Tengok Instalasi Seni Ramah Lingkungan di Markas Besar PBB
22 September 2021 |
15:50 WIB
Sebuah ephemeral fresco, instalasi seni seluas 11.000 meter persegi yang dibuat oleh seniman Swiss, Saype, sedang dipamerkan di halaman Markas Besar PBB di New York, untuk menyambut para pemimpin dunia dalam rangka General Assembly High Level Week.
Instalasi ini menunjukkan dua anak yang sedang membangun dunia masa depan menggunakan origami, menyoroti partisipasi kaum muda.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengutarakan World in Progress II sangat relevan dengan apa yang kita hadapi sekarang.
Ini adalah, secara harfiah, gambaran besar. Baik eksekusi maupun subjeknya sangat monumental dan ambisius.
"Kita harus mundur beberapa langkah, hanya untuk melihatnya secara keseluruhan. Kemudian memahami bahwa itu menunjukkan dua anak, merancang dunia ideal mereka bersama-sama,” katanya pada upacara pembukaan, Sabtu (18/9).
Guterres menjelaskan bahwa, seperti halnya karya seni, misi PBB jauh melampaui apa yang dapat kita lihat di sekitar kita.
“Sebagian besar terletak di luar pandangan kami. Pekerjaan kami multilateral, dan multi-generasi. Dan masing-masing dari kita memainkan peran penting dalam menciptakan keseluruhan," tambahnya.
Guillaume Legros, atau Saype, nama seniman yang terinspirasi dari singkatan kata “say” dan “peace”, terkenal dengan penemuan proses melukis yang ramah lingkungan.
Teknik khusus memungkinkan dia untuk membuat lukisan besar atau frescoes langsung di rumput.
“Dalam dua pekan, tidak akan ada yang tersisa karena rumput tumbuh kembali. Hujan juga dapat mempercepat proses penghancuran,” katanya.
Saype menambahkan bahwa dia menghabiskan lebih dari setahun untuk menemukan pigmen yang tepat untuk karya ini.
Seniman ini juga pernah memamerkan kreasinya bertajuk World in Progress I, di gedung PBB bersamaan dengan peringatan 75 tahun PBB di Jenewa, Swiss.
Di bagian tengah kreasinya, ada burung merpati yang melambangkan kedamaian.
Ide dasarnya adalah, di satu sisi, ketika berbicara tentang anak-anak kita bertanya pada diri sendiri tanggung jawab apa yang kita miliki terhadap mereka.
Namun di sisi lain, anak-anaklah yang akan hidup di dunia masa depan.
"Artinya kita harus benar-benar belajar untuk hidup bersama di dunia yang juga hyper-connected," ujarnya.
Editor: Avicenna
Instalasi ini menunjukkan dua anak yang sedang membangun dunia masa depan menggunakan origami, menyoroti partisipasi kaum muda.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengutarakan World in Progress II sangat relevan dengan apa yang kita hadapi sekarang.
Ini adalah, secara harfiah, gambaran besar. Baik eksekusi maupun subjeknya sangat monumental dan ambisius.
"Kita harus mundur beberapa langkah, hanya untuk melihatnya secara keseluruhan. Kemudian memahami bahwa itu menunjukkan dua anak, merancang dunia ideal mereka bersama-sama,” katanya pada upacara pembukaan, Sabtu (18/9).
Guterres menjelaskan bahwa, seperti halnya karya seni, misi PBB jauh melampaui apa yang dapat kita lihat di sekitar kita.
“Sebagian besar terletak di luar pandangan kami. Pekerjaan kami multilateral, dan multi-generasi. Dan masing-masing dari kita memainkan peran penting dalam menciptakan keseluruhan," tambahnya.
Thank you to @saype_artiste & @Swiss_UN for this stunning, ecofriendly fresco painted on the lawn of UNHQ ahead of #UNGA.
— United Nations (@UN) September 18, 2021
The artwork, showing two children working to build the world of tomorrow, is a beautiful reminder of the need to work together for a better future. pic.twitter.com/atKFAdMRaT
Guillaume Legros, atau Saype, nama seniman yang terinspirasi dari singkatan kata “say” dan “peace”, terkenal dengan penemuan proses melukis yang ramah lingkungan.
Teknik khusus memungkinkan dia untuk membuat lukisan besar atau frescoes langsung di rumput.
“Dalam dua pekan, tidak akan ada yang tersisa karena rumput tumbuh kembali. Hujan juga dapat mempercepat proses penghancuran,” katanya.
Saype menambahkan bahwa dia menghabiskan lebih dari setahun untuk menemukan pigmen yang tepat untuk karya ini.
Seniman ini juga pernah memamerkan kreasinya bertajuk World in Progress I, di gedung PBB bersamaan dengan peringatan 75 tahun PBB di Jenewa, Swiss.
Di bagian tengah kreasinya, ada burung merpati yang melambangkan kedamaian.
Ide dasarnya adalah, di satu sisi, ketika berbicara tentang anak-anak kita bertanya pada diri sendiri tanggung jawab apa yang kita miliki terhadap mereka.
Namun di sisi lain, anak-anaklah yang akan hidup di dunia masa depan.
"Artinya kita harus benar-benar belajar untuk hidup bersama di dunia yang juga hyper-connected," ujarnya.
Editor: Avicenna
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.