pencegahan penularan virus.
Peneliti kualitas udara terkemuka dunia sekaligus penulis The Lancet Report on Airborne Transmission of SARS CoV-2 dan laporan Exhaled CO2 as a Covid-19 Infection Risk Proxy, Profesor Jose-Luis Jimenez menjelaskan berbagai studi menunjukkan peran penting mitigasi risiko berlapis, atau dikenal dengan istilah Swiss Cheese Model dalam menurunkan risiko penularan Covid-19 secara signifikan di berbagai sekolah di belahan dunia.
Manajemen kualitas udara dalam ruangan termasuk pengukuran kadar CO2, ventilasi udara, serta air filtration merupakan komponen kunci dalam menurunkan risiko penularan, sehingga meningkatkan keamanan anak-anak kita bersekolah tatap muka di tengah periode hidup berdampingan dengan Covid-19.
Pendekatan Swiss Cheese Model menekankan tidak adanya solusi tunggal yang dapat secara efektif memerangi penularan virus yang menyerang saluran pernafasan seseorang. Untuk itu, diperlukan strategi mitigasi yang berlapis-lapis.
Dalam Swiss Cheese model, ventilasi dan penyaringan udara menjadi kunci untuk memitigasi risiko penularan virus, dikombinasikan dengan upaya-upaya pencegahan individu seperti memakai masker dan mencuci tangan.
Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Profesor Budi Haryanto menjelaskan pembukaan sekolah adalah langkah penting yang pada akhirnya memang harus dilakukan, melihat potensi dampak belajar dari rumah terhadap perkembangan kognitif dan psikologis anak dalam jangka panjang.
Di sisi lain, semua pihak juga harus memastikan lingkungan belajar yang aman, apalagi dengan sifat virus Covid-19 yang dapat menular lewat udara (airborne).
"Di sinilah peran krusial dari strategi manajemen kualitas udara dalam memastikan keamanan anak-anak kita ketika belajar di dalam ruangan kelasnya," tegasnya.
Terlepas ada atau tidaknya pandemi Covid-19, keberlangsungan ekosistem sekolah yang aman harus diimplementasikan, mengingat udara bersih akan berpengaruh besar dalam jangka panjang terhadap kualitas hidup seseorang pasca pandemi berakhir.
Editor: Fajar Sidik
Peneliti kualitas udara terkemuka dunia sekaligus penulis The Lancet Report on Airborne Transmission of SARS CoV-2 dan laporan Exhaled CO2 as a Covid-19 Infection Risk Proxy, Profesor Jose-Luis Jimenez menjelaskan berbagai studi menunjukkan peran penting mitigasi risiko berlapis, atau dikenal dengan istilah Swiss Cheese Model dalam menurunkan risiko penularan Covid-19 secara signifikan di berbagai sekolah di belahan dunia.
Manajemen kualitas udara dalam ruangan termasuk pengukuran kadar CO2, ventilasi udara, serta air filtration merupakan komponen kunci dalam menurunkan risiko penularan, sehingga meningkatkan keamanan anak-anak kita bersekolah tatap muka di tengah periode hidup berdampingan dengan Covid-19.
Pendekatan Swiss Cheese Model menekankan tidak adanya solusi tunggal yang dapat secara efektif memerangi penularan virus yang menyerang saluran pernafasan seseorang. Untuk itu, diperlukan strategi mitigasi yang berlapis-lapis.
Dalam Swiss Cheese model, ventilasi dan penyaringan udara menjadi kunci untuk memitigasi risiko penularan virus, dikombinasikan dengan upaya-upaya pencegahan individu seperti memakai masker dan mencuci tangan.
Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Profesor Budi Haryanto menjelaskan pembukaan sekolah adalah langkah penting yang pada akhirnya memang harus dilakukan, melihat potensi dampak belajar dari rumah terhadap perkembangan kognitif dan psikologis anak dalam jangka panjang.
Di sisi lain, semua pihak juga harus memastikan lingkungan belajar yang aman, apalagi dengan sifat virus Covid-19 yang dapat menular lewat udara (airborne).
"Di sinilah peran krusial dari strategi manajemen kualitas udara dalam memastikan keamanan anak-anak kita ketika belajar di dalam ruangan kelasnya," tegasnya.
Terlepas ada atau tidaknya pandemi Covid-19, keberlangsungan ekosistem sekolah yang aman harus diimplementasikan, mengingat udara bersih akan berpengaruh besar dalam jangka panjang terhadap kualitas hidup seseorang pasca pandemi berakhir.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.