Partonun menjadi penjaga sekaligus penerus budaya kain ulos. (Dok. Tobatenun)

Platform Tobatenun Angkat Pamor Kain Ulos

24 September 2021   |   19:07 WIB
Image
Nirmala Aninda Asisten Manajer Konten Hypeabis.id

Genhype tahu kan kalau Indonesia itu dianugerahi kekayaan wastra yang beragam, salah satunya adalah kain ulos yang merupakan warisan budaya tekstil berasal dari daerah Batak Toba. Sayangnya, popularitas ulos hari ini belum sebanding dengan batik atau tenun ikat Sumba di dalam maupun luar negeri.

Berangkat dari keinginan untuk memperkenalkan dan melestarikan tenun wastra khas Batak ini, Tobatenun sejak 2020 merintis tiga fokus usaha secara paralel untuk perkuatan ekosistem tenun di Sumatra Utara.
 
  • Tobatenun: platform distribusi produk tenun Sumatra Utara.
  • BORU: usaha pengembangan dan komersial produk turunan tenun seperti ready to wear, accessories dan home decor.
  • Jabu Bonang: usaha pengembangan komunitas artisan kain tenun di Sumatra Utara.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Tobatenun (@tobatenun)




Founder dan CEO PT Toba Tenun Sejahtra Kerri Na Basaria menyadari potensi ulos yang besar untuk dipasarkan di level nasional dan internasional sehingga lewat platform ini dia berupaya untuk melakukan berbagai program kerja yang mencakup pelestarian budaya, pelatihan dan pendidikan perajin, serta pengembangan komunitas dan perempuan.

"Kami juga bekerja sama dengan lembaga pelatihan dan instruktur untuk membekali partonun [perajin ulos] agar dapat meningkatkan kompetensi mereka, baik dari sisi teknis maupun penciptaan desain," ujarnya dalam kesempatan konferensi pers virtual, Jumat (24/9).

Sehingga, tambahnya, kain ulos tidak hanya bernilai budaya tetapi juga dapat memberikan nilai tambah secara ekonomi dan sosial lewat pengayaan kekuatan industri kreatif dan seni Indonesia.

Tenun memang tidak dapat dilepaskan dari peran penenun yang mayoritas perempuan.

Dalam komunitas Batak, partonun adalah penjaga budaya yang bekerja demi kelangsungan warisan budaya, menjaga filosofi hidup orang Batak, serta kemahiran tradisional.

Saat ini, sektor tenun tradisional bertahan berkat generasi perempuan muda Indonesia yang dinamis, yang memadukan kreativitas artistik dengan keterampilan bisnis.

Tobatenun turut memberdayakan sekitar 56 partonun untuk dapat meningkatkan potensi dan keterampilan diri dalam menjaga, mewariskan dan melestarikan Ulos yang berkualitas dan memiliki filosofi penuh makna.
 

Konferensi pers Tobatenun. (Dok. tangkapan layar zoom)

Konferensi pers Tobatenun. (Dok. tangkapan layar zoom)


Salah satunya adalah Denita Manihuruk, mitra partonun dan champion Jabu Bonang yang berharap makin banyak partonun yang mendapatkan kesempatan pelatihan sehingga nantinya ekosistem tenun semakin besar.

Hingga akhir tahun 2021, Tobatenun akan fokus meningkatkan kesadaran publik terhadap warisan kain wastra nusantara, melalui rangkaian aktivitas, khususnya tenun dan ekosistem artisan yang terlibat dibaliknya yang didominasi oleh perempuan.

Bulan September ini Tobatenun mengadakan lomba selendang tenun di wilayah mitra artisan tenun Jabu Bonang.

Di bulan Oktober akan diadakn lelang amal selendang tenun dan peluncuran kalender Heritage 2022. 

Sementara itu, di bulan November Tobatenun akan mengadakan webinar bertajuk From Heritage to Legacy serta kegiatan Heritage Goes to School yang bertujuan memberikan literasi budaya khususnya budaya Batak kepada masyarakat.

Rangkaian acara akan ditutup di bulan Desember, dengan dua kegiatan yaitu kegiatan papsmear bagi perempuan para mitra partonun Jabu Bonang dan pengadaan seminar untuk partonun sebagai upaya meningkatkan literasi kesehatan perempuan dan literasi budaya bagi para artisan Tobatenun.

Editor: Fajar Sidik

SEBELUMNYA

Adopsi Awal Sistem Operasi iOS 15 Rendah, Kenapa Ya?

BERIKUTNYA

USB Type-C Bakal Wajib di Eropa, Kenapa Ya?

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: